Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai LKMS Formal

pembayaran. 51 Maka dari itu BPRS terus mengoptimalkan produk tabungan dan deposito. Adapun penjelasan mengenai produk-produk tersebut dijelaskan sebagai berikut: 52 a. TabunganSimpanan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Adapun tujuan dari produk ini merupakan sumber pendanaan bank khususnya dalam Rupiah dan memberikan kemudahan kepada nasabah dalam mengelola likuiditasnya dan menggunakan beberapa fasilitas tambahan yang diberikan bank misalnya ATM atau kartu debet. Akad yang digunakan diantaranya wadiah dan mudharabah. Tabungan yang menggunakan akad wadiah menjadikan dana tabungan sebagai titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank syariah bertanggungjawab atas pengembalian titipan dana tersebut. Karena sifatnya titipan maka bank tidak dipersyaratkan untuk memberikan imbalan kecuali dalam bentuk pemberian bonus secara sukarela. Berbeda dengan tabungan yang menggunakan akad mudharabah. Hubungan yang timbul merupakan Kerjasama antara pemilik dana shahibul maal dan pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah bagi hasil keuntungan atau kerugian menurut kesepakatan di muka. Nasabah bertindak sebagai shahibul maal dan bank syariah bertindak sebagai mudharib. Simpanan 51 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro 52 Kodifikasi Produk Perbankan Syariah, Bank Indonesia. 2007. dana nasabah pada bank yang bersifat investasi. Investasi tersebut bank dipersyaratkan untuk memberikan bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati dimuka. b. Deposito Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank. produk ini bertujuan untuk memberikan alternatif investasi yang memberikan keuntungan kepada nasabah dalam bentuk bagi hasil dan merupakan sumber pendanaan bank dengan jangka waktu tertentu dan fluktuasi dana yang relatif rendah. Adapun akad yang digunakan dalam produk ini yaitu mudharabah. Mudharabah menjadikan simpanan sebagai investasi tidak terikat pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana shahibul maal dengan bank mudharib dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati di muka. 2. Pembiayaan financing Salah satu tugas utama bank yaitu melakukan penyaluran dana yang telah dikumpulkan. Penyaluran dana ini disebut kredit pada bank konvensional dan disebut pembiayaan pada bank syariah. Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik. c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’ d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Menurut Muhammad Umar Capra dalam buku yang berjudul Toward a Just Monetary System, mengemukakan bahwa suatu dimensi kesejahteraan sosial dapat dikenal pada suatu pembiayaan bank. Adapun fungsi pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan yakni untuk membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Secara perinci pembiayaan memeiliki fungsi antara lain: a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa. b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. Sedangkan bagi masyarakat luas khususnya masyarakat miskin, pembiayaan memiliki manfaat sebagai berikut: 53 a. Mengurangi pengangguran b. Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu c. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan. 53 Ismail, Perbankan Syariah,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h.112-113