melakukan proses perkuliahan dengan mengikuti perkembangan informasi sesuai dengan matakuliah yang ditempuh. Mereka juga sering mengaitkan
fenomena yang aktual dengan materi perkuliahan yang dibahas, bahkan menyiapkan metode observasi langsung pada objek yang berkaitan diluar
kelas. Biasanya mereka membuat modul untuk persiapan mereka mengajar. “...Dalam menyampaikan materi saya melakukan metode ceramah,
tanya-jawab, serta kuis, dan presentasi kelompok dalam mengulas materi yang sedang dibahas. Namun saya kalo mengajar sering kali mengaitkan
dengan dunia luar, misalnya keadaan buruh pabrik, pedagang dipasar, nah untuk memberikan keterangan yang cukup signifikan biasanya saya
memberikan tugas untuk mereka meneliti keadaan objek suatu tempat yang berkaitan dengan materi perkuliahan yang sedang dibahas...” Anhas
. “...Dengan menyampaikan materi perkuliahan menggunakan power point yang ditembak oleh proyektor saya biarkan mereka membaca dulu
materi yang saya sampaikan. Baru setelah itu jika ada yang tidak mereka pahami saya biarkan mereka bertanya lalu akan saya jelaskan sedetail
mungkin, namun jika tidak ada yang bertanya saya anggap mereka semua paham...” Maul
2. Penerapan Literasi Informasi Pada Proses Pengajaran oleh Dosen
STIE Bina Bangsa a. Penerapan Literasi Informasi dalam Proses Perkuliahan
Dalam membangun mahasiswa agar menjadi pembelajar sepanjang hayat dan individu yang mandiri bukanlah hal yang mudah namun juga tidak terlalu
sulit. Hal ini membutuhkan kemampuan dosen sebagai media yang menjembatani kegiatan perkuliahan di kelas. Untuk mengetahui bagaimana informan
menerapkan literasi informasi yang dilakukan adalah bertanya mengenai metode perkuliahan di kelas dan kegiatan belajar mengajar. Untuk memperkuat jawaban
informan, peneliti juga melakukan observasi. Lalu bagaimana penerapan literasi dalam proses perkuliahan?
Menurut Maul perkuliahan yang efektif adalah dengan menggali
pemahaman dengan materi yang disampaikan. Sebelum melakukan diskusi ia terlebih dahulu dengan memberikan materi yang diajarkan atau bahan yang akan
dijadikan diskusi. Maul mengaku bahwa ia masih menerapkan metode ceramah kelas dalam memulai suatu materi ajar. Menurutnya hal ini perlu dilakukan agar
mahasiswa mengetahui lebih banyak materi yang akan didiskusikan. Selain itu, Maul juga melakukan diskusi kelompok. Kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas setelah itu barulah dilakukan penilaian yang dilakukan oleh teman sebaya peer asessment.
“...dalam hal ini matakuliah yang saya sampaikan adalah Ilmu Budaya Sosial. Bagi saya selazimnya pelajar pasti mendapatkan materi seperti ini di
sekolah mereka sebelumnya. Hal-hal yang berkaitan pada perkuliahan saya tak jauh beda dari pengalaman mereka sehari-hari yang mereka jalani pada
kehidupan mereka bersosialisasi pada masyarakat luas. Dari hal-hal tersebut inti dari perkuliahan saya lebih cenderung kepada ceramah untuk memperdalam
materi yang saya sampaikan..” Maul
Menurut Ahmun ia lebih banyak memberi stimulasi kepada mahasiswa mengenai peristiwa dan fenomena yang terjadi di sekitar mereka. Ia lebih banyak
memberi contoh-contoh dalam bentuk animasi, video, maupun film agar mahasiswa dapat memahami materinya dengan baik. Karena dengan adanya
visualisasi dari sebuah peristiwa mahasiswa diharapkan dapat membayangkan bagaimana sebenarnya proses dari gejala suatu kejadian yang telah terjadi ataupun
yang sudah terjadi. Setelah itu mereka akan mempresentasikannya di depan kelas.
