ALOKASI BIAYA DAN PEMODELAN TRANSPORTASI

44

C. ALOKASI BIAYA DAN PEMODELAN TRANSPORTASI

C.1 Pemilihan Jenis Kendaraan Transportasi Moda transportasi yang digunakan dalam rantai pasokan bunga krisan meliputi moda angkutan jalan raya, kereta api dan pesawat terbang. Moda angkutan yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah moda angkutan jalan raya menggunakan kendaraan milik perusahaan, sedangkan moda angkutan kereta api jarang digunakan karena memerlukan pengawasan lebih. Moda angkutan kereta api hanya digunakan saat mendesak, misalnya saat kendaraan perusahaan benar-benar tidak bisa merangkum semua barang kiriman perusahaan. Untuk pengiriman produk yang diekspor menggunakan alat angkutan udara. Penelitian ini hanya mengkaji transportasi bahan baku atau produk dari pemasok menuju konsumen yang menggunakan kendaraan darat, karena lebih dominan daripada yang lain. Jaringan transportasi yang diperoleh dalam rantai pasokan bunga krisan diilustrasikan dalam Gambar 16. Pada dasarnya terdapat dua noda yang penting di dalam rantai pasokan, yaitu noda fasilitas dan noda konsumen. Noda fasilitas terdiri atas pemasok atau pemasok dan produsen yaitu merupakan anggota rantai yang menghasilkan bahan baku pemasok dan produk produsen. Dalam distribusi bahan baku atau produk bisa melalui perantara yang dinamakan distributor atau langsung tanpa perantara. Sedangkan noda konsumen merupakan anggota rantai yang hanya melakukan permintaan atas produk yang dihasilkan, baik melalui distributor maupun tidak. Noda fasilitas Noda konsumen : pemasok : pusat distribusi : konsumen Gambar 16. Model jaringan transportasi dalam rantai pasokan krisan Pemasok yang dimaksud di dalam Gambar 16 adalah pemasok bunga krisan yaitu perusahaan. Pusat distribusi adalah para agen bunga dan ritel, sedangkan konsumen merupakan konsumen bunga yang langsung memanfaatkan bunga krisan. Daerah distribusi produk bunga perusahaan menyebar di Kabupaten Bogor, Jakarta, Bandung serta khusus bibit unrooted cutting diekspor ke Jepang. Pembuatan model transportasi dalam rantai pasok bertujuan untuk mengoptimalkan jaringan transportasi dengan total biaya transportasi minimal dan kepuasan konsumen tercapai. Tahap-tahap dalam perancangan model transportasi meliputi : a menetapkan asumsi-asumsi, b identifikasi variabel keputusan, c identifikasi kendala-kendala, d perumusan fungsi tujuan, dan e penyusunan model Model transportasi yang diperoleh diharapkan dapat menemukan solusi tujuan yang optimal berdasar pada sumber daya dan kendala yang dimiliki. Solusi tujuan optimal artinya produk tiba di lokasi pelanggan tepat waktu dengan kondisi produk yang masih baik, dan bagi perusahaan diberikan biaya operasional transportasi yang minimal. 45 C.1.1 Asumsi-asumsi a. Pemasok Pemasok produk bunga krisan adalah PT. Saung Mirwan yang memasok bunga kepada konsumen yang terletak di daerah Cipanas, Bogor, Jakarta, dan Bandung. PT. Saung Mirwan diasumsikan mengirimkan produk ke konsumen yang terletak di Bogor, Jakarta dan Bandung dan perusahaan mampu memenuhi semua permintaan konsumen bunga. Produk krisan yang dimaksud adalah bunga potong, unrooted dan rooted cutting. b. Kendaraan Kendaraan yang digunakan dalam transportasi bunga krisan adalah kendaraan milik perusahaan, yaitu mobil L300, mobil box engkle dan mobil box double. Masing-masing alat angkutan tersebut memiliki spesifikasi kapasitas, kebutuhan bahan bakar sehingga biaya yang ditimbulkan masing-masing kendaraan berbeda. Dalam model transportasi rantai pasokan ini diasumsikan bahwa alat transportasi yang digunakan terdiri atas tiga jenis kendaraan yaitu L300, mobil box engkle dan mobil box double sesuai dengan yang dimiliki oleh perusahaan. Jumlah unit kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan adalah 1 unit L300, 6 unit mobil box engkle dan 4 unit mobil box double. Kondisi semua kendaraan diasumsikan baik dan layak digunakan. Selain itu, jalan raya yang akan dilalui oleh kendaraan juga diasumsikan layak untuk pengiriman. Asumsi pengiriman bunga dari perusahaan sampai di lokasi konsumen dalam hitungan hari, transportasi dihitung hanya sekali jalan. c. Produk Produk yang dikirim oleh perusahaan terdiri atas bunga potong, bibit krisan unrooted cutting dan rooted cutting. Produk diasumsikan bersifat homogen, artinya dalam satu kendaraan hanya terdapat satu varietas. Namun setiap kendaraan boleh berbeda varietas. