Penerapan Literasi Informasi Dosen dalam Proses Perkuliahan

1. Menduduki jabatan pimpinan dalam lembaga pemerintahan atau pejabat negara sehingga harus dibebaskan dari jabatan organiknya. 2. Melaksanakan pengembangan hasil pendidikan dan penelitian yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. 3. Memberi latihan, penyuluhan, serta penataran pada masyarakat. 4. Memberi pelayanan pada masyarakat atau kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintah dan pembangunan. 5. Membuat atau menulis karya pengabdian pada masyarakat. 23 Berdasarkan dari pemaparan diatas adalah bahwa setiap pengajar harus dapat berusaha melaksanakan kewajibannya yakni, mengajar berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan disamping melakukan tugas penelitiannya. Desain perkuliahan merupakan semua bentuk rancangan atau persiapan tertulis yang dibutuhkan bagi pelaksanaan perkuliahan. Perkuliahan seperti halnya kurikulum meliputi tiga komponen, yaitu desain atau rancangan, implementasi atau pelaksanaan, dan evaluasi. Desain perkuliahan merupakan bentuk mikro dari desain kurikulum. Kalau desain kurikulum mencakup rancangan, implementasi mencakup semua jenis dan bentuk perkuliahan, hanya berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran kurikuler, dan korikuler jika ada. Evaluasi kurikulum mencakup semua evaluasi semua komponen kurikulum: desain, implementasi, faktor penunjang dan hasil semua matakuliah, sedangkan evaluasi perkuliahan hanya mengevaluasi proses dan hasil perkuliahan masing-masing mata kuliah. Di perguruan tinggi sejak lama telah digunakan model silabi perkuliahan mulai tahun 1975 untuk rincian desain yang disebut Satuan Acara Perkuliahan SAP. Silabus merupakan salah satu bentuk kurikulum, boleh disebut kurikulum mikro, jabaran dari kurikulum lengkap yang bersifat makro. Secara umum silabus berisi rumusan 23 Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2010., h. 5-6 tentang komponen-komponen tujuan, bahan, proses pembelajaran termasuk penggunaan media-sumber, tugas-latihan, dan evaluasi pembelajaran. Silabus menggunakan bentuk format desain susunan komponen-komponen pembelajaran tersebut vertikal berurutan kebawah. Isi silabus mulai dari identitas matakuliah, tujuan, bahan ajar, proses perkuliahan yang terdiri atas pendekatan dan metode pembelajaran, media, dan sumber belajar, tugas- tugas dan latihan, serta penilaian hasil belajar. Silabus merupakan desain pembelajaran untuk satu matakuliah dalam kurun waktu satu semester. 24 Mahasiswa adalah subjek dan pelaku dari kegiatan perkuliahan. Melalui kegiatan belajar ini potensi-potensi, kecakapan dan karakteristik mahasiswa dikembangkan. Kemampuan mahasiswa merupakan hal-hal yang kompleks, selain terkait dengan jenis dan variasi tingkatan kemampuan yang dimiliki para mahasiswa, tetapi juga dengan tahap perkembangan, status, pengalaman belajar, serta berbagai faktor seperti teknologi yang melatarbelakanginya. Agar para mahasiswa dapat mengembangkan semua potensi, kecakapan dan karakteristiknya secara optimal, dibutuhkan pendekatan, model, dan metode perkuliahan yang sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan mahasiswa tersebut. Tugas utama dari perguruan tinggi ialah mempromosikan penggunaan teknologi informasi guna meningkatkan information literacy masyarakat. Istilah information literacy sering dikaitkan dengan information competency, yaitu seseorang dalam mendayagunakan informasi yang diperolehnya untuk meningkatkan kinerja aktivitas sehari-hari. Lalu pada kenyataannya, keberhasilan pemerintah dalam keberhasilan mengakselerasi pertumbuhan ekonominya tidak terlepas dari usaha segenap praktisi industri dan akademisi dalam meningkatkan information literacy dari masyarakat negara terkait. Oleh karena itu ketika teknologi informasi dan komunikasi diperkenalkan maka kemampuan dalam menggunakan perangkat teknologi dikenal sebagai e-literacy. Indonesia adalah salah satu negara yang 24 Dr. Nana Syaodih., kurikulum pembelajaran kompetensi, Bandung: PT Refika Aditama., h. 87-88 masih dianggap memiliki permasalahan digital divide kesenjangan digital terancam semakin diasingkan dan ditinggalkan oleh negara lainnya jika tingkat e-literacy-nya masih rendah. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan strategi jitu paling tidak untuk meningkatkan e-literacy masyarakatnya. 25 F. Kendala dan Hambatan dalam Meningkatkan Literasi Informasi Jika kita perhatikan dari zaman ke zaman yang namanya informasi tak mungkin dapat dihindarkan keberadaannya karena sifat dari informasi tersebut tercipta secara aktif, kemudian agar menghindarkan kesalah-pahaman tentang apa yang dimaksudkan dengan informasi itu ada baiknya di tela-ah terlebih dahulu. Lalu informasi juga tak akan pernah lepas dari pada sumber-sumbernya. Sumber informasi adalah masukan yang diperoleh dari berbagai sumber seperti kegiatan operasional, gagasan atau pendapat dari masyarakat umum, data yang diperoleh dari kegiatan penelitian, data ilmiah berupa teori dalil hipotesa, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan penemuan- penemuan baru. 26 Dalam kehidupan sehari-hari semua orang pasti akan membutuhkan informasi, apapun jenis pekerjaannya. Kebutuhan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupan dan penunjang kegiatan. Juga pemenuhan kebutuhan informasi dibutuhkan karena dapat berfungsi banyak untuk kehidupan masyarakat umum. Maka kebutuhan adalah keadaan dimana manusia merasakan sesuatu kekurangan dan berupaya untuk memenuhi kekurangan tersebut 27 . Sedangkan informasi yang pada bahasa latinnya “infomare” adalah membuat berbentuk, membentuk melalui pendidikan pesan, dan keterangan selain itu informasi, 25 Richardus Eko Indrajit, Manajemen Perguruan Tinggi Modern Yogyakarta: ANDI, 2006., h. 310-311 26 Soejono Trimo, pengantar Ilmu Dokumentasi Bandung: Remadja Karya, 1987, h. 11 27 Van Hoeve, Ensiklopedia Indonesia, vol.III Jakarta: Ichtiar baru-van Hoeve, 1982 h. 1707 inggris dewasa ini juga diartikan penambahan dipihak penerima informasi dan merupakan makhluk hidup maupun mesin. 