Responden II Tahapan pengambilan keputusan responden

b. Responden II

1 Melihat alternatif-alternatif yang ada Sebelum memutuskan menjadi pekerja seks komersial, Icha penah mencari pekerjaan lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan yang dilakukan Icha antara lain berjualan di pajak, menjadi babysister bahkan pernah juga bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe. Namun, penghasilan yang diperoleh Icha tidak lah mencukupi. “Banyak lah yang Icha kerjain kak, jadi pembantu udah, kerja di pajak udah, babysister juga ampe jual lontong malam juga uda. Capek kali kak, mana la bisa Icha kerjain semua, penghasilan kita pun nggak seberapa.” R.2W.2b.2488-2497h.56 “Bisa dibilang mocok-mocok kerjanya kak, coba ini, nggak cocok cari lagi. Uda dapet, kerjaanya capek, tapi tetap aja nggak cukup uangnya buat biaya awak sendiri.” R.2W.3b.3466-3472h.78 2 Menilai infomasi yang ada Icha dihadapkan pada informasi yang menarik perhatiannya, dimana ia bisa memperoleh uang dengan mudah dan cepat tanpa harus bekerja susah payah. Informasi ini diperolehnya dari kak Lala, seorang wanita yang baru ia kenal dan ternyata seorang pekerja seks komersial. “Dari kak Lala inilah awak tau semua gimana PSK itu kak.” R.1W.1b.280-282h.7 “Dia bilang kalo kerja gini kita bisa dapat banyak uang, gampang lagi caranya, nggak capek.” R.2W.1b.202-206h.5 Universitas Sumatera Utara “Dia bilang kalo kerja ini enak, tapi hati-hati penyakit, dia juga yang bilang kalo kerja beginian harus rajin suntik biar nggak hamil sambil tersenyum.” R.2W.1b.217-224h.6 Informasi dari kak Lala membuat Icha merasa tidak nyaman meskipun Icha mengetahui bahwa cara mudah mendapatkan uang adalah dengan cara yang haram yaitu menjadi pekerja seks komersial. Disaat yang bersamaan kak Lala mengajak Icha untuk tinggal bersamanya, mendengar ajakan kak Lala justru membuat Icha merasa takut. “Itulah dia bilang kerja jadi pekerja seks itu, aku pucat waktu dia cerita kak, takut diapa-apain.” R.2W.3b.3075-3078h.70 “Diajaknya aku ke kostnya, takut aku kak, aku mikir dia itu germo, nanti aku diperkosa, dijual aneh-aneh aja aku mikirnya kak, teringat lah yang kayak di tipi-tipi itu”. R.2W.3b.3567-3573h.81 3 Mempertimbangkan alternatif Informasi yang diperoleh Icha dari kak Lala, membuat Icha kembali mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari keputusannya. Yang menjadi pertimbangan yang akan merugikan Icha adalah akan adanya penyakit seksual maupun kehamilan saat menjadi pekerja seks komersial. “Ada kak, takut bunting sambil tersenyum.” R.2W.1b.674h.15 “Pertama hamil kak, kedua HIV, itu aku tahu dari kakak ini.” R.2W.1b.723-725h.16-17 Universitas Sumatera Utara Setelah memikirkan kerugiannya, Icha pun memikirkan keuntungan jika ia menjadi pekerja seks komersial dimana ia akan mendapat uang yang banyak daripada dari pekerjaan sebelumnya. Dengan uang tersebut, ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan sekolahnya. Selain itu, karena ia sudah tidak perawan ia merasa tidak berharga lain dan bebas melakukan hubungan seksual dengan orang lain bahkan dengan melakukan hal ini, ia dapat memperoleh uang dan dapat memberikan penghasilannya kepada orangtuanya. “kerja baik pun ibaratnya nggak cukupbuat kebutuhan awak.” R.2W.1b.181-183h.5 “kalo kerja gini kak bentar aja kita udah dapat uang, paling sikit empat ratus ribu nggak kemana sekali layani tamu aja.” R.2W.2b.2520-2525h.56-57 “Mau makan apa awak kalo nggak kerja haram gini kak cuma kerja haram lah yang bisa dapat uang banyak.” R.2W.2b.1339-1344h.31 “Awak mikir kak, kita udah rusak biar rusak sekalian aja, toh dengan gini kita