BAB III: LKM Syariah menuju Pembentukan Sistem Ekonomi Inklusif

Masyarakat miskin atau usaha mikro pada umunya membutuhkan jasa keuangan untuk memenuhi 3 hal, diantaranya : untuk memenuhi siklus hidup, memenuhi kebutuhan darurat, memenuhi kebutuhan untuk memanfaatkan peluang. 21 Tidak dipungkiri jika kemiskinan identik dengan tingkat pendidikan yang rendah, penguasaan teknologi yang terbatas dan pola pikir yang sederhana. Jika disandingkan dengan permintaan tenaga kerja di sektor industri maka sangat jauh dari kategori yang diinginkan. Tidak semuanya demikian, namun banyak dari mereka yang mengadu nasib di sektor informal seperti UMKM. Tidak semua pekerja atau pengusaha dalam ekonomi informal tergolong miskin, tetapi banyak diantara mereka yang hidup dengan risiko tinggi yang bisa mendorong mereka ke jurang kemiskinan. Sektor informal yang didominasi oleh UMKM cukup signifikan dalam berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Pemprov Jateng akan mendorong peningkatan penghasilan buruh tani melalui sektor UMKM. Sebab buruh tani masuk dalam kategori masyarakat miskin dengan jumlah terbanyak. 22 UMK adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. 23 21 Faidal, Model Efektif Peran Lembaga Keuangan Mikro LKM dalam Penyediaan Permodalan UMKM Sektor Riil di Kabupaten Bangkalan Madura. Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura. h.13 22 Penghasilan Warga Miskin Ditingkatkan lewat UMKM dalam Suara Merdeka Cetak 17 Desember 2015 diakses di http:berita.suaramerdeka.comsmcetakpenghasilan-warga-miskin- ditingkatkan-lewat-umkm pada 5 Agustus 2016. 23 Jaenal Effendi. Bank Masyarakat Miskin. dalam E-Paper Republika Online, Kamis 22 Januari 2015 diakses di http:www.republika.co.idberitakoraniqtishodia150122nikjkf7-bank- masyarakat-miskin pada 5 Agustus 2016. Aspek permodalan yang lebih terjangkau daripada jenis usaha lainnya menjadi salah satu alasan masyarakat miskin bergelut di dunia UMKM. Pada dasarnya usaha yang dilakukan masyarakat miskin lebih cenderung ke usaha mikro. Hal ini didasarkan oleh kebutuhan dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Seperti yang telah disampaikan oleh BPS RI dan BKKBN bahwa masyarakat miskin masih punya banyak permasalahan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Walaupun dengan modal yang terbatas, UMKM telah banyak memberikan bukti nyata. Menurut Pradnya Paramita Hapsari, Abdul Hakim, dan Saleh Soeaidy, pemberdayaan UKM dan sektor pariwisata di Kota Batu berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan perekonomian baik secara individu maupun keseluruhan PAD Kota Batu. 24 Sama halnya dengan di kota Batu, di provinsi D.I Yogyakarta, usaha kecil dan menengah mempunyai peranan dalam menciptakan lapangan kerja baru, serta dapat melengkapi kegiatan pariwisata. 25

B. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

UMKM didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar dapat diperoleh pengertian yang sesuai tentang UMKM, yakni menganut ukuran kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi. Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UMKM berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi diantaranya : 24 Pradnya Paramita Hapsari, dkk. “Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah UKM terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Studi di Pemerintah Kota Batu”. Wacana– Vol. 17, No. 2 2014, Universitas Brawijaya. Malang. 2014. h. 88-96. 25 Ryan Adhi Saputro. Analisis Sektor UKM terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi D.I. Yogyakarta. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang. 2014.