STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN

20 IV. MODEL RANTAI PASOKAN KRISAN

A. STRUKTUR JARINGAN RANTAI PASOKAN

A.1 Anggota Rantai Pasokan dan Aliran Komoditas Anggota rantai pasokan meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pemasok atau pelanggannya dari point of origin hingga point of consumption. Terdapat dua jenis anggota rantai pasokan yaitu anggota primer dan sekunder. Anggota primer adalah semua unit bisnis strategik yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran tertentu bagi pelanggan atau pasar. Sedangkan anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi anggota primer. Menurut Miranda dan Amin 2006, the point of origin adalah titik dimana tidak ada pemasok primernya, sedangkan point of consumption adalah titik dimana tidak ada pelanggan utama. Anggota rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan merupakan rantai pasokan untuk bunga yang berkualitas baik. Bunga krisan yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan bunga yang sebagian besar berkualitas baik. Bunga yang berkualitas baik dikenal dengan bunga grade A dan grade AA, sedangkan bunga yang berkualitas sedang dan rendah dikenal dengan bunga grade B, grade C, dan grade D. Untuk bunga yang tidak berkualitas baik maka melibatkan pasar bunga sebagai salah satu anggota rantai pasokan. Bunga yang dijual ke pasar bunga akan digabungkan dengan bunga yang berasal dari para petani bunga. Kualitas bunga yang berasal dari petani bunga lebih rendah daripada bunga yang dihasilkan oleh perusahaan karena kurangnya pengetahuan dan faktor produksi seperti bibit, pupuk, pestisida, lahan dan lain-lain. Daftar anggota dalam rantai pasokan bunga krisan dapat dilihat pada Tabel 3. Perusahaan menjual produk krisan yang dihasilkannya kepada agen luar negeri, agen dalam negeri dan pasar bunga. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan maka dilakukan pembelian bunga kepada mitra beli Sedangkan bunga yang tidak sesuai standar mutu perusahaan dijual ke pasar tradisional. Model rantai pasokan krisan disajikan pada Gambar 7. Sebagai mitra beli yang tidak memiliki hubungan terikat dengan perusahaan maka agar para petani dapat menjual hasil panennya kepada perusahaan harus dapat menjaga kualitas bunga yang dihasilkan. Keterangan: : aliran komoditas tidak nyata ada hanya jika perusahaan kekurangankelebihan persediaan bunga : aliran bahan baku produksi : aliran komoditas nyata : anggota rantai pasokan bunga krisan Gambar 7. Model rantai pasokan bunga krisan PT. Saung Mirwan Aliran komoditas bunga pada model rantai pasokan di atas dimulai dari perusahaan dibagi menjadi 5 rantai, yaitu : 1 Perusahaan - agen luar negeri - pasar luar negeri unrooted cutting, 2 Perusahaan - agen bungapembeli - ritel toko bunga, florist, trader – konsumen, 3 Perusahaan - Petani-petani bunga Pemasok Perusahaan PT. Saung Mirwan Agen Luar Negeri Agen bunga Pembeli Pasar bunga Rawa Belong Pasar Luar Negeri Konsumen 1 2 3 Ritel Toko bunga, florist, trader 4 5 21 agen bungapembeli – konsumen, 4 Perusahaan – konsumen dan 5 Perusahaan - pasar Rawa Belong – konsumen. Aliran komoditas yang digunakan merupakan hasil penyempurnaan model rantai pasokan dari penelitian Syafi 2009 yaitu dengan penambahan aliran komoditas dari perusahaan langsung ke konsumen aliran no. 4. Aliran komoditas ini berasal dari para pembeli yang langsung datang ke perusahaan untuk membeli produk bunga. Biasanya mereka berasal dari sekitar perusahaan dan membeli dalam jumlah kecil. Tabel 3. Anggota rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan Anggota Primer Aktivitas Anggota Sekunder Aktivitas PT. Saung Mirwan Melakukan budidaya bunga di lahan sendiri, membeli bunga dari petani jika persediaan bunga tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, dan mendistribusikan bunga kepada agen, ritel dan konsumen akhir. Produsen bibit Memasok bibit bunga krisan berkualitas sesuai dengan SNI Standar Nasional Indonesia Agen bunga Melakukan pembelian bunga secara kontrak atau abondemen dari perusahaan pada spesifikasi bunga tertentu, mendistribusikan kepada pembeli ritel dan konsumen akhir Produsen pupuk, nutrisi, dan pestisida Memasok pupuk, nutrisi dan pestisida kepada PT. Saung Mirwan Pasar bunga Melakukan pembelian bunga dari perusahaan, menjual bunga kepada konsumen akhir. Produsen media tanam peat moss, sekam, cocopeat Memasok media tanam bunga peat moss , sekam, cocopeat, pasir kepada PT. Saung Mirwan Florist, Supermarket, dan Toko bunga Melakukan pembelian bunga dari agen, menjual bunga kepada konsumen bunga akhir. Produsen bahan kemasan kertas prola, karton dus, plastik, selotip Memasok kemasan bunga kertas prola, karton dus, plastik, selotip kepada PT. Saung Mirwan Konsumen Melakukan pembelian bunga dari toko bunga, florist. Mitra Beli Petani bunga Membudidayakan dan menentukan spesifikasi bunga krisan, menjual hasil panen kepada konsumen tidak terikat dengan PT. Saung Mirwan 22 A.2 Entitas Rantai Pasokan A.2.1 Produk Produk yang diperdagangkan dalam rantai pasokan dan dibahas dalam penelitian ini adalah bunga potong, rooted cutting, dan unrooted cutting. Bunga potong yang diproduksi di PT. Saung Mirwan paling banyak adalah jenis krisan, selainnya adalah jenis bunga Lysianthus. Kualitas bunga yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Saung Mirwan pada umumnya adalah grade AA dan grade A. Kualitas bunga dari perusahaan lebih baik daripada bunga yang dihasilkan oleh para petani. Tingginya kualitas bunga yang dihasilkan perusahaan adalah karena kemampuan perusahaan yang jauh lebih baik daripada kemampuan para petani. Perbedaan kemampuan perusahaan dengan para petani bunga sehingga masing-masing menghasilkan bunga krisan dengan kualitas yang jauh berbeda disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Perbedaan kemampuan PT. Saung Mirwan dengan para petani bunga dalam menghasilkan bunga krisan No. Faktor Pembeda PT. Saung Mirwan Petani Bunga 1. Kualitas bibit Sangat baik Kurang baik 2. Teknologi penanaman Sangat baik Kurang baik 3. Ketersediaan modal Memiliki modal yang cukup Modal yang dimiliki sangat kurang 4. Ketersediaan faktor produksi lahanmedia tanam, pupuk, nutrisi, pestisida, tenaga kerja Cukup Sangat kurang 5. Orientasi penanaman Kualitas dan kuantitas Kuantitas 6. Fasilitas penanaman peralatan dan perlengkapan penanaman Tersedia dalam keadaan cukup Tidak tersedia Bunga yang dihasilkan petani tidak memiliki kualitas yang baik disebabkan oleh kualitas bibit dan teknologi penanaman yang kurang baik serta fasilitas penanaman yang tidak tersedia. Selain itu faktor produksi seperti lahanmedia tanam, pupuk, nutrisi, pestisida dan tenaga kerja yang dimiliki oleh para petani bunga juga tidak tersedia dengan baik. Hal ini disebabkan oleh tidak tersedianya sumber daya modal yang cukup sehingga ada tidaknya pengetahuan baik tentang penanaman di dalam diri petani tidak menimbulkan pengaruh yang berbeda. Pandangan para petani bunga bahwa kuantitas bunga yang lebih besar walaupun kualitasnya rendah dapat menghasilkan keuntungan juga mempengaruhi