3. Studi kasus kolektif
Suatu studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomena populasi kondisi umum
dengan lebih mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di dalam tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga disebut studi
kasus majemuk, atau studi kasus komparatif. Dalam hal ini, peneliti menggunakan studi kasus kolektif. Peneliti berharap
dapat mempelajari fenomena maupun kondisi umum yang lebih mendalam seputar responden penelitian beserta konteksnya mengenai faktor yang melatarbelakangi
remaja menjadi pekerja seks komersial serta bagaimana tahapan pengambilan keputusan menjadi pekerja seks komersial yang dilakukan oleh pada remaja putri.
B. Responden Penelitian
1. Karakteristik responden penelitian
Pemilihan responden penelitian didasarkan pada karakteristik tertentu. Adapun
karakteristik responden dalam penelitian ini adalah :
a. Remaja yang berusia antara 13 sampai 18 tahun Hurlock, 2004
Alasannya karena pada usia inilah pengambilan keputusan yang dilakukan remaja lebih meningkat Santrock, 2002.
Universitas Sumatera Utara
b. Individu berjenis kelamin perempuan
Alasannya karena umumnya pekerja seks komersial perempuan sehingga lebih mudah menemukan pekerja seks komersial perempuan Radar berita, 2011.
c. Masih bekerja sebagai pekerja seks komersial
Alasannya karena peneliti ingin melihat bagaimana tahapan pengambilan keputusan menjadi pekerja seks komersial dan hal yang mempertahankan
seseorang tetap menjadi pekerja seks komersial.
2. Jumlah responden penelitian
Menurut Patton dalam Poerwandari, 2007, desain kualitatif memiliki sifat yang luwes, oleh sebab itu tidak ada aturan yang pasti dalam jumlah sampel yang
harus diambil untuk penelitian kualitatif. Jumlah sampel sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang
tersedia. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah dua orang responden. Alasan
utama pengambilan jumlah sampel tersebut adalah adanya keterbatasan dari peneliti sendiri baik itu waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.
3. Prosedur pengambilan responden
Pada penelitian ini prosedur pengambilan responden penelitian dilakukan berdasarkan teori atau berdasarkan konstrak operasional theory-based operational
construct sampling. Patton dalam Poerwandari, 2007 menjelaskan, penggunaan
Universitas Sumatera Utara
prosedur ini berdasarkan teori atau konstrak operasional sesuai dengan studi-studi sebelumnya, atau sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar responden
benar-benar bersifat representatif artinya dapat mewakili fenomena yang dipelajari.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Medan. Hal ini dilakukan karena kota Medan merupakan domisili peneliti sehingga akan lebih mempermudah peneliti dalam hal
pengumpulan data selama penelitian berlangsung. Pengambilan data dilakukan dapat dilakukan di rumah responden penelitian atau bisa berada dimana saja tergantung
pada kenyamanan dan keinginkan responden.
C. Metode Pengumpulan Data