“...pada saat ini saya lebih seringnya sih menyampaikan materi menggunakan visual video ataupun animasi, kalo video yang bertepatan dengan
materi saya sampaikan tidak ada di youtube saya akan buat animasi sendiri menggunakan powerpoint dengan gambar-gambar yang saya kumpulkan dari
google, para mahasiswa terbiasa dan terlihat lebih mudeng ketika tampilan itu menarik perhatian mereka, jadi kesannya lebih paham kalo ada visual. Biasanya
kalo download, butuh bandwith yang besar dalam mengakses informasi.. kecepatan internet penting...” Ahmun
Anhas dan Anper mengajak melakukan penjelajahan diluar kelas. Dengan melakukan pengamatan disekitar kampus maupun diluar kampus observasi.
Anhas misalnya terkadang memberikan tugas pada mahasiswanya untuk menjelajahi lingkungan diluar kampus untuk meng-observasi serta mengkaji
keadaan dari objek yang diteliti, ia sering memberikan kesempatan bagi mahasiswanya ketempat yang unik mulai dari gedung hingga pasar tradisional.
Sama halnya dengan Anper, dosen Pengantar Bisnis ia biasa memberikan mahasiswa belajar dari lingkungannya, terutama lingkungan yang terdekat yaitu
kampus. “...saya kalo mengajar sering kali mengaitkan dengan dunia luar, misalnya
keadaan buruh pabrik, pedagang dipasar, nah untuk memberikan keterangan yang cukup signifikan biasanya saya memberikan tugas untuk mereka meneliti
keadaan objek suatu tempat yang berkaitan dengan materi perkuliahan yang dibahas agar dapat mereka presentasikan nantinya didalam kelas.” Anhas
“...kegiatan mengungjungi gedung bursa efek misalnya, atau pabrik, bahkan pasar dari yang tradisional maupun yang modern untuk mengetahui
langsung proses aktivitas yang berlangsung disana memberikan wawasan yang lebih luas terhadap mahasiswa saya...” Anper
Tetapi ia juga berusaha meningkatkan daya kritis mereka dengan melakukan diskusi.
“karena tiap dosen memberikan metode perkuliahan berbeda-beda sih yaa... jadinya harus bisa membuat sebagus mungkin untuk menarik perhatian
mahasiswa agar proses perkuliahan tidak boring didalam kelas walaupun metode yang saya terapkan tergolong masih konvensional dengan cara melakukan
ceramah dan diskusi didalam kelas..”Sorbi
Dalam penelitian ini, usaha yang dapat dijadikan dosen untuk menjadikan mahasiswa kritis adalah dengan menggunakan metode perkuliahan yang tepat
untuk di gunakan di dalam kelas. Dalam kelas dosen memfasilitasi kegiatan perkuliahan mahasiswanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosen STIE Bina
Bangsa menerapkan berbagai metode perkuliahan dikelas yang hampir serupa. STIE Bina Bangsa tidak secara eksplisit mencantumkan literasi informasi
sebagai suatu hasil belajar yang harus dimiliki oleh setiap bagian dari komunitas kampus. Tetapi tujuan pembelajaran dari STIE Bina Bangsa yang berlandaskan
pembelajaran sepanjang hayat merupakan suatu indikasi yang dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan kegiatan perkuliahan di kampus.
b. Mengkomunikasikan Informasi
Dalam mengkomunikasikan informasi yang sudah didapatkan, diharapkan tidak hanya terjadi hanya pada sesama dosen namun juga dapat meluas ke
masyarakat sekitar. Hal ini menjadi suatu tuntutan yang harus dipenuhi mengingat peran dosen sebagai profesi yang juga mempunyai tanggung jawab terhadap
masyarakat. Lalu bagaimana para dosen mengkomunikasikan informasi yang mereka terima kepada para mahasiswa, sesama rekan dosen, atau masyarakat
luas? Dalam hal ini yang lebih literate adalah Sorbi, karena selain menjalankan
peran sebagai dosen dikampus, Sorbi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti ia aktif mengikuti kegiatan dari organisasi dan terbukti dalam
memberikan kontribusi. Organisasi yang ia ikuti juga masih bernafaskan islami. Selain itu diluar kesibukannya ia masih dapat menyempatkan waktunya mengajar
mengaji kepada anak kecil disekitar tempat ia tinggal. Sedangkan informan lain,