Mengkomunikasikan Informasi Penerapan Literasi Informasi Pada Proses Pengajaran oleh Dosen
pada literatur matakuliah masing-masing, akan tetapi karena STIE Bina Bangsa merupakan kampus yang baru dibangun pada tahun 2006 dan tidak memiliki
berbagai macam jurusan selain Manajemen dan Ilmu Ekonomi maka sampai sekarang kampus tersebut hanya memiliki 1 satu unit perpustakaan akademik
yang berbentuk UPT Unit Pelaksanaan Tehnis yang dipimpin oleh seorang kepala UPT perpustakaan pusat yang bertanggung-jawab langsung kepada rektor.
Dobber dalam Hana mengatakan bahwa orang yang melek informasi juga harus dapat memanfaatkan perpustakaan. Untuk dapat menjadikan tiap mahasiswa
STIE Bina Bangsa sebagai individu yang melek informasi maka mereka harus bisa memanfaatkan perpustakaan dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut
tidak hanya diperlukan peran pustakawan namun juga dosen. Dosen dan pustakawan harus dapat berkolaborasi untuk mewujudkan komunitas kampus
yang literate. Pustakawan merupakan seseorang yang memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan pengguna, salah satunya dengan memberikan pendidikan
pemakaian yang tepat. Namun demikian pustakawan tidaklah dapat mewujudkan komunitas yang
literate bila tidak didukung oleh peran dosen. Dosen seharusnya dapat memberikan kontribusi yang lebih mengingat frekuensi bertemu dengan
mahasiswanya lebih banyak. Perpustakaan STIE Bina Bangsa hanya memberikan pendidikan pemakai
yang berorientasi pada pelatihan literasi informasi kepada para mahasiswa STIE Bina Bangsa di awal tahun ajar. Pendidikan pemakai ini pun sudah di terapkan
kepada dosen-dosen STIE Bina Bangsa karena mereka juga sangat membutuhkan pengetahuan mengenai literasi informasi agar mereka dapat memahami dan
menerapkannya dengan baik terhadap mahasiswa mereka. Dalam penelitian ini
terlihat bahwa adanya kerja sama yang cukup baik antara dosen dan pustakawan. Penelitan ini membuktikan lebih banyak dosen yang sudah
mengintegrasikan perpustakaan sebagai proses dalam pembelajaran, sisanya lebih banyak menggunakan jasa internet sebagai penyokong utama.
“...biasanya jika mencari informasi itu hanya tinggal browsing wah misalkan yang ini cocok untuk matakuliah TIK nanti saya tinggal pilah-pilah saja
pada saat waktu santai.. seperti e-book ataupun jurnal-jurnal online...” Ahmun “...perpustakaan lumayan sering saya gunakan fasilitasnya...” Anhas
“...sebenarnya saya jarang banget ke perpustakaan.. tiap waktu saya ke
perpustakaan paling ngadem baca majalah sambil nunggu jadwal makan siang atau mengisi perkuliahan didalam kelas...” Anper
“..saya lebih sering menggunakan e-book sebagai isi bahan ajar sebagai rujukan ataupun mengakses jurnal-jurnal online yang terdapat di internet...”
Sorbi “Perpustakaan dan internet menjadi andalan utama...” Maul
Para informan sudah dapat memahami peran yang mereka jalani sebagai
dosen dan memiliki keinginan yang kuat untu terus meningkatkan kompetensi profesionalisme dengan cara terus mengembangkan diri. Pengembangan diri yang
dilakukan adalah dengan memenuhi kebutuhan informasi yang berhubungan dengan perannya sebagai dosen dari berbagai aspek.
Untuk akses terhadap jurnal-jurnal online sendiri perpustakaan dari universitas tersebut belum memfasilitasi dengan memanfaatkan akses yang
berlangganan walau beberapa dosen sudah dapat menggunakan fasilitas tersebut secara pribadi seperti yang diungkapkan oleh Ahmun dan Sorbi.
Hal ini membuktikan bahwa para dosen belum dapat secara optimal memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan diri. Selain itu kegiatan
yang dilakukan di dunia maya hanya sebatas pencarian informasi yang sifatnya
pengetahuan umum, tetapi dalam melakukan pencarian penelitian ilmiah masih belum banyak digali. Selain itu mereka belum banyak memanfaatkan di internet
secara optimal seperti: jurnal online, e-book, milis, forum diskusi, dll. Untuk kemampuan menggunakan informasi sudah tergolong cukup baik
seperti cara menggunakan katalog online yang tersedia di perpustakaan, ataupun menggunakan bahan referensi sebagai rujukan untuk penelitian, hal ini
dikarenakan latar belakang pendidikan mereka yang sudah cukup baik sehingga dapat melakukan peran sebagai dosen dengan baik seperti membuat materi ajar
menjadi menarik, membuat silabus, dll. Dalam melaksanakan perannya, dosen harus dapat menciptakan hal-hal baru inovator dalam menyegarkan kompetensi
dan meningkatkan hasil pembelajaran. Akan tetapi, hal ini perlu juga didukung dari pihak kampus untuk terus meningkatkan kompetensi STIE BB dengan
memberikan pelatihan ataupun seminar secara rutin kepada pustakawan dan para dosen.
Pada penelitian ini beberapa informan sudah berusaha membuat suatu metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, misalnya dengan
menstimulasi cara berpikir kritis mahasiswa agar terbiasa memecahkan masalah lalu menghidupkan diskusi didalam kelas, adanya diskusi kelompok dan
presentasi hasil diskusi untuk menambah rasa percaya diri mahasiswa. Adapun diantaranya mereka memberikan tugas pada mahasiswanya dalam bentuk makalah
yang mengharuskan mereka untuk ke perpustakaan dalam rangka mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan tugas mereka. Hal ini
sesuai dengan tujuan akhir dari literasi informasi yang mengharapkan agar semua individu dapat belajar bagaimana caranya belajar learning how to learn.