bakal bisa dapat uang.” R.2.W.2b.2552-2555h.57 “Yang aku pikirkan keluarga, gimana biar aku juga bisa kasih uang ama mereka. Walau kek gini kerjaannya aku mau buat mereka bangga kak, nggak mau aku nyusahkan merka apalagi ama bapak.” R.2W.1b.423-432h.10 4 Membuat komitmen Setelah melakukan pertimbangan-pertimbangan akhirnya Icha memutuskan untuk menjadi pekerja seks komersial. Dan ia pun mulai bekerja dengan menjual dirinya pertama kali pada tamu orang Batak dan mendapatkan uang Rp. 700.000,- Universitas Sumatera Utara dan sejak saat itu, Icha mulai tahu bahwa dengan menjadi pekerja seks komersial adalah cara yang mudah mendapatkan uang. “Aku nggak tahu mau nyari kerja apa lagi makanya aku mau jadi cewek PSK.” R.2W.1b. 192-195h.5 “kenallah orang Batak itu, udah baik dia kak mahal bayarannya, tujuh ratus aku dapat dari dia.” R.2W.2b.3078-3082h.70 Setelah menjadi pekerja seks komersial, Icha juga mendapat tawaran bekerja di sebuah cafe sebagai penyanyi. Icha pun menerima tawaran tersebut karena uang. Sejak ia bekerja menjadi penyanyi cafe ia mulai sering menerima tamu untuk melakukan hubungan seksual. “Aku mau aja nyanyi di cafe kak, lumayan buat nambah uang selain jadi cewek PSK.” R.2W.2b.1563-1565h.36 “Walaupun gajinya dikit lumayan la kak lepas-lepas makan. Awak kerja di cafe sukanya denger suara musiknya. Lagian kan, kerja di cafe, awak dapat tamu juga, lumayan tamu awak disana.” R.2W.3b.3226-3233h.73 Icha juga pernah melakukan kawin kontrak dengan seorang pria yang ia kenal di cafe tempat ia bekerja. Motif uang lah yang mejadi alasan utama Icha mau untuk melakukan kawin kontrak. Selain itu, sikap tamu tersebut yang baik padanya, memperkuat keputusan Icha untuk melakukan kawin kontrak. Universitas Sumatera Utara “Dulu di cafe ada tamu yang ngajak Icha jadi istri simpanannya, tapi model kontrak kak, itu pun kontrak satu tahun.” R.2W.1b.541-545h.13 “Uang kak, lagian dia itu ramah, ganteng lagi, makanya aku juga mau.” R.2W.1b.567-569h.13 Setelah melakukan kawin kontrak, semua kebutuhan Icha dipenuhi oleh pria tersebut, namun Icha tetap melayani tamu lain tanpa sepengatahuan tamu tersebut. Hal ini ia lakukan karena ingin menambah uang masuknya. “Awak bilang mau kerumah teman, pada hal sama cowok lain.” R.2W.1b.588-590h.14 “Yah buat nyari uang masuk la kak. Sebenenya ama dia bisa nya minta lebih, cuma kasihan awak liatnya.” R.2W.1b.594-598h.14 Mengenai keputusannya menjadi pekerja seks komersial, Icha hanya memberitahukan hal tersebut pada adik perempuannya. Adik Icha mengerti dengan keputusannya karena Icha melakukan hal tersebut untuk membiayain kebutuhannya dan untuk diberikan kepada ayahnya. “Adek tahu kak, texas adek. Aku kasih tahu kak, tapi adek ku nggak kayak gitu. Dia juga ngerti kak, kalo buat bapaknya uang itu nggak papa kak.” R.2W.1b.367-374h.9 Namun keputusan Icha ini tidak diketahui keluarganya terutama kepada kedua orangtua Icha. Icha sengaja tidak memberitahukannya karena ia merasa kedua orangtuanya tidak menyetujuinya dan bahkan akan menyuruh Icha berhenti menjadi Universitas Sumatera Utara pekerja seks komersial. Padahal setelah menjadi pekerja seks komersial, Icha sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan ia juga memberikan sebagian penghasilannya kepada kedua orangtuanya. Sejak saat itu, orangtuanya mulai curiga padanya, namun ia telah menyiapkan argumen-argumen agar orangtuanya tidak mencurigainnya. “Bapak heran aja kok banyak kali duit awak. Awak bilang kalo awak kerja di swalayan sambil tersenyum.” R.2W.1b.801-805h.18 “Seandainya bapak tahu, paling Icha bela diri lah, nggak terus terang sama bapak. Ntah