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penghitungan harga produk per kendaraan. Untuk produk ekspor, dalam satu kardus diasumsikan berisi 2000 batang unrooted cutting. C.1.2 Identifikasi variabel keputusan Variabel keputusan yang dihasilkan oleh model transportasi rantai pasokan bunga krisan adalah jumlah dan jenis kendaraan yang digunakan n. Nilai n adalah bilangan bulat lebih besar atau sama dengan nol n ≥ 0. Output model yang diharapkan adalah jumlah dan jenis kendaraan yang digunakan serta biaya minimum yang ditimbulkan. C.1.3 Perumusan fungsi tujuan Tujuan dari pembuatan model adalah untuk mencapai nilai minimum total biaya transportasi yang ditimbulkan saat perusahaan melakukan pengiriman produk menuju lokasi pelanggan. Fungsi tujuan model transportasi dapat dirumuskan sebagai berikut. Min Z = n 1 B1 + n 2 B2 + n 3 B3 dimana : n 1 , n 2 , n 3 = jumlah kendaraan yang digunakan B1, B2, dan B3 = Total biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan masing-masing kendaraan Rp Biaya transportasi produk bunga terdiri atas : a Biaya operasional setiap kendaraan pada setiap tujuan pengiriman bo Biaya operasional telah mencakup biaya bahan bakar, biaya tol, biaya parkir dan lain-lain. b Biaya kerusakan produk bk bk = kerusakan produk x total harga produk yang diangkut masing-masing kendaraan Rp x jumlah kendaraan yang dipakai unit B1, B2, B3 = bo + bk Tarif biaya operasional setiap kendaraan yang digunakan untuk transportasi dan distribusi produk krisan di PT. Saung Mirwan disajikan pada Tabel 9. Persentase kerusakan produk diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak distribusi dan konsumen perusahaan. Persentase 46 kerusakan setiap produk pada setiap tujuan disajikan pada Tabel 10. Persentase kerusakan setiap produk berbeda-beda untuk setiap tujuan yang ingin dicapai karena terdapat perbedaan baik jarak tempuh maupun kondisi jalan. Semakin jauh jarak tempuh maka semakin tinggi jumlah kerusakan produk karena semakin lama produk tiba di tangan konsumen, dan kondisi jalan yang buruk berbatu- batu akan menimbulkan goncangan yang dapat meningkatkan kerusakan produk. Tabel 9. Tarif biayaoperasional kendaraan di PT. Saung Mirwan hingga Maret 2010 Tujuan Biaya operasional kendaraan per hari Rp Mobil L300 Mobil box engkle Mobil box double Bandara Soekarno-Hatta 406,800 508,500 610,200 Cipanas 137,250 164,700 192,150 Bogor 150,000 180,000 210,000 Jakarta 316,400 395,500 474,600 Bandung 444,800 556,000 667,200 Tabel 10. Persentase kerusakan produk krisan di PT. Saung Mirwan untuk setiap tujuan pengiriman Tujuan Kerusakan produk Unrooted cutting Rooted cutting Bunga potong Bandara Soekarno-Hatta 0.5 - - Cipanas - 0.125 0.16 Bogor - 0.25 0.2 Jakarta - 0.25 0.2 Bandung - 0.375 0.3 Harga jual produk yang berlaku di PT. Saung Mirwan hingga Maret 2010 adalah sebagai berikut : - unrooted cutting : Rp 100batang - rooted cutting : Rp 85batang Rp 85,000kardus - bunga potong : Rp 11,000ikat Rp 550,000kardus C.1.4 Identifikasi kendala-kendala Kendala-kendala yang terkait dengan model transportasi ini adalah jumlah kendaraan, kapasitas kendaraan dan waktu kirim produk. Jumlah kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu 11 unit yang terdiri atas 1 unit mobil L300, 6 unit mobil box engkle, dan 4 unit mobil box double. Kapasitas untuk masing-masing kendaraan berbeda. Sedangkan untuk waktu kirim perusahaan tidak boleh lebih besar daripada waktu hidup produk. Karena produk yang dikirim adalah produk pertanian segar jika sudah melewati waktu hidupnya maka produk dapat rusak sampai di tangan konsumen. Kendala-kendala model