SUMBER DAYA RANTAI PASOKAN

25 B.2 Sistem Transaksi Sistem transakasi yang terjadi dalam rantai pasokan bunga krisan dibagi menjadi sistem transaksi secara tunai dan abondemen. Sistem transakasi secara tunai terjadi saat pembeli datang langsung ke penjual untuk membeli bunga. Hal ini dapat terjadi di perusahaan dan di pasar bunga. Pembeli bunga potong yang datang langsung ke perusahaan biasanya adalah pembeli yang daya belinya kecil, artinya membeli dalam jumlah kecil. Mereka juga tidak akan memiliki banyak pilihan produk, hanya membeli persediaan yang ada. Harga jual bunga yang diberikan oleh perusahaan lebih tinggi daripada harga jual yang diberikan kepada pembeli tetap. Di pasar bunga Rawa Belong juga terjadi sistem transakasi secara tunai, namun perbedaannya jenis bunga yang dijual lebih beragam dan bisa dilakukan tawar-menawar dengan penjual. Sistem transaksi secara abondemen diawali dengan pembeli yang memesan bunga terlebih dahulu melalui internet, telepon, pesan singkat atau surat lalu perusahaan mengirimkan bunga tersebut langsung kepada pembeli menggunakan alat angkutan milik perusahaan. Pembayarannya berdasarkan faktur penjualan mengenai kuantitas dan harga bunga yang dipesan. Faktur tersebut akan dibawa oleh bagian pengiriman dan menyerahkannya kepada pembeli atau wakilnya untuk diperiksa kesesuaian dengan bunga yang dibawa. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau transfer. Jika barang yang ada tidak sesuai dengan yang tertulis di faktur penjualan maka pengirim akan melaporkannya kepada sales perusahaan untuk menindaklanjuti hal tersebut dengan pihak pembeli. Sistem transaksi bahan-bahan baku produksi sarana produksi misalnya pupuk, nutrisi, pestisida atau media tanam antara perusahaan dengan pemasok diadakan secara tunai dan sistem transfer. Pemasok yang sudah menjadi pemasok tetap perusahaan dapat memberikan kelonggaran bagi perusahaan yaitu dapat menunda pembayaran bahan-bahan baku sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Sedangkan untuk sarana produksi yang diberikan kepada “mitra tani”, perusahaan menerima pembayarannya melalui hasil panen petani. Sementara petani menerima pendapatannya dari selisih hasil penjualan panennya kepada perusahaan dengan sarana produksi yang diterima sebelumnya. B.3 Dukungan Kebijakan Kebijakan di bidang hortikultura yang berasal dari instansi pemerintah selain dapat mendorong perkembangan industri hortikultura juga dapat mendorong pengembangan manajemen rantai pasokan bunga menjadi semakin baik bagi setiap anggota rantai pasokan. Sasaran pengembangan Hortikultura tahun 2010 disajikan pada Lampiran 3. Salah satu penyebab penurunan kualitas produk adalah kegiatan saat pengiriman dimulai dari penyusunan ke dalam alat angkut sampai pemuatan ke luar dari alat angkut. Praktek di lapangan sering tidak sesuai dengan yang tertulis pada peraturan atau SOP Standard Operational System. Misalnya saat penumpukan kardus bunga di dalam kendaraan, puncak tumpukan tidak diperkenankan sampai mengenai refrigerator karena panas yang dihasilkan refrigerator dapat mengakibatkan kerusakan pada kardus, yang memungkinkan kerusakan pada produk di dalamnya juga. Namun hal ini kadang dilupakan oleh tenaga pengangkut bunga ke dalam kendaraan, yang dapat disebabkan oleh suasana yang sedang mendesak atau faktor ketidaktahuan pekerja. Produk yang rusak dikembalikan konsumen. Oleh karena itu, kenyataan yang merupakan kesalahan kecil dapat menyebabkan terhambatnya aliran komoditas di dalam rantai pasokan.

