Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam

Ini tertera pada pasal 4:“Kedudukan guru sebagai tenaga profesionalsebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.” Selanjutnya, pasal 6 menyatakan tujuan menepatkan guru sebagai tenaga professional yaitu: “Kedudukan guru dan dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawaab.” 20 Menurut Wardiman Djojonegoro, guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kriteria utama, yaitu: 1 Kemampuan profesional, meliputi kemampuan kecerdasan, sikap dan prestasi kerja. 2 Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesioanl yang di milikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata. 3 Waktu yang di curahkan untuk kegiatan profesioanal, menunjukan intensitas waktu seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. 4 Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, guru yang bermutu ialah mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasai keahlian, baik dalam dispilin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajar. 21 20 Ibid, h. 34 21 Suyanto Asep, Menjadi Guru Profesional, , h. 28 Adapun supaya tercapai tujuan pendidikan maka seorang guru harus memiliki syarat-syarat pokok yakni menurut Sulani adalah : 1 Syarat syakhsiyah yakni seorang guru pendidikan agama islam harus memiliki kepribadian yang dapat diandalkan. 2 Syarat ilmiah yakni seorang guru pendidikan agama Islam harus memilki pengetahuan yang luas. 3 Syarat idhofiyah yakni seorang guru pendidikan agama Islam harus mengetahui, menghayati, dan menyelami manusia yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa siswa menuju tujuan yang ditetapkan. 22 Bahwasannya guru pendidikan agama Islam juga harus memiliki syarat kompetensi akademik, kematangan pribadi, sikap penuh dedikasi, kesejahteraan yang menadai, pengembangan karier, budaya kerja, dan suasana kerja yang kondusif. Dalam pandangan islam, di samping syarat-syarat guru pendidikan agama Islam di atas, maka seorang guru harus orang yang bertakawa, yaitu beriman, berilmu, dan berakhlakul karimah sehingga tidak saja efektif dalam mengajar, tetapi efektif dalam mendidik, sebab mendidik dengan keteladanan lebih efektif daripada mengajar dengan perkataan. 23 Menurut UUD SISDIKNAS tentang syarat menjadi guru pendidikan agama Islam yakni dibahas pada pasal 41 ayat 1, 2 dan 3, yang menjelaskan tentang ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut: 22 Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media grup, 2008 h.129 23 Marno dan Idris, Op.cit hlm. 31 1 Pendidik harus memilki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. 3 Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah Sebagai seorang yang profesional guru di harapankan dapat meningkatkan prestasi belajar para siswa-siswanya.misalnya saja cara yang di lakukan seorang guru adalah: a Membangun rasa percaya diri pada siswa Kepercayaan diri perlu di latih, karena secara umum siswa yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi cenderung berhasil meraih kesuksesan di banding dengan siswa yang kepercayaan dirinya rendah. 24 Kepercayaan diri pada siswa memang harus di bangun dari tingkat sekolah yg terendah yaitu dari tingkat pendidikan TK,SD,SMP dan seterusnya. Terkadang guru kurang mendukung pembelajaran untuk siswanya sehingga mematahkan rasa percaya diri pada siswanya. b Membangun daya ingat siswa Dalam konteks pembelajaran, yang perlu di lakukan guru adalah berusaha membangkitkan memori jangka panjang yang di miliki siswa. Mengapa hal ini harus di lakukan? Karena memori jangka panjang tidak akan hilang.Banyak upaya yang bisa di lakukan guru untuk menumbuhkan memori jangka panjang. misalnya, pemberian bahan ajar yang menarik, bermakna dan berkesan, serta di angkat dari masalah-masalah 24 Ibid, h. 54 kontekstual yang biasa di alami oleh siswa. Selain itu daya ingat yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal, karena hasil belajar siswa di sekolah di ukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang perosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat kemampuan mengunakan daya ingat. maka, dengan daya ingat yang baik , siswa akan dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil optimal. Namun, tidak semua siswa memiliki daya ingat yang baik. Meskipun demikian, satu hal yang perlu dicatat bahwa daya ingat itu dapat di perbaiki. Stine 2003 meyakini bahwa orang yang memiliki ingatan tajam daya ingat baik tidak di lahirkan, tetapi di ciptakan. Melalui teknik yang tepat, guru dapat mendayagunakan daya ingat siswa sehingga ia memperoleh hasil yang optimal dalam belajar. Guru dapat membantu ini semua. 25 Dari paparan di atas guru sangat di butuhkan kepiwaiannya dalam menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga dalam setiap proses belajar mengajar siswa akan selalu ingat dan berkesan terhadap guru dan materi yang di ajarkannya. c Membangun motivasi Siswa Inti dari motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,menjmin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan, sehinnga dapat mencapai tujuan dalam proses belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi 25 Ibid, h. 58

Dokumen yang terkait

Upaya Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Fiqih di Madrasah Aliyah Manaratul Islam

0 4 103

Hubungan Profesionalisme Guru Pai Dengan Prestasi Belajar Siswa Smp Dua Mei

3 11 137

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Smp Muhammadiyah 17 Ciputat

1 48 98

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN RELIGIUSITAS SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa Di Smk Muhammadiyah 3 Nogosari Tahun 2015\2016.

0 5 15

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SDN NO. 52 LEREKANG

0 2 82

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN

0 0 7