1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1
”. Cita – cita besar para pendiri bangsa untuk menciptakan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Ketimpangan masih terlihat di mana-mana. Pembangunan insfrasturktur cenderung masih terpusat di kota-kota besar. Sehingga investor-
investor lebih memilih kota-kota tersebut untuk mengembangkan modalnya. Demikian dengan lembaga-lembaga keuangan. Perputaran uang yang lebih cepat
menjadi prioritas lembaga kuangan memilih kota besar sebagai pangsa pasarnya. Hasilnya masyarakat daerah, desa, bahkan perbatasan yang mayoritas masyarakat
lapisan bawah tidak mendapat layanan jasa keuangan bahkan dianggap unbankable. Perbedaan untuk mengakses jasa keuangan ini menimbulkan efek
bergelombang. Seperti minimnya efisiensi produksi, rendahnya biaya promosi, yang akan berdampak pada omset dan pendapatan. Akhirnya berimbas pada PHK,
bangkrut, pengangguran dan berujung pada kemiskinan. Untuk itu pemerintah terus berupaya untuk meniadakan segala bentuk hambatan yang bersifat harga maupun
non harga, terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan financial inclution
2
.
1
Sila ke-5 Pancasila
2
Booklet Keuangan Inklusif. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM. Bank Indonesia. 2004. h4
Sistem keuangan insklusif atau financial inclution yang bersinonim dengan inclusive financial system.
3
Sistem keuangan insklusif yang kini lebih dikenal dengan istilah microfinance, dengan fitur utama microcredit.
4
Merupakan suatu skema untuk memberikan layanan jasa keuangan ke semua lapisan masyarakat
termasuk masyarakat bottom pyramid. Layanan keuangan tersebut mencakup tabungan, pinjaman jangka panjang dan jangka pendek, sewa guna usaha, asuransi,
pensiun, pembayaran, transfer uang.
5
Berbagai layanan tersebut tergolong menjadi 4 indikator, yaitu: ketersediaanakses, penggunaan, kualitas dan kesejahteraan.
Namun indikator kualitas dan kesejahteraan belum bisa dilambangkan dengan angka yang mana menjadi syarat untuk melakukan peramalan
Keuangan inklusif ini merupakan strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
6
Karena pertumbuahan ekonomi memainkan peran penting dalam mengurangi angka kemiskinan.
7
Pada tahun 2010, 13 penduduk Indonesia tergolong miskin.
8
Angka ini tergolong tinggi mengingat angka ini didapat dari jumlah penduduk Indonesia yang menjadi urutan ke 4 terbanyak di dunia. Secara
berurutan penduduk miskin di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera,
3
Brigit Helms, Access for All: Building Inclusive Financial Systems. Washington D.C,: The World Bank, 2006. h.2 yang tercantum dalam Nusron Wahid, Keuangan Inklusif: Membongkar
Hegemoni Keuangan, Jakarta: Gramedia, 2014, h.53.
4
Nusron Wahid, Keuangan Inklusif: Membongkar Hegemoni Keuangan, Jakarta: Gramedia, 2014, h.54.
5
United Nations, Building Inclusive Financial Sector for Development. New York: The United Nations Departemen of Publik Information 2006.
6
Booklet Keuangan Inklusif. Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM. Bank Indonesia. 2004. h.4.
7
Nusron Wahid, Keuangan Inklusif: Membongkar Hegemoni Keuangan, Jakarta: Gramedia, 2014, h.34.
8
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, Penanggulangan Kemiskinan : Situasi Terkini, Target Pemerintah dan Program Percepatan, edisi II. Jakarta: Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2010. h.3.
Sulawasi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, dan Kalimantan. Tingginya angka kemiskinan ini didasari faktor ekonomi, pendidikan, pendapatan, jumlah
lapangan pekerjaan dan pengangguran. Tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia ini menjadi main focus
pemerintah untuk segera diselesaikan. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan ekonomi di sektor informal. Sektor ini banyak
menyerap tenaga kerja yang diberhentikan akibat PHK Pemutusan Hubungan Kerja dari sektor formal dan ternyata memberikan sumber pendapatan tambahan
bagi tenaga kerja.
9
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik BPS Suryamin, pemerintah dapat mendorong pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah
UMKM agar dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
10
Usaha mikro, kecil dan menengah diinisiasi untuk turut serta dalam pengambangan perekonomian di Indonesia. Pelaku UMKM merupakan aktor
– aktor yang akan mampu membuat karakter pertumbuhan ekonomi Indonesia
bersifat inklusif dan berkualitas. Sebab mereka merupakan sebagian besar wakil dari masyarakat bottom pyramid. Dengan beberapa pencapaiannya, UMKM
menjadi salah satu sektor yang dipertimbangkan. Presiden Joko Widodo dalam
9
Ayuditya Widha Kurnia Sari, “Peran Kredit Usaha Rakyat KUR Bank Jateng Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Di Kabupaten Boyolali Studi Kasus : Nasabah Bank Jateng Cabang
Boyolali. Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, h.1.
10
Ilyas Istianur Praditya ,”PHK Marak, UMKM Harus Jadi Andalan penyerapan Tenaga
Kerja” Liputan6 5 Februari 2016 diakses dari http:bisnis.liputan6.comread2429345phk-marak-
umkm-harus-jadi-andalan-penyerap-tenaga-kerja pada 24 Feb. 16
siaran persnya, di Jakarta, Rabu 1722016 menyampaikan bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN.
11
Tabel 1.1. : Perkembangan UMKM dan Usaha Besar di Indonesia
Jenis Usaha
UMKM Usaha Besar
Periode Unit Usaha Jumlah
Tenaga Kerja
PDB berdasarkan
Harga Konstan
Milyar Rupiah
Unit Usaha
Jumlah Tenaga
Kerja PDB
berdasarkan Harga
Konstan Milyar
Rupiah 2010
54.114.821 98.238.913
1.282.572 5.150
2.753.049 935.375
2011 55.206.444
101.722.458 1.369.326
4.952 2.891.224
1.007.784 2012
56.534.592 107.657.509
1.451.460 4.968
3.150.645 1.073.660
2013 57.895.721
114.144.082 1.526.918
5.066 3.537.162
113.396
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS dan Kementerian Koperasi dan UMKM data diolah
UMKM sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat bottom piramid. Salah satu sektor ekonomi yang dianggap bisa meningkatkan kualitas pertumbuhan
ekonomi adalah sektok ekonomi mikro, kecil menengah dan koperasi UMKMK. Tabel 1.1 di atas, dengan jelas menunjukkan peran dan kontribusi UMKM terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional lebih besar dari pada usaha besar. Dengan memperhatikan besarnya peranan UMKMK selayaknya menjadi prioritas dalam
upaya pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran di Indonesia.
12
11
Ade Hapsari Lestarini, “Jokowi: UMKM Tulang Punggung Ekonomi RI ASEAN” metrotvnews
17 Februari
2016 diakses
dari http:ekonomi.metrotvnews.comread20160217485451jokowi-umkm-tulang-punggung-
ekonomi-ri-asean pada 24 Feb. 16
12
Nusron Wahid, Keuangan Inklusif: Membongkar Hegemoni Keuangan, Jakarta: Gramedia, 2014, h.47-48.