SIMPULAN Kajian jaringan transportasi dalam manajemen rantai pasokan bunga krisan di jawa barat (Studi Kasus di PT. Saung Mirwan)

63 VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Mekanisme rantai pasokan bunga krisan terdiri atas anggota primer yaitu PT. Saung Mirwan, agen bunga, pasar bunga, florist, supermarket dan toko bunga, konsumen dan mitra beli serta anggota sekunder yaitu produsen bibit, produsen pupuk, nutrisi, dan pestisida, produsen media tanam dan produsen bahan kemasan seperti kertas prola, karton dus, plastik, selotip. Aliran komoditas terdiri atas lima buah yaitu a perusahaan-agen luar negeri-pasar luar negeri aliran produk eksporunrooted cutting , b perusahaan-agen dalam negeri-ritel konsumen, c perusahaan-agen dalam negeri- konsumen, d perusahaan-konsumen, dan 5 perusahaan-pasar bunga-konsumen rooted cutting dan bunga potong. Rantai pasokan bunga krisan secara keseluruhan dapat dikatakan baik yaitu untuk yang melibatkan perusahaan karena produk yang berkualitas telah memiliki pasar yang cukup luas. Khusus untuk petani bunga di luar kelompok mitra tani, mereka tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk bunga yang dihasilkan. Pada mekanisme rantai pasokan bunga krisan terdapat hubungan proses bisnis yang dapat dilihat dari tinjauan siklus, proses dan bargaining power. Pada tinjauan siklus perusahaan melakukan siklus procurement, replenishment, manufacturing dan customer order, para petani melakukan procurement, manufacturing, dan customer order, agen bunga melakukan procurement, replenishment, dan customer order, ritel melakukan procurement dan customer order dan konsumen melakukan order. Pada tinjauan proses perusahaan dan supplier sarana produksi dalam usahanya menggunakan proses push dan pull, petani dan ritel menggunakan proses push dan agen bunga menggunakan proses pull. Selanjutnya tingkat bargaining power perusahaan terhadap mitra tani adalah sama saling menguntungkan namun dapat menjadi lebih besar, perusahaan dengan pemasok sarana produksi adalah sama, perusahaan terhadap mitra beli, agenritel, dan konsumen yaitu lebih besar, agen terhadap ritel dan ritel terhadap konsumen yaitu lebih besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi krisan yaitu perlunya kondisi dingin ketika pengiriman, teknik penyusunan di dalam alat angkut, dan waktu hidup produk. Kondisi dingin berguna untuk menjaga kualitas produk bunga. Teknik penyusunan kardus produk bunga di dalam kendaraan adalah secara mendatar untuk peletakannya. Sedangkan waktu hidup produk merupakan hal yang harus diperhatikan oleh bagian transportasi agar waktu kirim tidak menjadi lebih lama daripada waktu hidup produk. Berdasarkan hasil penelitian, program algoritma genetika menunjukkan biaya transportasi yang lebih rendah dibandingkan biaya yang saat ini dikeluarkan perusahaan untuk pengiriman produk bunga dari perusahaan ke-5 lokasi pengiriman yaitu Bandara Soekarno-Hatta, Cipanas, Bogor, Jakarta dan Bandung. Program yang bernama Optimization Using Genetic Algorithm for Chrysanthemum Transportation bertujuan untuk meminimumkan biaya pengiriman. Pengiriman ke Bandara sebanyak 1,500,000 batang unrooted cutting membutuhkan satu unit mobil box L300 dan satu unit mobil box double serta biaya kirim Rp 1,779,000. Biaya kirim yang sebelumnya dikeluarkan perusahaan adalah Rp 2,250,000 yang berarti dapat menghemat sebanyak Rp 471,000. Selanjutnya pada pengiriman produk rooted cutting ke Cipanas dan Bandung sebanyak masing-masing 250 dan 400 kardus oleh program dibutuhkan biaya kirim Rp 357,240 dan Rp 1,476,600 sedangkan perusahaan membutuhkan Rp 625,000 dan Rp 1,600,000. Sehingga perusahaan dapat menghemat biaya kirim sebanyak Rp 294,740 ke Cipanas dan Rp 123,400 ke Bandung. Kendaraan yang dibutuhkan untuk pengiriman ke Cipanas adalah dua unit mobil box engkle sedangkan untuk pengiriman ke Bandung adalah dua unit mobil box double. 64 Kemudian untuk pengiriman produk bunga potong ke Bogor dan Jakarta sebanyak masing- masing 75 dan 150 kardus oleh program dibutuhkan biaya kirim sebanyak Rp 442,500 dan Rp 1,611,900 sementara biaya kirim perusahaan Rp 586,000 dan Rp 1,757,800. Dengan demikian jika menggunakan hasil program, perusahaan dapat menurunkan biaya kirim sebanyak Rp 143,500 ke Bogor dan Rp 145,900 ke Jakarta. Kendaraan yang dibutuhkan untuk pengiriman ke Bogor adalah satu unit mobil box L300 dan satu unit mobil box double sedangkan untuk pengiriman ke Jakarta adalah tiga unit mobil box double.

B. SARAN