mengharapkan   apapun   Wignyo-soebroto,   1987.   Kesediaan pegawai   untuk   mempertahankan   diri   bekerja   dalam   organisasi
adalah   hal   yang   penting   dalam   menunjang   komitmen   pegawai terhadap   organisasi   dimana   mereka   bekerja.   Hal   ini   dapat
diupayakan   bila   pegawai   merasakan   adanya   keamanan   dan kepuasan di dalam organisasi tempat ia bergabung untuk bekerja.
D. PENDEKATAN TERHADAP KOMITMEN
Allen dan Meyer 1990 dalam Yuwono, 2005:140-141 merumuskan tiga komponen yang mempengaruhi komitmen organisasi sehingga
karyawan   memilih   tetap   atau   meninggalkan   organisasi berdasarkan   norma   yang   dimilikinya.   Komponen-komponen
tersebut adalah:
Komitmen afektif, berkaitan dengan keinginan untuk terikat pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena
keinginannya sendiri. Kunci dari komitmen ini adalah want
to.   Individu   merasakan   adanya   kesesuaian   antara   nilai pribadinya dan nilai-nilai organisasi.
Komitmen continuance,   suatu   komitmen   yang   didasarkan
akan kebutuhan rasional. Komitmen ini terbentuk atas dasar untung   rugi,   dipertimbangkan   atas   apa   yang   harus
dikorbankan   bila   menetap   pada   organisasi.   Kunci   dari komitmen  ini adalah  kebutuhan untuk  bertahan
need to. Komitmen  ini lebih mendasarkan keterikatannya pada
cost benefit analysis.
Komitmen normatif, komitmen yang didasarkan pada norma yang   ada   dalam   diri   karyawan,   berisi   keyakinan   individu
akan tanggung jawab terhadap organisasi. Dia merasa harus bertahan   karena   loyalitas.   Kunci   dari   komitmen   ini   adalah
kewajiban untuk bertahan dalam organisasi
ough to. Tipe komitmen ini lebih dikarenakan nilai-nilai moral yang dimiliki
karyawan secara pribadi.
Perilaku Organisasi 75
PENUTUP
Komitmen   merupakan   usaha   untuk   menumbuhkan   suatu kepercayaan   dan   keinginan   untuk   mencapai   tujuan.   Komitmen
pada organisasi ditandai dengan adanya loyalitas dan identifikasi diri   terhadap   organisasi.   Komitmen   pada   organisasi   tidak   hanya
menyangkut   pada   kesetiaan   karyawan   tetapi   juga   melibatkan hubungan   komunikasi   yang   harmonis.   Karyawan   harus   memiliki
kemauan sendiri untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada dirinya   guna   membantu   merealisasika   tujuan   dan   kelangsungan
organisasi.   Adanya   keyakinan   yang   kuat   membuat   seseorang mempunyai   motivasi,   dari   keyakinan   dan   motivasi   tersebut
seseorang   mempunyai   komitmen   untuk   dapat   mencapai   tujuan tersebut.   Komitmen   seseorang   sangat   dibutuhkan   dalam   ruang
lingkup   organisasi,   karena   dengan   adanya   komitmen   maka seseorang   memiliki   tanggung   jawab   untuk   meningkatkan   kinerja
untuk dapat mengembangkan potensi dirinya dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
SUMBER REFERENSI :
http:arahbalik.blogspot.com http:www.pulsaholic.comblog.php?user=olikblogentry_id=444
http:ulyniamy.wordpress.com20100707komitmen-organisasi
Perilaku Organisasi 76
BAB XI Konflik dalam organisasi
PENDAHULUAN
Konflik merupakan suatu pertentangan antara pihak – pihak yang saling   memandang   satu   sama   lainnya   sebagai   pengganggu
tercapainya   suatu   tujuan   yang   ingin   dicapai.   Di   dalam perusahaanorganisasi,   pemimpin   harus   mampu   menangani
masalah dan konflik yang terjadi dalam organisasi yang ia pimpin. Ia   harus   mengetahui   apa   saja   konflik   yang   timbul,   baik   antar
individu, kelompok atau organisasi yang lainnya. Munculnya konflik akan   berdampak   positif   dan   negatifnya.   Jadi   perilaku   organisasi
mempelajari tetang betapa pentingnya konflik dalam organisasi.
A. HAKIKAT KONFLIK ORGANISASI
Konflik   diyakini   sebagai   suatu   fakta   utama   dalam masyarakat,   baik   itu   masyarakat  agraris   maupun   masyarakat
modern. Konflik lebih banyak difahami sebagai keadaan tidak berfungsinya,   komponen-komponen   masyarakat   sebagaimana
mestinya   atau   gejala   penyakit   dalam   masyarakat   yang terintegrasi secara tidak sempurna. Tetapi, secara empiris, tidak
diakui   karena,   orang   lebih   memilih   stabilitas   sebagai   hakikat masyarakat.
Sebaliknya   konfik   mempunyai   fungsi-fungsi   positif,   salah satunya   ialah   mengurangi   ketegangan   tersebut   tidak
bertambah   dan   menimbulkan   kekerasan   yang   memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan.
Pengertian konflik
Perilaku Organisasi 77