transportasi dalam rantai pasokan bunga krisan ini dirumuskan sebagai berikut : c Jumlah kendaraan n 1 ≤ 1, n 2 ≤ 6, n 3 ≤ 4 dimana: 1 : kendaraan jenis L300 2 : kendaraan jenis engkle 3 : kendaraan jenis double n : jumlah kendaraan yang tersedia unit d Kapasitas kendaraan K 1 .n 1 + K 2 .n 2 + K 3 .n 3 ≥ D untuk setiap i jenis kendaraan 47 dimana: K : kapasitas masing-masing kendaraan yang digunakan batang, kardus D : jumlah permintaan konsumen batang, kardus Berdasarkan hasil pengamatan, hasil perhitungan dan informasi dari pihak transportasi dan distribusi perusahaan diperoleh kapasitas angkut setiap kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan yang disajikan pada Tabel 11. Terdapat tiga jenis ukuran kardus produk yang digunakan di PT. Saung Mirwan. Kardus yang digunakan yaitu kardus A, B, dan kardus C yang masing-masing merupakan kardus untuk produk rooted cutting, bunga potong, dan unrooted cutting. Kardus A berisikan 1000 batang stek berakar dan kardus B berisikan 50 ikat bunga potong. Karena perbedaan ukuran kardus maka daya angkutnya di dalam kendaraan juga akan berbeda-beda. Karakteristik setiap kardus dan kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan disajikan pada Lampiran 6. Pada produk unrooted cutting satuan kapasitas angkut kendaraan adalah batang stek karena berdasarkan informasi dan data perusahaan diketahui bahwa jumlah batang stek pada setiap kardus tidak seragam, artinya mulai beragam mulai dari 1000-3000 batang stek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan daya angkut kendaraan yang tepat maka digunakan satuan batang. Dalam hal ini disumsikan satu kardus berisikan 2000 batang unrooted cutting. Kardus yang digunakan perusahaan berasal dari pemasok bahan kemasan di daerah Cibinong dan khusus kardus produk ekspor disediakan oleh konsumen sendiri. Tabel 11. Kapasitas angkut produk krisan pada kendaraan yang dimiliki PT. Saung Mirwan Jenis kendaraan kardus A buah kardus B buah unrooted cutting batang Mobil box double 223 57 1,152,000 Mobil box engkle 131 34 678,000 Mobil box L300 71 18 372,000 Ket : Kardus A = kardus untuk produk rooted cutting Kardus B = kardus untuk produk bunga potong e Waktu kirim produk tk tp dimana: tk : waktu kirim produk dari perusahaan ke tujuan hari tp : waktu hidup produk hari Waktu hidup produk menurut bagian produksi dan hasil penelitian Puslitbang Hortikultura adalah tiga hari untuk produk bibit dan 12 hari untuk bunga potong krisan. Yang dimaksud dengan waktu hidup adalah waktu saat produk masih berada dalam kondisi baik segar dan tidak membusuk. C.1.5 Penyusunan model Setelah mengidentifikasi variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala-kendala maka dihasilkan model transportasi rantai pasokan bunga krisan sebagai berikut. Min Z = n 1 B1 + n 2 B2 + n 3 B3 dengan kendala : K 1 .n 1 + K 2 .n 2 + K 3 .n 3 ≥ D n 1 ≤ 1, n 2 ≤ 6, n 3 ≤ 4 tk tp C.2 Representasi Kromosom Algoritma genetika melakukan pencarian pada sejumlah solusi fisibel dan direpresentasikan sebagai jumlah kromosom yang disebut populasi. Kromosom-kromosom dibangun secara acak dan berevolusi melalui beberapa generasi iterasi berurutan. Kromosom yang dihasilkan pada suatu generasi diharapkan lebih baik dari generasi sebelumnya. Awal penerapan suatu algoritma genetika 48 untuk memecahkan masalah optimasi, perlu adanya pengkodean atau representasi kromosom sebagai variabel keputusan. Algoritma genetika dalam penelitian ini akan menerima kromosom dalam bentuk representasi dari matrik jumlah kendaraan yang terdiri atas berbagai biaya yang dikeluarkan selama transportasi. Data biaya yang ada di dalam excel akan dikonversi genetic algorithm menjadi matrik karena genetic algorithm bekerja dalam fungsi matrik. Setiap variabel keputusan akan direpresentasikan sebagai satu gen di dalam kromosom. Setiap gen memiliki nilai yang berasal dari biaya-biaya setiap kendaraan. representasi kromosom dari variable keputusan model transportasi bunga krisan disajikan pada Gambar 17. Gambar 