cocok dengan data. Sebaliknya bila residual tidak berupa white noise, berarti model terpilih bukan merupakan model yang cocok. Akibatnya, kita harus
melakukan pilihan ulang dari awal lagi. Oleh sebab itulah, metode Box-Jenkins disebut juga proses iterasi.
2. Tahap Peramalan Peramalan baru dibuat setelah modelnya lolos tes diagnostik.
Peramalan ini sesuangguhnya merupakan penjabaran dari persamaan berdasarkan koefisien-koefisien yang didapat, sehingga kita dapat menentukan
kondisi di masa yang akan datang. Masalh ini akan lebih mudah dibicarakan berdasarkan contoh kasus.
54
BAB V PEMBAHASAN
A. Uji Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik data yang akan diolah menggunakan pendekatan model ARIMA. Selain itu, analisis deskriptif
juga berfungsi untuk menjjelaskan pertumbuhan financial inclution berdasarkan indikator
– indikator yang digunakan secra tren historis. Berikut ini adalah analisis deskriptif secara parsial terhadap variabel yang diamati :
1. Jumlah BPRS
Secara historis jumlah BPRS di Indonesia menunjukkan tren positif month-on-month, hal ini ditunjukkan pada tabel dan grafik berikut ini :
Tabel 5.1.1 Jumlah BPRS
2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 Jan
163 164
163 158
155 151
140 132
Feb 164
162 163
158 155
151 142
132
Mar 165
162 163
159 155
152 143
133
Apr 165
162 163
159 155
153 144
133
Mei 166
162 163
159 156
153 144
134
Jun 161
163 159
156 154
145 133
Jul 161
163 160
156 155
146 134
Agu
162 163
160 156
154 146
135
Sep 162
163 160
156 154
146 137
Okt
163 163
160 156
154 148
138
Nov 163
163 160
156 154
149 139
Des
163 163
163 158
155 150
139 Sumber : Statistik Perbankan Syariah, OJK Republik Indonesia
Series: JUMLAH_BPRS Sample 2009M01 2016M12
Observations 89
Mean 154.0787
Median 156.0000
Maximum 166.0000
Minimum 132.0000
Std. Dev. 9.704995
Skewness -0.947848
Kurtosis 2.736037
Jarque-Bera 13.58489
Probability 0.001122
Grafik 5.1.1 Pertumbuhan Jumlah dan Aset BPRBPRS
Sumber : Data diolah Berdasarkan grafik 5.1.1 yang mendiskripsikan secara historis
jumlah BPRS di Indonesia. Pertumbuhan jumlah BPRS pada periode pengamatan yang dimulai dari Januari 2009 hingga Mei 2016
menunjukkan fluktuatif namun tetap pada tren positif. Pada awal periode pengamatan terdapat 132 BPRS dan pada akhir periode
pengamatan berjumlah 166 BPRS. Dalam kurun waktu 6-7 tahun jumlah BPRS telah meningkat 34 unit yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Walaupun demikian jumlah BPR jauh lebih banyak dibandingkan jumlah BPRS. Namun tren perkembangannya mengalami
20000 40000
60000 80000
100000 120000
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
Jan -09
S e
p -09
Me i-10
Jan -11
S e
p -11
M e
i-12 Jan
-13 S
e p
-13 Me
i-14 Jan
-15 S
e p
-15 Me
i-16 Aset BPRS
Aset BPR 1550
1600 1650
1700 1750
1800
20 40
60 80
100 120
140 160
180
Jan -09
S e
p -09
Me i-10
Jan -11
S e
p -11
Me i-12
Jan -13
S e
p -13
Me i-14
Jan -15
S e
p -15
Me i-16
Jumlah BPRS Jumlah BPR