http:penakayu.blogdrive.com http:72.14.235.132search?
q=cache:NWW_8ut3HucJ:luluk.staff.gunadarma.ac.id http:72.14.235.132search?
q=cache:jwD23WexAZoJ:resources.unpad.ac.id http:erwinarianto.multiply.comjournalitem
http:cokroaminoto.wordpress.com http:ilmiahmanajemen.blogspot.com
BAB XII Manajemen Stress
PENDAHULUAN
Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak sulit dan membuat ketidakseimbangan dalam hidup. Dalam perilaku
organisasi, dibutuhkan suatu manajemen stress untuk menghadapi tuntutan yang berlebihan. Tujuan manajemen stress untuk
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Manajemen stress akan menganalisa pengaruh stress
pada kinerja dan kemampuan berpikir seseorang.
A. KONSEP STRESS
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari perubahan yang
memerlukan penyesuaian. Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera,
sakit atau kematian orang yang dicintai, putus cinta. Perubahan Perilaku Organisasi
83
positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta.
Menilik dari pengertian stress sendiri, maka berbagai pengertian manajemen stress pun diungkap sebagai berikut:
“Stress n, Psychological and physical strain or tension
generated by physical, emotional, social, economic, or occupational circumstances, events, or experiences that are
difficult to manage or endure.” Colman, Andrew M. 1
st
ed.. 2001. Oxford Dictionary Of Psychology. hal. 711
Manajemen stres adalah kemampuan untuk mengendalikan
diri ketika situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang ada memeberi tuntutan yang berlebihan.
B. MEKANISME STRESS
Stress baru nyata dirasakan apabila keseimbangan diri
terganggu. Artinya kita baru mengalami highlight manakala kita mempresepsi tekanan dari stressor melebihi daya tahan yang
kita punya untuk menghadapi tekanan tersebut. Jadi selama kita memandang diri kita masih bisa menahan tekanan
tersebut, yang kita presepsi lebih ringan dari kemampuan kita menahan maka tekanan highlight belum nyata. Akan tetapi
apabila tekanan tersebut bertambah besar dari stressor yang sama atau dari stressor lain secara bersamaan tekanan
menjadi nyata, kita kewalahan dan merasakan stress
. Selama pikiran tidak menghentikan pengiriman tanda bahaya
ke otak, mekanisme Stress ini berjalan terus. Belakangan ini sejumlah penelitian paduan bidang psikologi dan syaraf
Goleman, 2007 menemukan bahwa otak manusia memiliki banyak neuron counterpart yang bekerja otonom menangkap
vigilance pada saat kita ber- interaksi sosial, kemudian membangun set-up sistem sirkuit yang sesuai dengan
Perilaku Organisasi 84
bacaannya. Dengan perkataan lain, meskipun secara mental kita bisa melakukan adjustment, tubuh secara otonom
melakukan mekanisme pertahanan atau perlindungan sesuai bacaan neuron mirror.
C. KATEGORI STRESS