28 Kecepatan dan perkembangan teknologi telah memberikan tekanan pada perguruan tinggi dalam berbagai hal seperti fasilitas, struktur, serta sumber daya manusia. Dalam sumber daya manusia termasuk kedalam-nya staf dosen, manajemen, teknis, dan tata usaha. Perguruan tinggi tak hanya membutuhkan penambahan personil namun yang paling utama adalah meningkatkan pengembangan profesionalitas. Idealnya setiap perguruan tinggi memiliki program yang komprehensif untuk meningkatkan kompetensi keprofesionalan dosen university teachers atau manajemen pengembangan mutu dosen 29 . Namun, karena globalisasi tak hanya menyangkut dan berdampak pada bidang ekonomi, tetapi hampir pada tiap elemen kehidupan manusia, maka globalisasi pun berdampak pada pendidikan tinggi juga perguruan tinggi. Secara formal, globalisasi memang belum menyentuh perguruan tinggi, namun tampaknya tak lama lagi kekuatan dan gejalanya tak dapat dibendung lagi. Pergerakan dari ilmu pengetahuan yang terjun bebas di sokong oleh derasnya teknologi merupakan salah satu aspek yang paling dominan dalam globalisasi tentu pasti akan menyentuh pula bidang pendidikan, khususnya perguruan tinggi. 30 Globalisasi juga ternyata mengubah cara belajar-mengajar, dari bertatap muka dan melalui hubungan personal antara mahasiswa dan dosen menjadi hubungan maya nonpersonal, melalui internet, dan video jarak jauh. Namun, proses belajar mengajar masih tetap diperlukan dan berkembang bersamaan dengan cara baru melalui berbagai alat teknologi informasi. Proses belajar mengajar seperti sekarang ini secara tatap muka tetap berlangsung di gedung perguruan tinggi. Globalisasi sering kali menghadirkan pengetahuan dan informasi yang berlebihan yang tidak dapat ditangkap oleh orang yang kebanyakan pula tidak mampu mencerna tantangan 28 Ibid., h. 1446 29 Sanusi uwes., Manajemen Pengembangan Mutu dosen jakarta, logos wacana ilmu, 1999. h. 39 30 Richardus Eko Indrajit, Manajemen Perguruan Tinggi Modern Yogyakarta: ANDI, 2006. h.34 yang menyertainya, sehingga hidup dalam globalisasi merupakan resiko dan mengubah identitas seseorang, tempat tinggal dan kehidupan di masa yang akan datang. Globalisasi yang tidak lengkap atau sempurna namun tetap berjalan terus, justru meningkatkan perbedaan antarnegara dan menambah ketidakseimbangan dalam segala bidang : politik, ekonomi, budaya, agama, dan juga sosial. Globalisasi yang tidak terkendali membawa ancaman dan ketakutan yang memang dapat dimengerti dari banyak hal. kita perlu mengakui bahwa globalisasi dapat menularkan nilai-nilai positif, tetapi berpotensi menawarkan nilai-nilai negatif. Nilai positif yang dimaksud misalnya etos kerja, manajemen produksi, displin kerja, demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan termasuk politik, penghormatan pada hak-hak asasi manusia, kehidupan masyarakat sipil, dan sebagainya kemudian nilai negatif misalnya, konsumerisme, hedonisme, individualisme, sekularisme, dan sebagainya. Teknologi mungkin mampu menjadikan universitas bersifat global dalam jangkauannya, namun ada sesuatu yang agaknya tetap dikehendaki secara lokal, yaitu akreditasi. Akreditasi tidak hanya menyangkut pada peraturan, tetapi juga menyangkut pada kepercayaan dan reputasi. Pembelajaran berbasis internet memang menjanjikan cara baru dalam menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga sekaligus menciptakan hambatan baru. Hambatan-hambatan yang terjadi dikarenakan seringkali terjadi adanya information overload. Contohnya ialah ketika pada saat kita menggunakan search engine kadangkala kita menemukan kendala pada banyaknya sumber-sumber informasi yang tampil pada saat hasil penulusuran dari informasi yang dicari sehingga sumber yang seharusnya tepat, menjadi tidak tepat sasaran terhadap kebutuhan informasi yang dicari. Dalam tradisi lama ialah dalam universitas, ilmu pengetahuan dibuat terbuka secara gratis untuk semua orang. Dalam era internet, di mana para dosen dan para ahli menjadi ajang perebutan antara universitas dan perusahaan penyedia jasa informasi yang notabene mencari benefit untuk pribadi ataupun bagi instansi perusahaan yang menaunginya, hak intelektual menjadi sangat menonjol, sehingga menjurus pada privatisasi ilmu pengetahuan. BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Umumnya pendekatan kualitatif, antara lain bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu, membangun atau menemukan teori baru, menguji atau memperkuat teori yang sudah ada, mengadakan penilaian terhadap produk atau proses merumuskan kebijakan 1 . Jenis penelitian ini bersifat deskriptif atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. 2 Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengkaji realita yang ada dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data tertentu agar mendapatkan kondisi lapangan yang lebih jelas mengenai Literasi Informasi Dosen dalam kebutuhan mencari dan menggunakan informasi sebaik mungkin dalam mengemban tugas profesionalnya.

B. Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang berasal dari narasumber yang ditemui langsung di lapangan lokasi penelitian yakni dosen yang mengajar di STIE Bina 1 Komarudin Sastradipoera, Mencari Makna Dibalik Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h. 103. 2 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian Jakarta: STIA-LAN, 2004, h. 60. 34 Bangsa serta kepala Perpustakaan institusi tersebut. 2. Data Sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.

C. Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian 3 . Yaitu sumber data penelitian yang diperoleh melalui narasumber yang bersangkutan, dalam hal ini adalah dosen tetap yang mengajar di Perguruan Tinggi tersebut. Untuk pemilihan informan sendiri penulis mendapakan secara random dari petugas akademik STIE Bina Bangsa disesuaikan dengan jadwal waktu luang para dosen diluar jam mengajar mereka pada saat peneliti mengobservasi tempat penelitian tanpa adanya pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini akan diambil lima 5 orang informan dari 125 dosen yang akan memaparkan informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Dari lima orang yang dipilih dianggap paling tahu tentang informasi yang penulis butuhkan dan dipilih oleh bagian pihak akademik ditempat penulis mengajukan penelitian serta waktu disesuaikan juga dengan jam-jam luang di luar waktu mereka mengajar. Peneliti memang hanya diberikan kesempatan untuk mewawancarai maksimal lima orang dosen sebagai kebijakan yang mereka terapkan pada saat peneliti meminta izin observasi. 3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h.132 Contoh Penulisan Nama Samaran Informan Penelitian : No. Nama Samaran Informan Jabatan Bagian 1. Rina Pustakawan Pelaksana Pengadaan

2. Tina

Pustakawan Muda Pengolahan Pada penelitian kualitatif, peneliti harus menggunakan alias atau nama samaran untuk informan atau tempat penelitian, untuk melindungi identitas informan. 4 No. Nama Samaran Informan Jabatan Bagian 1. Ahmun Dosen Teknologi Informasi Komunikasi

2. Anhas

Dosen Pengolahan

3. Anper

Dosen Manajemen Pemasaram Ekonomi Internasional 4. Sorbi Dosen Sistem Informasi Manajemen 5. Maul Dosen Ilmu Budaya Sosial Dasar Kelima informan dari staf dosen tersebut adalah: 1. Ahmad Munawir, S.Kom., M.Kom sebagai, dosen mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi Komunikasi. 2. Andi Hasryningsih Asfar, S.Pt., S.Pd., M.Si sebagai, dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran dan Dosen mata kuliah Ekonomi Internasional. 3. Angrian Permana, S.Pd., MM sebagai, dosen mata kuliah Pengantar Bisnis. 4 John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitave, and Mix Methods Approaches. Los Angele: SAGE, 2014 h.99 4. Dr.H.Sobri, S.Kom., MM sebagai, dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. 5. Drs. Maulana, S.SAM., M.Si sebagai dosen mata kuliah Ilmu Budaya Sosial Dasar.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri dengan menggunakan alat bantu untuk merekam atau mencatat informasi dari wawancara yang dilakukan kepada para informan. Maka dari itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. 5

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang dipelajari dan aktifitas–aktifitas yang tengah berlangsung. Kemudian hasil dari observasi tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal–hal yang diamati secara lengkap dengan 5 Ibid., h.222