kualitas akhir bunga yang dijual mereka. Berbeda dengan para petani bunga, PT. Saung Mirwan selain memiliki pengetahuan penanaman yang baik juga memiliki kemampuan modal yang baik sehingga dapat menyediakan faktor-faktor produksi yang cukup untuk menghasilkan bunga yang berkualitas baik dalam kuantitas yang besar pula. Rooted dan unrooted cutting merupakan dua produk lain selain bunga potong yang dihasilkan oleh PT. Saung Mirwan. Rooted cutting merupakan bibit krisan yang berupa stek batang yang memiliki akar karena sebelumnya telah diakarkan. Rooted cutting yang dijual di pasar lokal ini juga memiliki kualitas yang baik. Sedangkan unrooted cutting merupakan bibit bunga yang berupa stek batang tanpa akar karena tidak melalui proses pengakaran sebelumnya, namun langsung dijual setelah proses seleksi dan penyimpanan. Stek tanpa akar ini merupakan produk PT. Saung Mirwan yang memasuki pasar luar negeri yaitu Jepang melalui agen luar negeri. Produk yang diekspor ini harus memiliki kualitas yang sangat baik agar tidak mengecewakan konsumen luar negeri. Hubungan kerjasama PT. Saung Mirwan dengan agen luar negeri adalah bersifat kontraktual jangka panjang. Untuk menjaga kualitas unrooted cutting tetap sesuai keinginan, maka pihak agen luar negeri mengunjungi perusahaan dan lahan tanam setiap minggu. Mereka meninjau ke lahan tanam dan terlibat langsung dalam proses seleksi dan pengemasan produk. Hasil wawancara dengan pihak agen luar negeri menyebutkan bahwa jika tidak dilakukan kunjungan setiap minggu maka kualitas produk yang dihasilkan menjadi tidak konsisten. 23 A.2.2 Pasar Pasar yang dimaksud adalah pasar tempat para pembeli dan penjual bunga bertemu dan melakukan proses permintaan dan penawaran. Pasar bunga yang terlibat dalam rantai pasokan ini yang terbesar adalah pasar bunga Rawa Belong, terletak di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pasar tersebut merupakan tempat para petani bunga menjual hasil panennya. Para penjual dan pembeli bunga berasal dari berbagai daerah, sehingga penyebaran produk dari pasar tersebut menyebar ke berbagai lokasi di Indonesia. Kualitas bunga yang diperdagangkan di pasar adalah grade B, C dan grade D. Bunga dengan kualitas dan jenis yang beragam memberikan pilihan yang banyak bagi para pembeli bunga sesuai dengan daya beli masing-masing. Perusahaan PT. Saung Mirwan juga menjual bunga krisan khususnya yang tidak sesuai standar mutu ke pasar Rawa Belong ini, sedangkan untuk yang memenuhi standar mutu dijual ke daerah-daerah seperti Bogor, Malang, Semarang, Surabaya dan Solo. Produk rooted dan unrooted cutting tidak dipasarkan di pasar bunga Rawa Belong, tetapi di daerah Sukabumi, Cipanas, Sumatera Barat tidak tentu, Surabaya untuk rooted cutting serta Pasar Luar Negeri untuk unrooted cutting. A.2.3 Stakeholder Stakeholder adalah semua pihak yang terlibat di dalam rantai pasokan bunga. Pihak-pihak yang dimaksud dapat terkait secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut yang terdaftar di Dirjen Hortikultura stakeholder rantai pasokan bunga terdiri atas kelompok petani bunga, asosiasi atau perhimpunan bunga dan tanaman hias, pelaku usaha, perusahaan, dan instansi pemerintah baik pusat, daerah maupun kotakabupaten yang berfungsi sebagai pengambil kebijakan. Stakeholder yang terlibat secara langsung diantaranya petani, perusahaan, pemasok-pemasok faktor produksi, sedangkan stakeholder yang terlibat secara tidak langsung adalah pemerintah pusat sampai pemerintah daerah. Masing-masing stakeholder memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda yang dilakukan untuk mengembangkan rantai pasokan bunga. A.3 Mitra Petani Mitra petani yang terdapat dalam rantai pasokan bunga ada dua jenis meliputi mitra petani yang merupakan hubungan antar petani dan mitra petani yang merupakan hubungan antara petani dengan PT. Saung Mirwan. Kedua jenis mitra ini memiliki perbedaan baik pada konsep maupun anggota yang terlibat. Mitra petani yang terjadi antar petani merupakan hubungan antar petani bunga yang ditunjukkan sebagai sebuah paguyubanperkumpulan petani. Hubungan yang terjadi menghasilkan rasa kebersamaan dan saling menguntungkan. Aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan adalah pelatihan peningkatan kemampuan membuat rangkaian bunga, dekorasi bunga, memasarkan bunga serta pelatihan-pelatihan yang dicanangkan oleh Deptan. Sedangkan konsep mitra petani yang terjadi antara perusahaan dan petani bunga atau dinamakan “mitra tani” adalah suatu konsep kemitraan inti - plasma. Perusahaan PT. Saung Mirwan berfungsi sebagai inti sedangkan para petani sebagai plasma. Saat ini para petani yang dimaksud adalah yang memiliki lokasi di sekitar PT. Saung Mirwan, karena di masa yang akan datang perusahaan akan melebarkan anggota mitranya. Konsep kemitraan antara perusahaan dengan para petani memiliki kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan, antara lain :  Kewajiban inti perusahaan 1 Menyediakan kebutuhan sarana produksi sistem pinjam 2 Menentukan jenis komoditas yang ditanam oleh plasma 3 Menentukan program tanam, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar 4 Memberikan teknologi tentang teknis budidaya dan pengendalian hama penyakit tanaman 5 Membeli semua hasil produksi dari para plasma yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan inti 6 Memberikan penyuluhan dan bimbingan serta pengawasan terhadap plasma lapangan.  Kewajiban plasma petani 1 Mengikuti dan melaksanakan program kerja dan teknis budidaya yang diberikan oleh inti 24 2 Menjual hasil produksinya kepada inti dengan harga yang telah ditentukan 3 Menyelesaikan pinjaman saprotan sarana produksi tanaman dengan jangka waktu maksimal 3 bulan dari mulai pengambilan sarana produksi. Selain konsep mitra tani di atas, terdapat juga hubungan mitra antara perusahaan dengan petani yang disebut “mitra kota”. Konsep ini merupakan kemitraan inti - plasma, khusus untuk para plasma yang akan membudidayakan komoditas secara hidroponik di dalam greenhouse. Komoditas yang dimaksud khususnya adalah paprika. Pihak inti dan plasma juga memiliki kewajiban dan hak masing- masing. Konsep “mitra - kota” ini tidak dibahas dalan penelitian ini karena bukan bagian dari rantai pasokan bunga. Adanya hubungan mitra antara perusahaan dengan para petani bunga tentu dapat membantu para petani meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas hasil panen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh oleh para petani bunga. Sumber daya modal yang sebelumnya menjadi kendala besar dapat diatasi melalui bantuan dari perusahaan, sehingga hanya sedikit kemungkinan hasil panen tidak berhasil. Perusahaan juga mendapatkan keuntungan dari hubungan mitra tersebut yaitu tersedianya pasokan produk yang sesuai standar. Semakin baik panen yang dihasilkan oleh petani juga dapat meningkatkan jumlah produk yang terjual, dengan harapan keadaan pasar bunga yang stabil. Jika keadaan pasar bunga sedang buruk maka inti - plasma mengalami kerugian bersama-sama.

B. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN