MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Kajian jaringan transportasi dalam manajemen rantai pasokan bunga krisan di jawa barat (Studi Kasus di PT. Saung Mirwan)

5 Grade II  Bunga mekar, segar, boleh bergerombol tetapi tidak terserang hama penyakit  Batang boleh agak kecil tetapi harus lurus dengan panjang minimal 50 cm  Kriteria lain sama dengan kriteria Grade I dengan sedikit toleransi, misalnya jika daun terserang hama penyakit tetapi tidak terlalu parah masih dapat dimasukkan dalam Grade II.

B. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

Konsep Supply Chain Management SCM merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan, dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara intern di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru ini, masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang. Eltram 1991 mendefinisikan SCM sebagai pendekatan integratif dalam menangani masalah perencanaan dan pangawasan aliran material dari pemasok sampai ke pengguna akhir. Pendekatan ini ditujukan untuk pengelolaan dan pengawasan hubungan saluran distribusi secara kooperatif untuk kepentingan semua pihak yang terlibat, untuk mengefisienkan penggunaan sumberdaya dalam mencapai tujuan kepuasan konsumen rantai pasokan. Supply Chain Management atau rantai pengadaan adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggan. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yang sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut Djokopranoto 2002. Prinsip utama dalam SCM ialah menciptakan sinkronisasi aktivitas-aktivitas yang beragam dan membutuhkan pendekatan holistik. Prinsip mengintegrasikan aktivitas-aktivitas dalam supply chain ialah untuk menciptakan sebuah resultan yang besar bukan hanya bagi tiap anggota rantai, tetapi bagi keseluruhan sistem Zabidi 2001. Supply chain tidak hanya meliputi manufaktur dan pemasok, tetapi juga transportasi, penggudangan, retailer, dan konsumen itu sendiri. Tujuan utama SCM adalah memuaskan kebutuhan pelanggan, bagi perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas supply chain dimulai dari permintaan konsumen consumen order dan berakhir ketika pelanggan atau konsumen telah terpuaskan Chopra dan Meindl 2004. SCM melakukan penyerahanpengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh rantai pasok bukan hanya satu perusahaan, mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi. Keunggulan kompetitif dari SCM adalah mampu me-manage aliran barang atau produk dalam satu rantai suplai. Dengan kata lain, model SCM mengaplikasikan bagaimana suatu jaringan kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi tuntutan konsumen. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2002, hubungan organisasi dalam rantai pasokan adalah sebagai berikut : 1. Rantai 1 adalah pemasok. Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber penyedia bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa berbentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, dan suku cadang. Jumlah pemasok bisa banyak atau sedikit. 2. Rantai 1-2 adalah pemasok manufaktur. Manufaktur yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, meng-assembling, merakit, mengonversi, ataupun menyelesaikan barang. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventori bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak pemasok, manufaktur, dan tempat transit merupakan target penghematan ini. Penghematan sebesar 40-60 bahkan lebih dapat diperoleh dengan menggunakan konsep supplier partnering. 3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok manufaktur distributor. Barang yang sudah jadi dari manufaktur disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan yang umum ialah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh dengan supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau 6 pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer. 4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok manufaktur distributor ritel. Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Pada rantai ini bisa dilakukan penghematan dalam bentuk inventori dan biaya gudang dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufaktur maupun ke toko pengecer. 5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok manufaktur distributor ritel pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan atau pembeli. Mata rantai pasokan baru benar-benar berhenti ketika barang tiba pada pemakai langsung. Perkembangan sistem yang semakin maju mempengaruhi cara mengoptimalkan supply chain sehingga mencapai manfaat yang sesungguhnya. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan optimalisasi supply chain Handoko 2003, yaitu : 1. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang 2. Kekuasaan retailer yang semakin besar 3. Dilema dalam pencapaian optimalisasi 4. Kendala dalam membangun kepercayaan 5. Kemitraan sebagai solusi 6. Teknologi informasi sebagai katalisator

C. SALURAN DISTRIBUSI FISIK