apa la alasan nanti yang penting bapak nggak tahu kerjaan awak ini. Gimana ya kak, bapak itu tahu awak gimana, dari cara pakaian aja nggak kayak gini, yang sopan, kayak ke sekolah berjilbab. Jangan sampe la ketahuan karena bapak tahu sifat aku kayak gimana.” R.2W.1b.812-827h.18-19 Sampai saat ini orangtua Icha tidak mengetahui keputusan Icha. Icha tetap tidak akan memberitahukan hal ini pada orangtuanya. Icha merasa takut apabila orangtuanya mengetahuinya, ayahnya bisa jatuh sakit dan akan melarang Icha kembali menjadi pekerja seks komersial. Dan jika orangtuanya tetap mencurigainya, Icha hanya memberitahukan bahwa ia bekerja sebagai penyanyi di sebuah cafe dan tidak lebih dari seorang penyanyi. “Awak bilang aja awak kerja di cafe kak jadi penyanyi. Kalo pun bapak akhirnya tau tetap awak bilang jadi penyanyi cafe kak. Kalo bapak nggak percaya dia bisa datang ke cafe liat awak megang mik. Nggak mau aku bilang aku jadi PSK. Sakit pulak nanti bapak tau tentang kerjaan awak.” R.2W.2b.2623-2635h.59 Universitas Sumatera Utara Namun, Icha juga telah siap apabila orangtuanya mengetahui kebenarannya bahwa ia adalah pekerja seks komersial dan akan tetap bertahan dengan keputusannya untuk menjadi pekerja seks komersial. “Hmm,,siap kak. Karna kek mana lagi, awak kayak gini udah terlanjur rusak, cem mana awak bisa makan, sekolah kalo nggak dari kerja haram gini. Moga- moga aja bapak nggak tau kak.” R.2W.3b.3672-3679h.83 Selain keluarganya, teman-teman dan guru disekolah Icha juga tidak mengetahui bahwa ia adalah pekerja seks komersial. Seperti kepada orangtuanya, ia juga menyiapkan argumen-argumen kepada mereka agar tidak curiga pada Icha. “Pernah waktu itu, mereka nanya napa duit ku banyak terus. Aku bilang aja kiriman dari kampung. Banyak la alasan kak. Kemarin pernah awak traktir makan di kantin,kan di kantin murah-murah, aku bilang aja aku ulang tahun, padahal ntah kapan ulang tahun awak sambil tertawa.” R.2W.1b.907-919h.21 “karena awak tidur di kelas. Awak bilang aja awak malam kerja bakar jagung di ring road buat bayar uang sekolah biar guru awak kasihan, gara-gara itu lah makin sayang guru awak.” R.2W.2b.2441-2449h.55 “Curiga kak, tapi aku selalu banyak alasan ama mereka biar nggak curiga orang itu.” R.2W.2b.2081-2084h.47 5 Bertahan meskipun ada feedback negatif Setelah menjalani sebagai pekerja seks komersial, Icha merasa senang karena uang yang diperolehnya. Bekerja menjadi pekerja seks komersial adalah salah satu yang mudah mendapatkan uang dan sangat berbeda saat ia melakukan pekerjaan Universitas Sumatera Utara sebelumnya, dimana uang yang ia peroleh tidaklah mencukupi. Dibalik rasa senangnya, Icha juga merasa adanya penyesalan telah mengenal pria yang mengambil keperawanannya yang menjadi salah satu motif Icha menjadi pekerja seks komersial. Adanya perasaan penyesalan ini, Icha tetap menjadi pekerja seks komersial. “Buat aku sekolah, biaya hidup, buat orangtua juga kak, biar bisa ngasih ke bapak.” R.2W.1b.740-743h.17 “kalo kerja gini awak bentar aja udah dapat uang, paling sikit empat ratus ribu nggak kemana sekali layani tamu aja sambil tersenyum.” R.2W.2b.2520-2525h.56-57 “Campur la kak kayak nano-nano. Sedihnya ada, senang, nyesal. Sedihnya kek mana la nanti kalo awak sakit ini sapa yang jaga, teringat lagi sama bapak ama mamak, senangnya duit itu tadi lah kak, nyesal karena pacar Icha dulu, seandainya dia nggak ngerusak aku pasti aku nggak bakal jadi gini.” R.2W.2b.2539-2551h.57 Icha juga mendapatkan hambatan dari pacarnya dan menyuruh Icha berhenti menjadi pekerja seks komersial. Namun, Icha tidak melakukan hal yang diminta pacarnya, karena