Latar Belakang Masalah Kemampuan Literasi Informasi Dosen Menelusur Informasi Untuk Menunjang Kompetensi Dalam Pengajaran Di STIE Bina Bangsa Serang-Banten

baik. Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional artinya suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan langsung di dalam dan teknologi pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian diimplementasikan dalam keadaan yang bermanfaat. Setiap perpustakaan perguruan tinggi setidaknya harus mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sesuai dengan ketetapan Undang-Undang No 43 Tahun 2007 pasal 24 tentang Perpustakaan 4 . Maka dari itu untuk mendukung para akademisi melakukan tugas-tugas perkuliahan ataupun melaksanakan tugas akhir mereka perpustakaan STIE Bina Bangsa menjadi sentral utama sebagai sarana kebutuhan pemakai dalam mengakses kebutuhan informasi mereka yang berorientasi pada pengenalan literasi informasi. Pengenalan tersebut berupa pelatihan, menggunakan, dan menerapkan informasi secara efektif dan efisien untuk para mahasiswa, terutama khususnya bagi para peserta didik baru. Adapun juga sudah mulai dikenalkan pada para dosen namun masih bersifat informal, karena mengingat peran dosen sebagai pengajar di universitas tersebut, bukanlah hal yang lazim bagi pustakawan untuk memberikan pendidikan pemakai untuk para dosen karena tentunya mereka sendiri haruslah sudah tahu bagaimana selayaknya cara mengakses dan menggunakan informasi secara relevan guna diterapkan dalam mengemban dan memenuhi tugas mereka sehari-hari. Perpustakaan Perguruan Tinggi ialah suatu lembaga unit kerja di lingkungan perguruan tinggi yang memberikan fasilitas layanan yang pada umumnya bersifat edukatif, informatif, rekreatif, dan riset atau penelitian. Perguruan tinggi di 4 Undang-undang no.43 tahun 2007, Tentang Perpustakaan. Indonesia ini mencakup semua jenis, baik yang dikelola di bawah Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional maupun di bawah departemen dan lembaga lain yang non-departemen. Sesuai dengan tingkat penalaran warga belajar di perguruan tinggi memang lebih tinggi dari masyarakat belajar dari tingkat sekolah menengah umum SMU, maka segala informasi bidang ilmunya pung tingkatannya harus lebih tinggi pula. Mulai dari bahan-bahan berupa buku teks dasar hingga kepada karya-karya hasil penelitian yang lebih rumit serta lebih kompleks. 5 Pengelolaan Pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Bina Bangsa Banten dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta sikap mental yang dapat menggali, meraih dan menciptakan peluang, sehingga tidak hanya menjadi objek, tetapi menjadi subyek pembangunan guna meraih masa depan yang lebih baik. STIE Bina Bangsa merupakan universitas yang telah mengintegrasikan literasi informasi dalam kurikulumnya walaupun tidak secara eksplisit disebutkan. STIE Bina Bangsa menargetkan peserta didiknya agar mampu bersaing di era globalisasi. STIE Bina Bangsa memiliki visi: Menjadi Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia yang menghasilkan sumber daya manusia unggul, berdaya saing tinggi, berwawasan global menuju “ENTREPRENEUR UNIVERSITY” tahun 2025. Sesuai dengan visi dari perguruan tinggi tersebut dalam rangka menunjang penyelenggaraaan pendidikan dalam bidang ilmu ekonomi berbasis kompetensi secara continue yang efektif, efisien dan terprogram untuk mengembangkan 5 Pawit M. Yusup. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi: Information Retrieval. Jakarta:Kencana, 2010 h.13 potensi diri menjadi lulusan yang berdaya guna dan memiliki jiwa Entrepreneurship. Dalam kegiatan perkuliahan di STIE Bina Bangsa, menerapkan sistem moving class pada setiap mata kuliah yang ditempuh. Dengan adanya moving class, dosen bertanggung jawab pada setiap kelas yang dikelolanya. Setiap kelas diberikan fasilitas yang menunjang seperti sinyal wifii yang terintegrasikan oleh internet. Hal ini diadakan mengingat STIE Bina Bangsa sudah menerapkan kegiatan belajar-mengajar berbasis teknologi informasi. Dosen dalam kegiatannya sehari-hari adalah sebagai pembimbing serta pendidik para mahasiswa dalam perkuliahan di dalam atau pun di luar kelas. Untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang baik tentunya perlu ada persiapan dalam pembekalan materi yang akan dosen sampaikan kepada mahasiswa mereka sebagai tuntutan profesi guna menunjang kompetensi profesionalisme mereka. Dosen sendiri tidak akan mampu mempersiapkan para mahasiswanya untuk menjadi pribadi yang literate terhadap informasi jika mereka sendiri tidak mengetahui bagaimana mencari, memilah, dan menggunakan informasi. Maka untuk itu, sudah sewajarnya dosen dituntut harus melek terhadap informasi. Perubahan dan perkembangan informasi yang cepat menuntut dosen untuk selalu meningkatkan kemampuan dirinya dari waktu ke waktu, sehingga pada hakikatnya dosen dituntut dapat mengembangkan long life education. Penelitian ini sendiri berfokus pada kemampuan literasi informasi dosen dalam menunjang kompetensi profesionalismenya. Peneliti memilih STIE Bina Bangsa karena merupakan lembaga pendidikan universitas yang sudah memulai literasi informasi dalam kurikulumnya walaupun belum diterapkan mata kuliah yang berfokus pada pembahasan literasi informasi itu sendiri. Namun, pada kenyataannya bagaimanakah kemampuan literasi informasi dosen STIE Bina Bangsa dalam kemampuan menelusur informasi? Dan bagaimana mereka menerapkan literasi informasi dalam mengajar dalam menunjang kompetensi mereka?

