Daerah Endemik Daerah Reseptif

2.8.3. Pengobatan Massal Mass Drug Administration = MDA

Pengobatan massal pada saat terjadi Kejadian Luar Biasa KLB malaria, mencakup 80 jumlah penduduk daerah KLB. Sebagai bagian dari upaya penanggulangan malaria.

2.8.4. Profilaksis

Pengobatan pencegahan dengan sasaran warga transmigrasi dan ibu hamil yang tinggal di daerah endemis malaria. 2.9. Pencegahan Malaria 2.9.1. Pencegahan Primer a. Tindakan pencegahan terhadap manusia 22 Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan. b. Kemoprofilaksis Tindakan terhadap Plasmodium Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan dengan nyamuk namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi resiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Dulu malaria diobati dengan klorokuin, setelah ada laporan resistensi, saat ini telah dikembangkan pengobatan baru dengan tidak menggunakan obat tunggal saja tetapi dengan kombinasi yaitu dengan ACT Artemisinin Based Combination Therapy. 5 d. Tindakan pengendalian vektor. 12,13 Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria. Beberapa upaya pengendalian vektor yang dilakukan misalnya terhadap jentik dilakukan larviciding tindakan pengendalian larva Anopheles sp secara kimiawi menggunakan insektisida, biological control menggunakan ikan pemakan jentik, manajemen lingkungan dan lain-lain. Pengendalian terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan dinding rumah dengan insektisida IRSindoor residual spraying atau menggunakan kelambu berinsektisida. Namun perlu ditekankan bahwa pengendalian vektor harus dilakukan secara REESAA rational, effective, efisien, suntainable, affective dan affordable mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik vektor yang beraneka ragam sehingga pemetaan breeding places dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah, seluruh stakeholder dan masyarakat dalam pengendalian vektor malaria.

2.9.2. Pencegahan Sekunder

22,23 Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit atau suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan yang ditujukan kepada mereka yang sudah tertular oleh parasit penyebab malaria atau