KAJIAN TRANSPORTASI Kajian jaringan transportasi dalam manajemen rantai pasokan bunga krisan di jawa barat (Studi Kasus di PT. Saung Mirwan)

40 Tabel 8. Daftar pemasok bahan baku PT. Saung Mirwan No. Bahan baku produksi Pemasok dan lokasi 1. Sekam Pak Ahmad Pasir Muncang dan Pak Ajikardi Cidokom 2. Cocopeat Pak Awan Tasik 3. Peat moss Pak Dedy Tasik 4. Pasir Sinar Setia Bogor 5. Pupuk PT. Andalas Ciawi, Mitra Djaya Bogor 6. Pestisida Sari Tani Cipanas 7. Pot Mitra Djaya Bogor dan Bumi Mandiri 8. Kertas prola PD. Terus Jaya Bogor, Lenalda Jakarta 9. Karton dus Riski Kemas Maju Cibinong 10. Plastik PT. Nevo Plastik Bandung 11. Selotip Adi Unisindo Ciawi A.5.2 Profil Pembeli Para pembeli produk bunga krisan dari PT. Saung Mirwan bervariasi sistem transaksi dan daerah asalnya. Sistem transaksi yang ada terdiri atas Cash or Invoice and Carry, abondemen dan kontraktual. Cash or Invoice and Carry merupakan sistem yang terjadi pada para pembeli yang datang langsung ke perusahaan untuk membeli bunga lalu membayar langsung cash atau ditangguhkan invoice. Abondemen adalah pengiriman tetap bunga dari perusahaan kepada pembeli melalui pemesanan oleh agen bunga. Sistem pembayaran ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan kontraktual merupakan sistem transaksi paling lama yaitu minimal enam bulan dengan kuantitas order minimal antara 700 – 1000 ikat untuk bunga potong. Total pembeli bunga customerpelanggan dari PT Saung Mirwan sampai Maret 2010 adalah 41 pelanggan. Daftar pelanggan bunga PT Saung Mirwan sampai Maret 2010 dapat dilihat pada Lampiran 4.

B. KAJIAN TRANSPORTASI

B.1 Organisasi Transportasi Organisasi transportasi merupakan suatu kelompok orang yang terdiri atas anggota-anggota yang saling berkaitan dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan manajemen transportasi. Tujuan manajemen transportasi adalah untuk memindahkan atau mengangkut barang atau penumpang dari suatu lokasi ke lokasi lain secara efektif dan efisien. Pada sebuah perusahaan yang menghasilkan berbagai produk yang akan didistribusikan berarti organisasi transportasi bertujuan untuk mengatur kedatangan bahan baku produksi dari para pemasok dan mengatur distribusi produk kepada konsumen. Organisasi transportasi yang sehat sangat penting dicapai karena dapat : a. Memudahkan terselenggaranya administrasi dan sistem pelaporan b. Memungkinkan pertumbuhan dan diversifikasi usaha c. Memberi kesempatan untuk penerapan kemajuan teknologi yang cocok secara optimal d. Merangsang pikiran yang kreatif dan prakarsa melalui tugas-tugas pekerjaan yang ditentukan PT. Saung Mirwan yang memproduksi bunga krisan dan sayur-sayuran mendistribusikan produknya kepada konsumen menggunakan moda angkutan darat yang berpendingin untuk menjaga kualitas bunga dan sayuran. Kedatangan bahan baku produksi seperti pupuk, kertas, karton dus dan lain-lain, tidak menjadi tanggung jawab bagian transportasi perusahaan. Bahan baku produksi sebagian besar dikirim langsung oleh para pemasok ke perusahaan sesuai kebutuhan perusahaan. Jumlah pengiriman bahan baku produksi tidak tetap pada jadwal tertentu tetapi tergantung pada 41 jumlah kebutuhan untuk produksi yang akan dilakukan. Semakin tinggi pemesanan produk bunga misalnya bunga krisan pot dari konsumen maka semakin tinggi pula kebutuhan sekam, cocopeat, peat moss sebagai media tanam, pot dan lain-lain yang merupakan bahan baku untuk produksi bunga krisan pot. Pengiriman produk bunga bunga potong dari perusahaan menuju lokasi pelanggan dilakukan sesuai rentang waktu yang telah disepakati antara pembeli dan sales. Sedangkan pada pengiriman bibit ekspor unrooted cuttings dan bibit lokal rooted cuttings dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh pembeli. Perbedaan ini terjadi karena adanya pemesanan tetap oleh pelanggan bibitstek. Pada produk bibit, jadwal pengiriman meliputi varietas dan kuantitas telah ditetapkan di awal minggu. Contoh jadwal pengiriman pada bibit bunga krisan dapat dilihat pada Lampiran 5. B.2 Pemilihan Alat Transportasi Mutu bunga potong bergantung pada penampilan dan daya tahan kesegarannya. Bunga dengan mutu prima tentu mempunyai nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan mutu bunga potong berkualitas rendah. Untuk mempertahankan mutu bunga potong perlu dilakukan beberapa perlakuan saat bunga siap panen sampai tiba di tangan konsumen. Penanganan pasca panen sudah diuraikan sebelumnya di bagian tinjauan proses produksi. Salah satu tahap yang perlu diperhatikan adalah saat pengangkutan. Secara umum pemilihan alat transportasi dilakukan agar barang atau orang yang diangkut sampai di tujuan tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada barang yang diangkut sehingga kegiatan pengangkutan ini dapat memuaskan pihak pengirim dan penerima barang. Menurut Nasution 2008, ada lima alat angkutan yang dapat dipilih oleh perusahaan sehubungan dengan transportasi barang ke gudang dealer dan pelanggannya, yaitu : a pengangkutan dengan kereta api b melalui perairan kapal c dengan truk d dengan pesawat udara e melalui pipa PT. Saung Mirwan menggunakan mobil box berpendingin untuk mengangkut produk bunga kepada pelanggan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas bunga sehingga tetap segar sampai di tangan konsumen. Suhu pendingin yang digunakan rata-rata 8ºC. Selain itu untuk menjaga kondisi bunga agar tetap baik maka bunga dikemas dengan kertas prola lalu dilakukan pengepakan menggunakan karton dus yang cukup kuat sehingga tidak akan rusak saat disusun secara bertindihan di dalam kendaraan. Untuk bunga potong pengemasan dilakukan dengan membungkus setiap ikat bunga yang setiap ikat terdiri atas 10 tangkai. Pada bunga potong standar terdapat dua kali pengemasan yaitu pengemasan per ikat dan pengemasan per tangkai yaitu setiap kuntum bunga dibungkus kertas yang dibentuk sebelumnya sehingga dapat melindungi kuntum bunga saat terjadi goncangan. Bagian transportasi PT. Saung Mirwan melakukan pengiriman bunga dengan cara menggabungkannya dengan sayuran dalam satu kendaraan yang hari pengirimannya sama dan daerah tujuan yang berdekatan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan kapasitas ruang box pada kendaraan yang digunakan dan agar biaya pengiriman produk dapat terpenuhi. Setiap pelanggan bunga atau sayur memiliki daya beli yang relatif berbeda sehingga kuantitas produk yang dibeli pun beragam. Oleh karena itu barang kiriman untuk beberapa pelanggan yang berbeda dapat digabungkan dan dikirim dalam satu kendaraan. Pelanggan-pelanggan yang pengiriman pesanannya digabungkan dalam satu kendaraan merupakan pelanggan yang berdekatan lokasinya, atau lokasi mereka terletak dalam jalan yang searah sehingga mudah bagi pihak transportasi saat pendistribusian. Penggabungan pengiriman produk bunga krisan dan produk sayuran dalam satu kendaraan memerlukan perhatian yang lebih. Perhatian yang dimaksud adalah untuk menjaga agar kedua produk tersebut tidak mengalami kerusakan saat pengiriman terutama akibat penggabungannya. Oleh karena itu, pertama kali saat penyusunan barang ke dalam kendaraan, pekerja harus sangat memperhatikan cara penyusunan sehingga tidak sampai produk sayuran yang rentan berada di bawah kardus bunga. Pada umumnya kardus bunga harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kendaraan dengan menyusunnya secara bertingkat. Selanjutnya produk sayuran dimasukkan ke dalam kendaraan dan disusun dengan baik sehingga meminimalkan kerusakan selama transportasi. Urutan pemasukan barang ke dalam kendaraan disesuaikan dengan letak pelanggan yang bersangkutan. Jika pada saat pengiriman lokasi pelanggan sayur yang lebih dahulu dicapai daripada lokasi pelanggan bunga maka 42 urutan pemasukan barang adalah bunga terlebih dahulu lalu sayuran. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi pelanggan bunga lebih dahulu dicapai daripada lokasi pelanggan sayuran maka urutan pemasukan barang adalah produk sayuran lebih dahulu lalu disusul kardus-kardus bunga krisan. B.3 Resiko Transportasi B.3.1 Transportasi dari lahan panen menuju gudang penyimpanan Transportasi bunga terjadi sejak panen yaitu saat pemindahan hasil panen dari lahan menuju gudang seleksi dan penyimpanan. Alat yang digunakan untuk memindahkan hasil panen ke gudang dinamakan “roda” atau lori. Bentuk alat angkut roda ditunjukkan pada Gambar 14. a b Gambar 14. Alat angkut produk stek dari lahan menuju gudang penyimpanan di PT. Saung Mirwan a alat angkut rooted cutting, b alat angkut unrooted cuttingbibit ekspor Dok. Maret 2010 Bibit krisan yang sudah dipanen harus segera diangkut menuju gudang seleksi dan penyimpanan agar bibit tidak layu akibat terlalu lama terkena sinar matahari. Selang waktu yang paling baik bagi bibit sejak pemanenan sampai tiba di gudang adalah 30 menit. Pemanenan bibit unrooted cutting menggunakan gunting sedangkan pemanenan rooted cutting menggunakan alat potong sejenis pisau kecil. Perbedaan ini bertujuan untuk menjaga kualitas bibit ekspor. Sebelum diangkut bibit krisan disusun ke dalam plastik terlebih dahulu sebanyak 52 batang untuk setiap plastik. Plastik yang digunakan adalah plastik yang ketebalannya 0.2-0.4 mm Lampiran 10. Setelah selesai dimasukkan ke dalam plastik, lalu dilakukan pendataan untuk mengetahui berapa hasil yang diperoleh per varietas krisan. Lalu plastik yang sudah berisi bibit krisan disusun di dalam box berdasarkan varietas seperti ditunjukkan pada Gambar 14 untuk dibawa ke gudang penyimpanan. Box ini dapat membuat pengangkutan menjadi lebih mudah karena dapat memuat sekitar 50 bungkus plastik untuk setiap box. Resiko transportasi bibit baik unrooted cutting maupun rooted cutting dari lahan panen menuju gudang penyimpanan adalah layu karena mengalami transpirasi. Namun dalam perusahaan, hal tersebut tidak menjadi masalah karena waktu bibit berada di lingkungan terbuka sangat singkat, yaitu saat proses pengangkutan menuju gudang. Lokasi panen yang berada di dalam greenhouse membantu mengurangi intensitas cahaya matahari langsung terhadap hasil panen. Pengangkutan bunga potong dari lokasi pemanenan menuju gudang penyimpanan menggunakan alat yang berbeda dengan pengangkutan bibit. Alat yang digunakan untuk mengangkut bunga potong memiliki ukuran yang lebih besar daripada alat angkut bibit. Bunga potong yang telah diikat 10 batang untuk setiap ikat dan dikemas menggunakan kertas disusun dalam suatu wadah secara vertikal untuk meminimasi kerusakaan bunga. Wadah tersebut diletakkan di atas alat angkut, seperti disajikan pada Gambar 15. Jika wadah sudah penuh lalu dibawa ke gudang penyimpanan. 43 a b Gambar 15. a Alat angkut bunga potong dari lahan panen menuju gudang di PT. Saung Mirwan dan b Bunga potong yang sudah disusun di dalam gudang penyimpanan Dok. Maret 2010 Resiko transportasi bunga potong dari lahan panen menuju gudang penyimpanan sementara sama dengan yang dialami bibit, yakni bunga menjadi layu karena mengalami transpirasi. Karena lahan panen berada di dalam greenhouse sehingga suhu udara tidak terlalu ekstrim. Namun demikian waktu pemanenan tetap harus diusahakan secepat mungkin. Selain resiko produk menjadi layu, resiko yang dapat terjadi pada penanganan pasca panen bibit dan bunga potong termasuk saat transportasi dari lahan panen sampai di gudang adalah kesalahan pendataan setelah panen sebelum produk dibawa ke gudang dan kesalahan penyusunan di dalam box sehingga terjadi pencampuran varietas. Resiko-resiko ini menyebabkan bibit cepat busuk dan pemborosan waktu karena harus menyusun kembali plastik berdasarkan varietas. B.3.2 Transportasi dari gudang perusahaan menuju lokasi pembeli Transportasi produk dari perusahaan menuju lokasi pembeli menggunakan kendaraan milik perusahaan yang terdiri atas tiga jenis yakni mobil box L300, mobil box engkle dan mobil box double. Kendaraan yang digunakan merupakan kendaraan yang memiliki AC sehingga kualitas produk yang dibawa dapat terjaga. Kesesuaian kendaraan dengan produk yang diangkut sangat penting untuk mempertahankan kualitas produk. Perusahaan memiliki 1 unit mobil L300, 6 unit mobil engkle dan 4 unit mobil double. Jumlah mobil yang dimiliki ini, cukup untuk transportasi perusahaan. Resiko transportasi produk dari perusahaan menuju lokasi pembeli terdiri atas : - kemasan produk yang rusak, - tidak sesuainya jumlah produk yang dikirim dengan yang dipesan oleh konsumen, dan - barang pesanan terlambat tiba di tempat tujuan. Kemasan barang yang rusak disebabkan oleh penyusunan kardus yang kurang tepat yaitu langsung bersentuhan dengan refrigerator pendingin sehingga kardus rusak karena panas dari refrigerator . Posisi meletakkan kardus bunga potong dan bibit yang benar adalah secara mendatar agar produk yang di dalam kardus tidak saling menimpa. Selain itu, peletakan box sayur dan kardus bunga yang bertindihan juga dapat membuat kemasan bunga rusak karena tidak kuat menahan beban dari box sayur. Ketidaksesuaian jumlah pengiriman barang disebabkan oleh human error, yaitu kurang teliti saat melakukan pengecekan dan pengangkutan barang ke dalam kendaraan. Selain itu masalah missed communication antara sales bunga dan konsumen juga dapat menyebabkan jumlah dan varietas bunga yang dipesan dan diterima tidak sesuai. Terakhir, barang terlambat tiba di tempat tujuan pengiriman dapat disebabkan oleh gangguan jalan rayamacet, kecelakaan atau gangguan pada mobil angkutan. Oleh karena itu, bagian transportasi juga perlu memperhatikan kondisi jalan raya yang akan dilalui. 44

C. ALOKASI BIAYA DAN PEMODELAN TRANSPORTASI