tidak menggunakan obat tunggal saja tetapi dengan kombinasi yaitu dengan ACT Artemisinin Based Combination Therapy.
5
d. Tindakan pengendalian vektor.
12,13
Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria.
Beberapa upaya pengendalian vektor yang dilakukan misalnya terhadap jentik dilakukan larviciding tindakan pengendalian larva
Anopheles sp secara kimiawi menggunakan insektisida, biological
control menggunakan ikan pemakan jentik, manajemen lingkungan
dan lain-lain. Pengendalian terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan dinding rumah dengan insektisida IRSindoor
residual spraying atau menggunakan kelambu berinsektisida. Namun
perlu ditekankan bahwa pengendalian vektor harus dilakukan secara REESAA rational, effective, efisien, suntainable, affective dan
affordable mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan
bionomik vektor yang beraneka ragam sehingga pemetaan breeding places
dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting. Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah, seluruh stakeholder dan
masyarakat dalam pengendalian vektor malaria.
2.9.2. Pencegahan Sekunder
22,23
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit atau suatu perkembangan ke arah kerusakan atau ketidakmampuan yang
ditujukan kepada mereka yang sudah tertular oleh parasit penyebab malaria atau
menderita malaria positip. Pencegahan sekunder pada penderita malaria dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
a. Pencarian secara aktif penderita malaria melalui skrining dan secara pasif dengan cara melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan
kasus malaria. b. Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat serta adekuat untuk
menghentikan proses penyakit dan mencegah komplikasi. c. memperbaiki status gizi guna membantu proses penyembuhan.
2.9.3. Pencegahan Tertier
a. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat
karena infeksi P. falciparum. Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan kesadaran sampai gangguan fungsi organ tertentu dan
gangguan metabolisme. Prinsip penanganan malaria berat: -
Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin -
Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas
- Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda
vital untuk mencegah memburuknya fungsi organ vital. b. Rehabilitasi mentalpsikologis
Pemulihan kondisi penderita malaria,memberikan dukungan moril kepada penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria,