Persamaan Perbedaan Novia Nengsih 2015, mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

16

BAB II Eksistensi UMKM sebagai Gambaran Usaha Masyarakat Miskin

A. Pemberdayaan Masyarakat Miskin memalui UMKM

Upaya untuk mensejahterakan masyarakat, pada tahun 2006 pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan Program Pemberdayaan Fakir Miskin P2FM melalui Departemen Sosial. Bentuk dari pelaksanaan program ini adalah dengan membantu percepatan pengentasan kemiskinan melalui pola Kelompok Usaha Bersama KUBE dengan Usaha Ekonomi Produktif UEP sesuai potensi masing-masing. 18 Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. 19 Sedangkan menurut BKKBN, faktor dominan tersebut terdiri dari pemenuhan kebutuhan dasar, pemenuhan kebutuhan psikologi, kebutuhan pengembangan; dan kebutuhan aktualisasi diri dalam berkontribusi bagi masyarakat di lingkungannya. Berbeda dengan BPS, yang mengartikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan makanan maupun non makanan yang bersifat mendasar. 20 18 Rr. Dyah Steviarini. Evaluasi Program Perberdayaan Fakir Miskin melalui Kemitraan Usaha Ternak di kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2008. h. 1-2. 19 Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas Panel Modul Konsumsi dan Kor. BPS republik Indonesia. 20 Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Miskin Keluarga PrasejahteraKPS dan Keluarga Sejahtera-1KS-1. Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, Dan Perlindungan Anak Kedeputian Sumber Daya Manusia Dan Kebudayaan Bappenas Tahun 2010. Masyarakat miskin atau usaha mikro pada umunya membutuhkan jasa keuangan untuk memenuhi 3 hal, diantaranya : untuk memenuhi siklus hidup, memenuhi kebutuhan darurat, memenuhi kebutuhan untuk memanfaatkan peluang. 21 Tidak dipungkiri jika kemiskinan identik dengan tingkat pendidikan yang rendah, penguasaan teknologi yang terbatas dan pola pikir yang sederhana. Jika disandingkan dengan permintaan tenaga kerja di sektor industri maka sangat jauh dari kategori yang diinginkan. Tidak semuanya demikian, namun banyak dari mereka yang mengadu nasib di sektor informal seperti UMKM. Tidak semua pekerja atau pengusaha dalam ekonomi informal tergolong miskin, tetapi banyak diantara mereka yang hidup dengan risiko tinggi yang bisa mendorong mereka ke jurang kemiskinan. Sektor informal yang didominasi oleh UMKM cukup signifikan dalam berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Pemprov Jateng akan mendorong peningkatan penghasilan buruh tani melalui sektor UMKM. Sebab buruh tani masuk dalam kategori masyarakat miskin dengan jumlah terbanyak. 22 UMK adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. 23 21 Faidal, Model Efektif Peran Lembaga Keuangan Mikro LKM dalam Penyediaan Permodalan UMKM Sektor Riil di Kabupaten Bangkalan Madura. Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura. h.13 22 Penghasilan Warga Miskin Ditingkatkan lewat UMKM dalam Suara Merdeka Cetak 17 Desember 2015 diakses di http:berita.suaramerdeka.comsmcetakpenghasilan-warga-miskin- ditingkatkan-lewat-umkm pada 5 Agustus 2016. 23 Jaenal Effendi. Bank Masyarakat Miskin. dalam E-Paper Republika Online, Kamis 22 Januari 2015 diakses di http:www.republika.co.idberitakoraniqtishodia150122nikjkf7-bank- masyarakat-miskin pada 5 Agustus 2016.