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang penulis ambil, maka dalam penelitian ini memfokuskan pada upaya dosen STIE Bina Bangsa dalam meningkatkan kemampuan Literasi Informasi dalam kemampuan menelusur informasi dan pengajaran.

2. Perumusan Masalah

a. Bagaimana literasi informasi dosen STIE Bina Bangsa dalam kemampuan menelusur informasi? b. Bagaimana penerapan literasi informasi pada proses pengajaran oleh dosen STIE Bina Bangsa?

C. Tujuan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini diantaranya adalah: a. Mengetahui literasi informasi dosen di STIE Bina Bangsa dalam kemampuan menelusur informasi. b. Mengetahui penerapan literasi informasi pada proses pengajaran oleh dosen STIE Bina Bangsa dalam menunjang kompetensi profesionalismenya .

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini akan terbagi menjadi dua, diantaranya ialah : a. Teoritis Bagi akademisi, penelitian ini sebagai inspirasi kajian mereka, guna melakukan penelitian-penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengembangan literasi informasi. b. Praktik Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan, dapat memberikan masukan bagi: 1 STIE Bina Bangsa sebagai lembaga pendidikan perguruan tinggi swasta yang sudah mulai mengintegrasikan literasi informasi kedalam kurikulumnya, agar dapat mengembangkan dan melihat literasi informasi dosen sebagai salah satu komunitas perguruan yang banyak berinteraksi dengan mahasiswanya dalam rangka menunjang kompetensi profesionalismenya. 2 Perpustakan STIE Bina Bangsa, sebagai bahan masukan untuk dapat mengembangkan program pendidikan pemakai yang tepat bagi dosen STIE Bina Bangsa. a. Observasi adalah penelitian yang pengambilan datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian. 6 Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan buku, dokumen, artikel, laporan dan sebagainya 7

D. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang memiliki tema serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. berikut beberapa penelitian dalam bentuk skripsi yang memiliki tema serupa : 1. Penerapan Literasi Informasi di Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi, penelitian ini diajukan oleh Nurul Sofa mahasiswi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia UI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi penerapan literasi Informasi pada Sekolah Alam Indonesia Rawa Kopi serta membahas tentang proses penelitian yang dikaitkan berbagai aspek literasi informasi seperti pemanfaatan perpustakaannya, hubungannya dengan Permendiknas, standar literasi informasi, dll. Tujuan dari penelitian ini menunjukan bahwa langkah-langkah dalam penulisan proyek penelitian hampir sama dengan model literasi yang ada, hanya sedikit perbedaan. 2. Literasi Informasi Pemustaka : Studi Kasus di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta , penelitian ini diajukan oleh Mega Apriyanti mahasiswi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia UI. Skripsi ini membahas kemampuan literasi pemustaka di Perpumda DKI 6 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN, 1999, h. 63 7 Ibid., h. 65 Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kemampuan literasi informasi dalam menunjang kegiatannya sehari-hari. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemustaka tergolong cukup baik dalam melakukan literasi informasi di Perpumda DKI Jakarta dan mereka melakukan 11 indikator kinerja dari 22 indikator kinerja yang terdapat 5 komponen ACRL Information Literacy Standard for Higher Education.