Bentuk- Bentuk Konflik Organisasi Pendekatan- Pendekatan untuk Menangani Konflik Organisasi Konflik Organisasi dan Kinerja

3 konflik kelompok dengan kelompok Ini bisa terjadi antara kelompok pimpinan dengan kelompok karyawan, kelompok pimpinan dengan kelompok pimpinan yang lain dalam berbagai tingkatan maupun antara kelompok karyawan dengan kelompok karyawan yang lain.

B. Bentuk- Bentuk Konflik Organisasi

Konflik yang terjadi dalam masyarakat atau dalam sebuah organisasi dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk atau cara :  Konflik antar bawahan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.  Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.  Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.  Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.  Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.

C. Pendekatan- Pendekatan untuk Menangani Konflik Organisasi

aPendekatan Pencegahan,  Meningkatkan partisipasi seluruh elemen pelaku organisasi khususnya subordinasi dalam perumusan kebijakan dan perencanaan perusahaan,  Melakukan sosialisasi dan internalisasi strategi dan kebijakan perusahaan, Perilaku Organisasi 79  Penyediaan sumberdaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dan distribusi secara lengkap dan bersinambung,  Membangun struktur organisasi yang fleksibel dalam mengembangkan komunikasi dan koordinasi yang efektif serta dinamika kelompok,  Membangun suasana kekeluargaan dan kebersamaan secara psikologis. b Pendekatan Penghindaran  Menarik diri secara ikhlas dari konflik sebelum datangnya konflik yang parah,  Setiap yang berkonflik siap menghilangkan keegoannya masing-masing,  Kesediaan membuka pintu maaf. c Pendekatan Pemecahan konflik.  Yang berkonflik saling mengidentifikasi penyebab konflik secara terbuka,  Memperkecil perbedaan-perbedaan; sebaliknya menumbuhkan pemahaman bersama tentang kerugian adanya konflik yang berkepanjangan,  Mengembangkan tujuan dan kepentingan bersama di antara yang berkonflik,  Menggunakan peran mediator yang netral, obyektif, akhli, dan berpengalaman.

D. Konflik Organisasi dan Kinerja

Dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar, dalam hal pembagian kerja, sering menimbulkan konflik, antara unit Perilaku Organisasi 80 kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konflik ini dikarenakan adanya perbedaan tujuan antara satu pihak dengan pihak lain yang terlibat dalam konflik tersebut. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dan koordinasi antar struktur dalam organisasi atau antar organisasi sehingga dapat meminimalkan terjadinya perbedaan. Ross 1993 mengemukakan ada dua sumber konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi atau kelompok, adalah adanya unsur persaingan dan unsur kekuatan. Menurut teori struktur, konflik dipicu oleh sosial adanya persaingan antara pihak-pihak yang berkepentingan.Tindakan terhadap pihak lain dalam pemikiran teori struktur social akan menciptakan tantangan nyata untuk meningkatkan solidaritas dan respon kolektif dalam menghadapi lawan. Selanjutnya pihak-pihak tersebut melakukan konsolodasi secara sadar sehingga membentuk suatu kekuatan dalam menghadapi konflik tersebut. Misalnya pekerja pada perusahaan menginginkan kebutuhan hidup mereka dapat dipenuhi oleh perusahaan sedang pemilik perusahaan mempunyai kepentingan lain untuk mengembangkan perusahaan perlu memperkuat posisi persaingan. Persaingan dapat diperkuat bila perusahaan mampu menguasai pasar. Penguasaan pasar bisa ditempuh antara lain dengan menekan harga dibawah harga perusahaan lain. Penekaanan harga hanya dimungkinkan bila menekan biaya produksi, penekanan biaya produksi bisa ditempuh diantaranya dengan menekan biaya tenaga kerja, sedangkan karyawan berkeinginan memperoleh gaji yang mencukupi. Perbedaan semacam ini sering kali diantara menjadi pemicu terjadinya konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan perusahaan, bila tidak ditangani secara serius akan menimbulkan dampak yang sangat berarti bagi usaha Perilaku Organisasi 81 pencapaian tujuan perusahaan , salah satunya adalah rendahnya kinerja karyawan secara keseluruhan akan mempengaruhi produktifitas perusahaan Anoroga 1992: 101 Akan tetapi tidak hanya itu saja yang ditimbulkan oleh konflik yang tidak ditangani secara tepat dan bijaksana, dapat pula berakibat langsung pada diri karyawan, karena mereka dalam keadaan suasana serba salah sehingga mengalami tekanan jiwa stress. PENUTUP Konflik adalah suatu proses interaksi terhadap suatu pendapat yang saling berbeda satu sama lainnya dan berakibat kepada perselisihan antara pihak – pihak yang bertentangan. Konflik bermula pada suatu perbedaan pendapat, pemenuhan kebutuhan, dan tindakan antara pihak – pihak bertentangan. Konflik akan semakin bertambah parah apabila antara pihak yang bersengketa tidak ada yang mau kalah. Apabila konflik ini terjadi di suatu organisasi makan akan berdampak luas kepada yang lainnya. Apabila ada yang bertentangan, maka kinerja dari seseorang pun akan menurun dan berdampak pada kualitas dan pencapain tujuan. Konflik bisa terjadi pada individu, kelompok maupun organisasi. Dalam pemecahan nya harus melalui pendekatan – pendekatan secara baik – baik dan harus bisa saling menahan diri dalam perselisihan. SUMBER REFERENSI : Robbins, Stephen P. 2005. Perilaku Organisasi . Jakarata: Erlangga. Perilaku Organisasi 82 http:penakayu.blogdrive.com http:72.14.235.132search? q=cache:NWW_8ut3HucJ:luluk.staff.gunadarma.ac.id http:72.14.235.132search? q=cache:jwD23WexAZoJ:resources.unpad.ac.id http:erwinarianto.multiply.comjournalitem http:cokroaminoto.wordpress.com http:ilmiahmanajemen.blogspot.com

BAB XII Manajemen Stress