KONTEKS BISNIS PERUSAHAAN Kajian jaringan transportasi dalam manajemen rantai pasokan bunga krisan di jawa barat (Studi Kasus di PT. Saung Mirwan)

36 V. TRANSPORTASI BUNGA KRISAN

A. KONTEKS BISNIS PERUSAHAAN

A.1 Sejarah Dan Deskripsi Perusahaan PT. Saung Mirwan adalah usaha yang bergerak di bidang agribisnis yaitu sebagai produsen dan trading company di bidang sayuran dan bunga. Beberapa sayuran yang dibudidayakan diantaranya adalah tomat beef dan cherry, melon, Ketimun Jepang Kyuuri, Cabe Jepang Shisito, paprika, dan lain-lain, sedangkan jenis bunga yang diproduksi yaitu bunga krisan potong, bunga krisan pot, bibit krisan yang sudah berakar dan tanpa akar. Pada awalnya pemilik PT. Saung Mirwan, Tatang Hadinata Theo memulai usahanya dengan menanam melon di atas lahan terbuka. Pada akhir tahun 1985 Theo menyewa lahan seluas 7 hektar di daerah Cipanas, Cianjur dan menanam bawang putih dan sayuran dibantu 100 orang karyawan. Namun karena usaha tersebut mengalami penurunan di akhir tahun 1987 maka dipindahkan ke desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Karena hasil usaha tanaman yang pertama kali dalam greenhouse 1988 memuaskan, Theo memperluas lahan greenhouse menjadi 1.5 hektar dengan tanaman melon, paprika, tomat, kyuuri dan shisito. Perkembangan usaha tanaman dalam greenhouse terus meningkat sehingga pada tahun 1991, PT. Saung Mirwan mencoba memproduksi stek krisan yang sudah berakar rooted cuttings. Pada tahun 1994 PT. Saung Mirwan selain memproduksi stek krisan juga memproduksi bunga krisan potong secara komersil ke pasar lokal diikuti dengan dibentuknya divisi bunga. Pada tahun 1995 luas greenhouse untuk tanaman bunga dan sayur masing-masing telah mencapai 1.5 dan 2 hektar. Permintaan pasar terus meningkat, namun karena keterbatasan sumber daya maka PT. Saung Mirwan mengadakan hubungan mitra tani dengan petani-petani kecil di sekitar desa Sukamanah. Semakin lama jumlah mitra tani semakin bertambah sampai ke daerah Bogor, Sukabumi, Bandung, Lembang, Cipanas dan Garut yang mencapai 250 orang. PT. Saung Mirwan akhirnya membuat lahan tambahan tahun 1999, untuk memproduksi stek krisan tanpa akar unrooted cuttings dan bekerja sama dengan Deliflor Chrysanthen B.V. A.2 Lokasi Perusahaan PT. Saung Mirwan yang terletak di Gunung Pangrango berlokasi di Jl. Cikopo Selatan, No. 134, desa Sukamanah, Kec. Megamendung, Kab. Bogor, Jawa Barat. Curah hujan di daerah PT. Saung Mirwan sekitar 2,945 mm, suhunya pada siang hari antara 27º- 32ºC dan pada malam hari antara 20º- 22ºC. Kelembapan di daerah PT. Saung Mirwan berkisar 70- 80. PT. Saung Mirwan memiliki luas area sekitar 11 hektar yang terdiri atas 4 hektar area greenhouse dan sisanya digunakan untuk produksi sayur, areal kantor, dan rumah tempat tinggal pemilik perusahaan. Greenhouse dibangun dengan konstruksi besi dilengkapi dengan peralatan yang modern dan sarana penunjang untuk kegiatan pengepakan, penyortiran serta penyimpanan hasil produksi cold storage. A.3 Tinjauan Proses Produksi Kegiatan-kegiatan produksi bunga krisan dilaksanakan berdasarkan jadwal penjualan bunga yang diperoleh dari sales pemasaran. Jadwal penjualan ini diberikan kepada bagian produksi yang menjadikannya dasar untuk membuat daftar kebutuhan bahan baku produksi dan jadwal rencana tanam plant schedule. Selanjutnya daftar kebutuhan bahan baku produksi diajukan kepada bagian pengadaan agar proses produksi dapat dimulai. Pada jadwal rencana tanam tercantum informasi mengenai jenis bunga yang ditanam, kuantitas bunga yang ditanam, lokasi tanam, tanggal penanaman dan tanggal pemanenan. Produk bunga krisan yang diproduksi oleh PT. Saung Mirwan terdiri atas bunga krisan potong, bibit krisan yang sudah berakar rooted cutting dan bibit krisan tanpa akar unrooted cutting. Masing-masing produk memiliki tahapan proses produksi yang berbeda. Pada awalnya untuk setiap 37 tanaman bunga krisan dilakukan pembibitan. PT. Saung Mirwan melakukan proses pembibitan sendiri. Lahan pembibitan seluas 960 m 2 ditanami berbagai jenis bunga krisan dengan komposisi yang jelas dan diberikan penanda agar tidak terjadi kesalahan saat mengidentifikasi jenis, tanggal tanam dan tanggal panen bunga. Pembibitan dilakukan di dalam greenhouse. Sebelum lahan ditanami, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi dengan memberikan uap atau formalin. Stek dipanen dari tanaman induk sebanyak 32 kali selama 16 minggu, setelah itu harus diganti tanaman yang baru agar kualitas bunga tetap terjaga. Proses produksi bunga krisan potong cutting Chrysanthemum disajikan pada Gambar 12. …….……….. ±1.5 minggu ……………… ± 5 minggu …………….... ± 6 minggu ……………… ± 1 minggu Total waktu produksi : 12 – 14 minggu : tahap-tahap proses produksi bunga : aliran tahap-tahap dalam proses produksi Gambar 12. Tahap-tahap proses produksi bunga potong di PT Saung Mirwan A.3.1 Penyemaian stek Penyemaian stek bertujuan untuk mengakarkan stek bunga yang sebelumnya diambil dari tanaman induk atau Mother Plant. Penyemaian stek yang dinamakan juga nursery mengalami perawatan seperti penyiraman dan penyemprotan zat anti hama. Pengakaran stek ini dilakukan selama 1.5 minggu. A.3.2 Long day Stek yang sudah berakar dipindahkan ke dalam pot untuk bunga pot atau lahan yang sudah disiapkan bunga potong. Media tanam untuk bunga potong terdiri atas tanah yang ditambah dengan pupuk dasar, TSP36 dan MgSO 4, sedangkan untuk bunga pot krisan terdiri atas arang sekam, cocopeat, dan peat moss dengan perbandingan volume 1:1:1. Media tanaman bunga potong disterilisasi setiap mulai penanaman. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan bakteri atau mikroba yang hidup di tanah yang dapat merugikan tanaman. Tahap ini dinamakan long day karena diberikan penambahan hari kepada tanaman melalui penyinaran buatan sampai pukul 22.00 WIB. Krisan merupakan tanaman hari pendek sehingga untuk merangsang pertumbuhan vegetatif perlu dipelihara dalam kondisi hari panjang. Indonesia mempunyai panjang hari sekitar 12 jam. Penambahan panjang hari dapat dilakukan dengan penyinaran buatan setelah matahari terbenam atau selama periode gelap. Penambahan cahaya dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman atau menunda fase generatif, yaitu pembentukan promordia atau pembungaan. Perawatan yang dilakukan pada tahap long day adalah penyiraman. A.3.3 Short day Pada short day tanaman dibiarkan hidup dengan memperoleh penyinaran secara alami tidak diberikan lagi tambahan penyinaran. Kegiatan yang dilakukan pada tahap short day terdiri atas pemupukan, pewiwilan, penyemprotan, dan penyiraman. Pewiwilan merupakan kegiatan mengambil tunas-tunas tanaman yang tidak dibutuhkan. Penyiraman yang dilakukan adalah penyiraman dengan larutan pupuk dengan konsentrasi tertentu menggunakan pievone sampai tanaman berumur delapan minggu, kemudian penyiraman dilanjutkan dengan air. Selain penyiraman dilakukan juga Penyemaian stek Long day Short day Masa panen 38 penyemprotan dengan zat anti hama dan zat anti pertambahan tinggi tanaman yaitu Allar. Penyemprotan dengan Allar dilakukan maksimal tiga kali selama hidup tanaman bunga potong. A.3.4 Masa panen Waktu panen yang baik adalah pada sore hari yaitu pada pukul 16.00-18.00 waktu setempat karena pada saat tersebut kandungan air dan kandungan makanan lainnya masih cukup di dalam tanaman. Tanda ini terlihat dari penampakan tanaman yang masih segar. Menurut Rukmana dan Mulyana 1997, untuk jenis krisan tipe spray kriteria siap panen adalah bunga sudah mekar penuh 75- 80 dari seluruh kuntum bunga dalam satu batang sedangkan untuk krisan tipe standar kriterianya adalah bunga setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Selanjutnya dilakukan penanganan pasca panen yang terdiri atas penampungan pengumpulan hasil, sortasi, pembersihan dan pengkelasan grading. Penanganan bunga potong pada umumnya meliputi sortasi dan seleksi kualitas, pengikatan, pembungkusan, perendaman pengawetan, penyimpanan, pengepakan, dan pengangkutan. Untuk bunga potong standar sebelum dipanen kuntum bunga dibungkus terlebih dahulu dengan kertas untuk menghindari kerusakan saat pengangkutan. Kuntum bunga krisan potong standar yang dibungkus dengan kertas disajikan pada Gambar 13. Sortasi bertujuan untuk mengelompokkan bunga berdasarkan keseragaman panjang, ketegaran batang, ukuran dan warna bunga. Pengawetan untuk memperpanjang umur bunga dilakukan dengan menambahkan ke dalam air zat yang berfungsi sebagai penyedia gula atau karbohidrat, penghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyumbat lubang batang dan senyawa pengasam Manu 2007. Gambar 13. Kuntum bunga krisan potong standar dibungkus dengan kertas Pemanenan stek bunga krisan dilakukan sejak tanaman krisan telah berumur lima minggu. Pada minggu ke-3 setelah tanam dilakukan topping pada tanaman yaitu memotong pucuk tanaman dan menyisakan tiga helai daun di bawah. Dari bawah daun yang dibiarkan nantinya akan muncul tunas yang akan menjadi stek. Setelah minggu ke-5, stek krisan dapat dipanen dan untuk ekspor dipanen dua kali dalam seminggu. Setiap hari dilakukan pemanenan stek krisan pada tanaman krisan yang berbeda varietas. Masa produksi stek krisan tersebut adalah selama tujuh minggu, jadi pada minggu ke-13 tanaman harus dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru. Masa produksi tanaman krisan terdiri atas masa produksi muda MP muda yaitu umur tanaman 10 minggu dan masa produksi tua MP tua yaitu umur tanaman mulai 10-13 minggu. Stek yang dihasilkan oleh tanaman MP muda berbeda dengan yang dihasilkan tanaman MP tua. Semakin tua umur tanaman, maka batang tanaman akan semakin kecil. Sebelum penanaman, lahan harus dipersiapkan dulu dengan mensterilkan tanah lalu memberikan pupuk dasar dan nutrisi yang lain yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Setelah tanaman tumbuh perawatan yang dilakukan antara lain penyemprotan dengan air atau larutan pupuk sebanyak dua kali seminggu, insektisida dan zat penahan hama yang lain. 39 A.4 Organisasi Perusahaan A.4.1 Visi dan Misi Perusahaan PT. Saung Mirwan memiliki visi untuk menjadi salah satu leader di bidang agribisnis dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pertanian. Sedangkan misi-misi PT. Saung Mirwan terdiri atas a menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan pasar, b senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan, c mengembangkan sistem agribisis melalui jaringan kemitraan dan d bekerja sama dengan berbagai lembaga penelitian untuk menerapkan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk pelaku bisnis. A.4.2 Struktur Organisasi PT. Saung Mirwan dipimpin oleh seorang presiden direktur yang sekaligus bertindak sebagai pemilik perusahaan yang bertanggung jawab atas semua aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya presiden direktur dibantu oleh tim dari Research and Development RD, IT Teknologi Informasi dan Jaminan Mutu Quality AssuranceQA. Tim RD bertugas untuk melakukan penelitian untuk perkembangan dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan ke depan sedangkan tim QA mengurus tentang jaminan kualitas produk dan perusahaan. Untuk memberi informasi serta