17. Representasi kromosom dari variabel keputusan model transportasi C.3 Inisialisasi Populasi Inisialisasi populasi dalam genetika algoritma merupakan tahap pengumpulan individu membentuk populasi yang paling awal yang berlangsung secara acak. Inisialisasi populasi menghasilkan populasi awal yang selanjutnya akan mengalami penyilangan dan mutasi menghasilkan generasi secara terus-menerus sampai kriteria penghentian tercapai. Kriteria penghentian operasi algoritma genetika akan dijelaskan selanjutnya. C.4 Fungsi Fitness Suatu fungsi fitness digunakan untuk memberikan ciri dan mengukur seberapa baik suatu solusi Chen et al. 2003. Fungsi fitness mengevaluasi kromosom-kromosom dalam setiap generasi. Pada model transportasi rantai pasokan bunga krisan fungsi fitness bertujuan untuk mencari nilai minimum dari total biaya transportasi. Sehingga pada saat proses seleksi, kromosom yang terpilih adalah kromosom yang memiliki nilai fitness terkecil. Nilai fitness yang dipilih adalah nilai yang dihasilkan oleh individu yang seminimal mungkin melanggar kendala-kendala model yang telah disebutkan sebelumnya. Solusi jumlah kendaraan yang dihasilkan tidak boleh melanggar jumlah persediaan kendaraan. Model transportasi dapat dituliskan sebagai berikut. Min Z = n 1 B1 + n 2 B2 + n 3 B3 dengan kendala : K 1 .n 1 + K 2 .n 2 + K 3 .n 3 ≥ D n 1 ≤ 1, n 2 ≤ 6, n 3 ≤ 4 tk tp C.5 Elitisme Elitisme bertujuan untuk menyalin ulang nilai individu terbaik tidak rusak karena proses genetika. Setelah persilangan dan mutasi pertama nilai individu terbaik disalin ulang dan disimpan, begitu seterusnya sampai nilai terbaik diperoleh. Kromosom hasil elitisme ini tidak akan mengalami proses penyilangan dan mutasi. Jika jumlah populasi yang tercipta genap maka nilai terbaik yang disalin ulang ada dua buah sedangkan jika ganjil makan nilai terbaik yang disalin ulang adalah satu buah kromosom. C.6 Seleksi Kromosom Teknik seleksi yang digunakan untuk memilih kromosom yang memiliki nilai fitness terbaik adalah teknik roulette wheel. Menggunakan teknik roulette wheel, berarti pemilihan individu dilakukan berdasarkan pengaruh nilai fitness-nya. Individu dengan nilai fitness yang tinggi berarti individu yang baik dan akan memiliki peluang yang lebih besar untuk terpilih. n 1 n 2 n 3 49 C.7 Penyilangan Proses penyilangan merupakan proses penukaran informasi genetik antara dua kromosom indukparent yang terpilih dari proses seleksi untuk membentuk dua buah anakoffspring. Operasi penyilangan bertujuan untuk menciptakan suatu populasi baru dengan nilai rata-rata fitness yang lebih baik daripada populasi sebelumnya. Dalam penelitian ini, teknik penyilangan yang digunakan adalah one point crossover atau penyilangan satu titik, artinya gen-gen yang dimiliki kromosom setelah titik potong akan dipindahsilangkan antar induk sehingga tercipta dua buah kromosom baru. Titik potong digunakan untuk memotong matriks kromosom berdasarkan kolom. C.8 Mutasi Mutasi merupakan operator sekunder dalam algoritma genetika yang berfungsi untuk mengubah struktur kromosom menjadi struktur kromosom yang baru sehingga terjadi perubahan sifat genetik. Mutasi bertujuan untuk memunculkan gen-gen baru yang belum pernah muncul atau mengembalikan gen-gen yang hilang pada generasi sebelumnya. Hasil dari mutasi adalah mutan yaitu suatu individu yang secara fenotip sama dengan orangtuanya namun secara genotip berbeda. Dalam penelitian ini, mutasi dilakukan dengan menukar posisi elemen matrik secara acak. Dalam satu kromosom operasi mutasi hanya bekerja pada suatu gen. Jumlah kromosom yang bermutasi ditentukan secara acak, sampai mencapai nilai probabilitas mutasi. Nilai probabilitas mutasi yang paling sering digunakan biasanya antara 0.001 - 0.2. C.9 Terminasi Kriteria berhentinya proses penyilangan dalam penelitian ini adalah nilai maksimum generasi. Proses algoritma genetika akan berhenti jika telah dicapai jumlah generasi maksimum. Pada penelitian ini jumlah generasi maksimum adalah 500.

D. IMPLEMENTASI PROGRAM