ia sudah merasa senang dengan uang yang ia peroleh sekarang. “Tahu, nggak dikasihnya aku kerja. Dia bilang dia bisa biayain aku, ah, nggak la, dari dia aja uangnya sikit kali pun.” R.2W.1b.1029-1033h.23 “Itulah dia bilang mau biayain aku makanya dia nyuruh aku berhenti. Nggak mau aku kak, aku uda tahu enanknya cari uang dari sini. Paling uang dari dia cukup buat jajan awak la. Nggak mungkin juga kan awak minta uang terus padahal dia butuh juga buat kuliahnya.” R.2W.3b.3544-3554h.80 Universitas Sumatera Utara “Yah, gimana ya kak, karena udah enak dapat duit, ngapaen ngarapin dia, kan belum tentu dia jodoh awak, awak nyari banyak uang aja lah, kasih bapak.” R.2W.2b.1044-1050h.23-24 Tanggapan negatif dari orang lain mengenai pekerja seks komersial tidak menjadi salah satu alasan Icha untuk berhenti menjadi pekerja seks komersial. Malah, Icha tidak mempedulikan pandangan orang-orang. “Ah, bodo amat la kak, kita aja nggak ada minta makan sama orang. Ngapaen mikirin orang sambil tersenyum.” R.2W.1b.880-885h.20 “Kalo orang lain aku nggak peduli kak, kan aku nyari buat aku sendiri jadi ngapaen aku ambil pusink ama mereka. Bodo amat la kak, bukan orang itu yang kasih awak makan.” R.2W.3b.3682-3689h.83 Risiko akan adanya kehamilan merupakan hal yang harus dihadapi oleh pekerja seks komersial. Hal ini juga dialami Icha, ia tidak mengalami menstruasi hampir dua bulan. Icha sempat merasa cemas dan mencari cara agar ia dapat kembali menstruasi, mulai dari meminum minuman soda serta sengan suntik untuk merangsang agar ia kembali menstruasi. Usaha Icha pun berhasil. Adanya pengalaman seperti itu, tidak membuat Icha menjadi berhenti menjadi pekerja seks komersial, justru membuat Icha lebih rajin melakukan suntik untuk mengatasi adanya risiko kehamilan maupun penyakit seksual. “Itulah kemarin ada tamu yang nembak dalam kak, aku disitu nggak halangan dua bulanan. Teman nyuruh minum sprite, tapi jangan yang dingin yang biasa, biar cepat halangan, karena belum ada juga, awak takut kak pas itu kok belum Universitas Sumatera Utara haid juga. Awak ke bidan minta disuntik, itu obat perangsang kak biar halangan lagi, dari suntik itulah barulah haid awak.” R.2W.1b.682-698h.16 “Suntik hamil iya, suntik antibiotik iya. Kalo yang suntik hamil sekali sebulan kak, suntik antibiotik itu biar kita lebih sehat kak, kan tamu itu ada yang nembak dalam, kita juga nggak tau dia itu bersih atau nggak, makanya di suntik buat cegah penyakit.” R.2W.1b.702-713h.16 Selain risiko kehamilan, adanya razia yang dilakukan merupakan risiko yang dihadapi pekerja seks terutama pada Icha. Icha khawatir akan adanya razia di hotel- hotel, apalagi akan masuknya bulan Ramadhan. “Takut razia, kan udah mau dekat puasa ini, takut pas di hotel ada razia.” R.2W.2b.1931-1934h.44 “Ih, sering kali pun kak. Kalo puasa lagi kak kita nggak bisa pake baju seksi, kayak ginilah pake baju kayak ginilah sambil memegang baju Icha pura-pura anak baek.” R.2W.2b.1954-1961h.44 Risiko lainnya adalah kasus-kasus pembuhuhan yang terjadi pada pekerja seks komersial. Mendengar kasus pembunuhan ini, membuat Icha merasa takut. Namun ia tetap dengan keputusannya untuk bertahan menjadi pekerja seks komersial. “Takut kak, takut kita diapa-apain. Karena banyak kali udah kejadian perempuan gitu di bunuh.” R.2W.3b.3192-3196h.72 “cuma awak takut aja, banyak kali kejadian pembunuhan di hotel-hotel kayak baru-baru ini, di hotel sebelah kost hotel sambil menunjukkan dengan tangan hotel “D” namanya terjadi pembunuhan.” R.2W.2b.1882-1891h.43 Universitas Sumatera Utara

3. Pertimbangan responden dalam tahapan pengambilan keputusan