masukan yang penting bagi presiden direktur utama dalam pengambilan keputusan diperlukan beberapa staf ahli IT. Presiden direktur membawahi tiga direktur yaitu untuk bidang produksi, komersil dan umum. Di bawah direktur terdapat manajer yang mengepalai satu divisi, misalnya direktur produksi membawahi manajer produksi. Di bawah manajer produksi terdapat lima bagian yaitu Kebun Gadog, Lemah Neundet, Cipanas, Lembang dan Kebun Garut. Masing-masing bagian merupakan tanggung jawab seorang kepala bagian yang membawahi kepala seksi, misalnya dari bagian Kebun Garut terdapat dua kepala seksi yaitu untuk Nursery serta untuk umum dan keuangan. Di bawah kepala seksi terdapat kepala subseksi, misalnya dari seksi Nursery terdapat subseksi penyediaan sarana dan subseksi pemeliharaan bibit. Agar lebih jelas, struktur organisasi keseluruhan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1. A.4.3 Ketenagakerjaan PT. Saung Saung Mirwan memiliki jumlah staf dan karyawan sebanyak 455 orang. Staf terdiri atas direktur, manajer, kepala bagian, kepala seksi dan kepala sub seksi. Karyawan terdiri atas karyawan bulanan, harian tetap, harian lepas, dan karyawan borongan. Pemetaan tenaga kerja PT. Saung Mirwan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 2. A.5 Profil Eksternal Perusahaan A.5.1 Profil Pemasok PT. Saung Mirwan sebagai suatu perusahaan agribisnis yang maju harus memiliki pemasok yang jelas untuk bahan baku produksi dan menjaga hubungan yang baik dengan para pemasok tersebut. Bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi bunga krisan potong, krisan pot, dan bibit krisan meliputi arang sekam, cocopeat, peat moss, pasir, pupuk, pestisida, pot, kertas prola, karton dus, plastik dan selotip. Daftar pemasok bahan baku yang digunkan PT. Saung Mirwan disajikan pada Tabel 8. PT. Saung Mirwan memiliki hubungan transaksional dengan para pemasok dan lead time bervariasi untuk pemesanan barang yang dilakukan. Kemampuan setiap pemasok untuk memenuhi pesanan PT. Saung Mirwan juga beragam baik untuk kualitas, kuantitas maupun ketepatan pengiriman. Ada pemasok yang memenuhi pesanan sesuai kualitas, kuantitas dan waktu pengirimannya, tetapi ada yang tidak. Hal ini tergantung pada kemampuan masing-masing pemasok. 40 Tabel 8. Daftar pemasok bahan baku PT. Saung Mirwan No. Bahan baku produksi Pemasok dan lokasi 1. Sekam Pak Ahmad Pasir Muncang dan Pak Ajikardi Cidokom 2. Cocopeat Pak Awan Tasik 3. Peat moss Pak Dedy Tasik 4. Pasir Sinar Setia Bogor 5. Pupuk PT. Andalas Ciawi, Mitra Djaya Bogor 6. Pestisida Sari Tani Cipanas 7. Pot Mitra Djaya Bogor dan Bumi Mandiri 8. Kertas prola PD. Terus Jaya Bogor, Lenalda Jakarta 9. Karton dus Riski Kemas Maju Cibinong 10. Plastik PT. Nevo Plastik Bandung 11. Selotip Adi Unisindo Ciawi A.5.2 Profil Pembeli Para pembeli produk bunga krisan dari PT. Saung Mirwan bervariasi sistem transaksi dan daerah asalnya. Sistem transaksi yang ada terdiri atas Cash or Invoice and Carry, abondemen dan kontraktual. Cash or Invoice and Carry merupakan sistem yang terjadi pada para pembeli yang datang langsung ke perusahaan untuk membeli bunga lalu membayar langsung cash atau ditangguhkan invoice. Abondemen adalah pengiriman tetap bunga dari perusahaan kepada pembeli melalui pemesanan oleh agen bunga. Sistem pembayaran ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan kontraktual merupakan sistem transaksi paling lama yaitu minimal enam bulan dengan kuantitas order minimal antara 700 – 1000 ikat untuk bunga potong. Total pembeli bunga customerpelanggan dari PT Saung Mirwan sampai Maret 2010 adalah 41 pelanggan. Daftar pelanggan bunga PT Saung Mirwan sampai Maret 2010 dapat dilihat pada Lampiran 4.

B. KAJIAN TRANSPORTASI