G. Metode Analisa Data
Beberapa tahapan dalam menganalisis data kualitatif menurut Poerwandari 2007, yaitu:
a. Organisasi data
Organisasi data secara rapi, sistematis, dan selengkap mungkin untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisa yang dilakukan,
serta menyimpan data dan analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal- hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan adalah data mentah catatan
lapangan dan kaset hasil rekaman, data yang sudah diproses sebagiannya transkrip wawancara, data yang sudah ditandaidibubuhi kode-kode khusus dan dokumentasi
umum yang kronologis mengenai pengumpulan data dan langkah analisis. Peneliti melakukan organisasi data secara sistematis untuk memperoleh kualitas data yang
baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian.
b. Koding
Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara
lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding
sebagai yang penting, meskipun peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya. Pada akhirnya, penelitilah yang
Universitas Sumatera Utara
berhak dan bertanggung jawab memilih cara koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang diperolehnya Poerwandari, 2007.
c. Analisis tematik
Penggunaan analisis tematik memungkinkan peneliti menemukan ‘pola’ yang pihak lain tidak bisa melihatnya secara jelas. Pola atau tema tersebut tampil seolah
secara acak dalam tumpukan informasi yang tersedia. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema, atau
indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal- hal di antara gabungan dari yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal
dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal memungkinkan interpretasi fenomena.
d. Tahapan Interpretasi
Setelah itu, peneliti melakukan interpretasi data. Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam. Peneliti memiliki
perspektif mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Peneliti beranjak melampaui apa yang secara langsung dikatakan
responden untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera tertampilkan dalam teks data mentah atau transkrip
wawancara. Ada tiga tingkatan konteks interpretasi yang diajukan Kvale dalam
Poerwandari, 2007, yaitu : pertama, konteks interpretasi pemahaman diri self understanding, yaitu interpretasi tidak dilihat dari sudut pandang peneliti, melainkan
Universitas Sumatera Utara
dikembalikan pada pemahaman diri responden penelitian. Kedua, konteks interpretasi pemahaman biasa yang kritis criticial commonsense understanding terjadi bila
peneliti berpijak lebih jauh dari pemahaman diri responden penelitiannya. Peneliti mungkin akan menggunakan kerangka pemahaman yang lebih luas daripada kerangka
pemahaman responden, bersifat kritis terhadap apa yang dikatakan responden, baik dengan memfokuskan pada ‘isi’ pernyataan maupun pada responden yang membuat
pernyataan. Ketiga, konteks interpretasi pemahaman teoritis adalah konteks paling konseptual. Pada tingkat ketiga ini, kerangka teoritis tertentu digunakan untuk
memahami pernyataan-pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri responden ataupun penalaran umum.
e. Pengujian Terhadap Dugaan
Dugaan adalah kesimpulan sementara. Dalam penelitian kualitatif dugaan muncul setelah data-data wawancara dikumpulkan. Dengan mempelajari data, kita
mengembangkan dugaan-dugaan yang juga merupakan kesimpulan-kesimpulan sementara. Dugaan yang dikembangkan tersebut juga harus dipertajam dan diuji
ketepatannya dengan mencari data yang memberikan gambaran berbeda dari dugaan yang muncul tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan upaya mencari penjelasan yang
berbeda-beda mengenai data yang sama. Berbagai perspektif harus disesuaikan untuk memungkinkan keluasana analisis serta mengecek bias-bias yang tidak disadari oleh
peneliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan analisa hasil wawancara dengan responden penelitian. Pada bab ini dikemukakan data responden, hasil analisa data dan
pembahasan. Table 1.
Deskripsi Data Responden Identitas
Responden I Responden II
Nama samaran Vivie
Icha Usia
18 tahun 17 tahun
Pendidikan 3 SMA Tamat SMA
2 SMA Agama
Islam Islam
Urutan Kelahiran Anak bungsu dari empat
bersaudara Anak pertama dari dua
bersaudara Usia menjadi PSK
16 Tahun
15 tahun
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Wawancara Respoden
No. Responden
Tanggal Waktu
Tempat
1 I
23-05-2012 16.00-17.40 WIB
Rumah Responden I
2 24-05-2012
15.45-17.05 WIB 3
25-05-2012 15.20-16.20 WIB
KFC 1
II 27-05-2012
18.00-19.00 WIB Kost Responden
II 2
28-05-2012 18.15-19.45 WIB
3 30-05-2012
12.30-14.00 WIB
Universitas Sumatera Utara