C. SUMBER DAYA RANTAI PASOKAN

C.1 Sumber Daya Fisik Sumber daya fisik dalam rantai pasokan bunga meliputi lahan tanam bunga, gedung penyimpanan, kondisi jalan transportasi, alat transportasi, stasiun, bandara dan pelabuhan. Keadaan lahan tanam di PT. Saung Mirwan cukup baik dijadikan sebagai lahan penanaman bunga krisan. Namun luas lahan yang ada kurang sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan melakukan hubungan “mitra tani” dengan para petani yang memiliki lahan di sekitar perusahaan. Sementara luas lahan yang aktif untuk pertanian di Indonesia pada tahun 2010 adalah 19,814 juta ha dan luas lahan pertanian selain padi adalah 6,944 ha BPS 2010. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan dengan baik. 26 Gedung penyimpanan sekaligus tempat penanganan pasca panen yang terdapat di PT. Saung Mirwan memiliki keadaan yang cukup baik dan lengkap. Gedung dilengkapi dengan cool room masing-masing untuk unrooted cutting dan rooted cutting, ruangan khusus untuk proses seleksi unrooted cutting, dan ruangan khusus untuk pengemasan unrooted cutting. Sementara gedung untuk pengemasan bunga potong letaknya terpisah dengan gedung penyimpanan bibit. Kondisi jalan dan alat transportasi dalam rantai pasokan bunga krisan cukup baik. Jalan raya dari perusahaan menuju lokasi konsumen sudah diaspal sehingga selain menjadi mudah bagi mobilitas masyarakat, yang paling penting adalah tidak ada kendala untuk distribusi produk. Hanya saja jumlah kendaraan yang dimiliki oleh PT. Saung Mirwan yang ada belum cukup untuk melakukan pengiriman produk jika salah satu kendaraan tidak bisa beroperasi. Sehingga pihak transportasi sering mengalami kesusahan memanajemen transportasinya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan investasi alat angkutan tambahan. Sementara keadaan stasiun, bandara dan pelabuhan di Indonesia sebagian besar layak digunakan untuk mendukung kegiatan rantai pasokan bunga dan komoditi lain. C.2 Sumber Daya Teknologi Sumber daya teknologi dalam rantai pasokan bunga adalah mengenai keadaan teknologi penanaman dan pemasaran bunga. Keadaan teknologi penanaman bunga pada perusahaan dan petani bunga tentu berbeda. Teknologi penanaman yang dimiliki oleh perusahaan sudah modern, sehingga dapat menghasilkan bunga yang berkualitas dalam kuantitas yang besar. Teknologi penanaman sudah modern maksudnya adalah telah memanfaatkan greenhouse sehingga mendukung pertumbuhan vegetatif bunga yang membutuhkan terang yang lebih banyak daripada tanaman umum lainnya, menggunakan pupuk, nutrisi dan pestisida yang berkualitas baik serta teknik pengolahan lahan yang sudah baik. Kelengkapan teknologi ini dapat tercapai jika didukung dengan modal yang cukup, yang bagi sebuah perusahaan hal ini dapat ditangani. Sedangkan para petani bunga memiliki teknologi penanaman yang masih bersifat konvensional. Lahan yang digunakan tidak dilengkapi dengan greenhouse tetapi menggunakan lahan terbuka, tidak tersedia pupuk, nutrisi, dan pestisida yang memadai sehingga hasil panen menjadi tidak maksimal. Hal ini disebabkan oleh modal yang dimiliki oleh petani sangat kurang. Jika ingin melakukan peminjaman dana dari suatu lembaga keuangan juga sangat sulit karena latar belakang yang tidak menjanjikan. Teknologi pemasaran yang digunakan oleh perusahaan juga berbeda dengan para petani. Perusahaan sering mengikuti pameran bunga, promosi di majalah, dan publikasi melalui internet. Sementara para petani tidak melakukan hal-hal tersebut, namun hanya membawa dan menjual hasil panennya di pasar tradisional. Segmen pasar perusahaan PT. Saung Mirwan juga berbeda dengan para petani. Perusahaan yang dapat menghasilkan bunga yang berkualitas dengan grade AA dan A memasarkan produknya kepada kalangan pembeli yang dapat membeli dengan harga tinggi, sedangkan petani yang memiliki bunga yang sebagian besar berkualitas rendah hanya menjualnya ke pasar tradisional dengan harga yang lebih rendah. C.3 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam rantai pasokan meliputi jumlah dan kualitas manusia yang terlibat dalam rantai pasokan. PT. Saung Mirwan sebagai sebuah perusahaan agribisnis yang besar dan cukup terkenal saat ini memiliki jumlah karyawan yang meliputi tenaga kerja lapangan, staf hingga direktur sekitar 455 orang. Pendidikan karyawan berbeda-beda, mulai dari tamat SD, SMA, Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana. Keadaan sumber daya manusia seperti ini menunjukkan bahwa terdapat kualitas sumber daya manusia yang baik. Tenaga kerja yang bekerja di PT. Sung Mirwan merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan. Adanya perusahaan ini tentu membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Perusahaan agribisnis lain yang merupakan saingan PT. Saung Mirwan diantaranya PT. Alam Indah Nusantara, PT. Ekakarya Graha Flora, PT. Kebun Ciputri, dan PT. Floribunda Kencana Perdana. Setiap perusahaan ini memiliki tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar perusahaan. 27 C.4 Sumber Daya Permodalan Sumber daya permodalan merupakan aspek yang paling dasar untuk mencapai lancarnya rantai pasokan bunga. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemampuan modal perusahaan sangat jauh berbeda dengan kemampuan modal yang dimiliki oleh petani bunga. Kemampuan modal yang berbeda disebabkan oleh kesempatan mengadakan sistem kredit dengan lembaga keuangan yang lebih besar bagi perusahaan daripada bagi petani. Pihak lembaga keuangan sulit menurunkan dana bagi petani karena terlalu beresiko, sedangkan bagi perusahaan lebih mudah menurunkan dana. Salah satu solusi untuk membantu para petani bunga yang kekurangan modal adalah dengan melakukan hubungan “mitra tani” dengan perusahaan PT. Saung Mirwan. Perusahaan dapat menyediakan sarana produksi untuk penanaman bunga kepada mitranya dan sebagai pembayarannya dipotong dari hasil penjualan bunga setelah panen. Jika performa mitra petani baik maka dapat meningkatkan taraf hidup petani bunga tersebut.

D. PROSES BISNIS RANTAI PASOKAN