Pengertian remaja Aspek-aspek perkembangan remaja

sudah lemah kontrol lingkungannya maka pelacuran akan berkembang dalam komunitas tersebut. e. Faktor ekonomi Lebih menekankan pada uang dan uang memotivasi seseorang menjadi pekerja seks komersial. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan, adanya pertimbangan- pertimbangan ekonomis untuk mempertahakan kelangsungan hidupnya, khususnya dalam usaha mendapatkan status sosial yang lebih baik. Menurut penelitiannya, Hutabarat dkk 2004 menambahkan dua faktor yang melatarbelakangi seseorang menjadi pekerja seks komersial yaitu: a. Faktor pendorong internal Faktor yang berasal dari individu, seperti rasa sakit hati, marah, dikhianati atau dikecewakan pasangan. b. Faktor pendorong eksternal Faktor yang berasal dari luar individu, seperti faktor ekonomi, dan ajakan teman.

C. Remaja

1. Pengertian remaja

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere kata Belanda, alolescentia yang berarti remaja yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Piaget mengatakan bahwa secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana Universitas Sumatera Utara individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak langsung merasa di bawah tingkat orang – orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama Hurlock, 2004. Hurlock 2004 menyatakan bahwa masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Hurlock 2004, menjelaskan masa remaja berlangsung atara usia 13 tahun sampai dengan 18 tahun dengan pembagian: 13-16 atau 17 tahun sebagai masa remaja awal: 16 atau 17 tahun- 18 tahun sebagai masa remaja akhir. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja berlangsung pada usia 13-18 tahun dan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa yang tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.

2. Aspek-aspek perkembangan remaja

Hurlock 2004 mengemukakan bahwa pada masa remaja memiliki empat jenis perkembangan yaitu: a. Perkembangan fisik Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan keterampilan motorik Papalia Olds, 2008. Perubahan fisik yang Universitas Sumatera Utara terjadi pada masa remaja terlihat nampak pada saat pubertas yaitu meningkatnya berat badan serta kematangan sosial Santrock, 2002. Diantara perubahan fisik, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh badan menjadi semakin panjang dan tinggi. Selanjutnya mulai berfungsinya alat- alat reproduksi ditadai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh Sarwono, 2010. Perubahan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja dipengaruhi oleh berfungsinya hormon – hormon seksual testosteron untuk laki – laki dan progesteron dan estrogen untuk wanita. Hormon-hormon inilah yang berpengaruh terhadap dorongan seksual remaja. Dorongan seksual ini mengakibatkan perilaku seksual pada remaja baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk dari tingkah laku ini bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri Sarwono, 2010. b. Perkembangan kognitif Menurut Piaget dalam Santrock, 2002, seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka dimana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Perkembangan kognitif remaja ini dikenal dengan tahap operasional formal Santrock, 2002. Universitas Sumatera Utara Tahap operasional formal adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual melainkan pada pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasional formal remaja dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan Santrock, 2002. Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya. Dengan kemampuan tersebut maka remaja semakin yakin akan kemampuannya dalam mengambil keputusan sendiri dan tidak lagi terlalu tergantung kepada orang lain. Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk berpikir lebih logis Santrock, 2002. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan Santrock, 2002. Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang Universitas Sumatera Utara belum sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme Piaget dalam Papalia Olds, 2008. Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain”. c. Perkembangan emosi Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil, sehingga sering kali menimbulkan kegundahan diri pada remaja. Hal ini yang kemudian menjadikan kehidupan remaja dipenuhi dengan gejolak kehidupan. Hurlock 2004 menyebut gejolak tersebut dengan istilah ‘badai dan tekanan’, atau dikenal dengan periode storm and stress yang terjadi sebagai akibat dari perubahan fisik, kelenjar, serta munculnya tekanan sosial dan kondisi-kondisi baru yang harus dihadapi remaja. Tidak semua remaja menjalani masa badai dan tekanan, namun sebagian remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru Hurlock, 2004. d. Perkembangan sosial Remaja mengalami masa pergolakan remaja yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bemacam-macam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan sosial remaja umumnya berada pada kelompok teman Universitas Sumatera Utara sebaya, dimana remaja menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok teman sebaya daripada dengan keluarganya Monks dkk, 2002. Hal ini dikarenakan remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah dengan teman sebaya. Dengan demikian, teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat pada diri remaja seperti sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku. Kelompok teman sebaya tidak menjadi hal yang berbahaya, jika remaja dapat mengarahkannya. Dengan adanya kelompok teman sebaya, remaja merasa kebutuhannya dipenuhi, seperti kebutuhan akan pengalaman baru, kebutuhan berprestasi, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan harga diri dan kebutuhan rasa aman yang belum tentu diperoleh remaja di rumah maupun di sekolah Zulkifli, 2005. Namun, kelompok teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang tidak baik pada remaja seperti meminum minuman keras, merokok, maupun melakukan seks bebas Hurlock, 2004. Hal ini disebabkan karena kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seseorang dalam berperilaku Papalia Olds, 2008.

D. Tahapan Pengambilan Keputusan menjadi Pekerja Seks Komersial pada