sebaya, dimana remaja menghabiskan lebih banyak waktu dengan kelompok teman sebaya daripada dengan keluarganya Monks dkk, 2002. Hal ini dikarenakan remaja
lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah dengan teman sebaya. Dengan demikian, teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat pada diri remaja seperti
sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku. Kelompok teman sebaya tidak menjadi hal yang berbahaya, jika remaja dapat
mengarahkannya. Dengan adanya kelompok teman sebaya, remaja merasa kebutuhannya dipenuhi, seperti kebutuhan akan pengalaman baru, kebutuhan
berprestasi, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan harga diri dan kebutuhan rasa aman yang belum tentu diperoleh remaja di rumah maupun di sekolah Zulkifli, 2005.
Namun, kelompok teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang tidak baik pada remaja seperti meminum minuman keras, merokok, maupun melakukan seks bebas
Hurlock, 2004. Hal ini disebabkan karena kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seseorang dalam berperilaku Papalia
Olds, 2008.
D. Tahapan Pengambilan Keputusan menjadi Pekerja Seks Komersial pada
Remaja Putri
Dewasa ini, banyak remaja putri yang menjadi pekerja seks komersial. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang melatarbelakanginya, seperti materialisme,
modeling, dukungan orangtua, lingkungan yang permisif, dan faktor ekonomi Koentjoro, 2004. Dalam penelitiannya, Hutabarat dkk 2004 menambahkan dua
Universitas Sumatera Utara
faktor seseorang menjadi pekerja seks komersial yaitu faktor pendorong internal seperti rasa sakit hati dan kecewa dari pasangan dan faktor pendorong eksternal
termasuk faktor ekonomi dan ajakan teman. Mengambil sebuah keputusan bukan lah hal yang mudah, apalagi yang
menyangkut kehidupan pribadi. Sama hal nya mengambil sebuah keputusan menjadi pekerja seks komersial yang dilakukan oleh remaja putri yang memerlukan banyak
waktu serta memilih satu alternatif dari alternatif-alternatif yang ada. Perkembangan remaja juga turut mengambil bagian dalam sebuah keputusan. Remaja yang memiliki
emosional yang tinggi yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan remaja itu sendiri. Pemikiran dari remaja yang sudah memasuki tahap operasional formal juga ikut
berperan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan remaja. Remaja yang sudah mempu memiliki pemikiran yang abstrak, idealistis, dan logis membuat remaja sudah
mempu mengambil sebuah keputusan sendiri dan tidak tergantung lagi pada orang lain Santrock, 2002.
Janis dan Mann 1987 mengemukakan ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan yaitu menilai masalah, menilai alternatif-alternatif yang ada,
mempertimbangkan alternatif, membuat komitmen, bertahan meskipun ada feedback negatif. Kelima tahapan tersebut tidak selamanya berlangsung secara optimal. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan proses pembelajaran dan pengalaman yang ikut mempengaruhi.
Tahap pertama pengambilan keputusan ini diawali oleh adanya informasi atau kejadian baru yang menarik perhatiannya Janis dan Mann, 1987. Terkait dengan
Universitas Sumatera Utara
pekerja seks komersial, remaja memperoleh informasi atau kejadian baru tersebut dapat mempengaruhi prinsip yang mereka anut sebelumnya. Informasi yang diperoleh
berupa cara mudah dalam mendapatkan uang. Akibat adanya informasi yang menarik ini, akan membuat individu merasa kurang nyaman karena ia menyadari adanya
kesempatan dan tantangan untuk berubah. Pada remaja, informasi mengenai pekerja seks komersial ini tidak lepas dari lingkungan remaja itu sendiri seperti teman sebaya.
Papalia Olds 2008, mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber refensi utama mengenai banyak hal terutama informasi mengenai pekerja
seks komersial. Ketika individu yakin pada informasi yang diperolehnya maka, ia akan
menentukan pilihannya dan mulai memfokuskan perhatian pada satu atau lebih pilihan. Individu akan mulai mencari informasi dari orang lain yang berhubungan
dengan masalahnya Janis dan Mann, 1987. Remaja yang mendapat informasi mengenai pekerja seks komersial akan mencari informasi lainnya, dan biasanya
remaja akan mencari informasi dari teman-teman di lingkungannya. Hal ini disebabkan karena adanya kedekatan yang tinggi pada kelompok teman sebaya
remaja Paplia Olds, 2008. Selain dari teman sebaya, remaja juga melihat media masa sebagai sumber pencarian informasi Janis dan Mann, 1987.
Setelah melihat alternatif selanjutnya individu akan memasuki tahapan ketiga yaitu mempertimbangkan alternatif. Individu akan memilih alternatif yang terbaik
diantara yang tersedia baginya mulai mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari tiap-tiap alternatif. Setelah ia merasa cukup yakin untuk memilih satu alternatif
Universitas Sumatera Utara
yang menurutnya paling baik dalam mencapai tujuan tertentu Janis dan Mann, 1987. Remaja sebelum mengambil keputusan menjadi pekerja seks komersial, akan
mempertimbangan keuntungan dan kerugian akan keputusannya. Janis dan Mann 1987 mengelompokkan pertimbangan-pertimbangan dalam
pengambilan keputusan menjadi dua kelompok, yaitu: pertimbangan utilitarian, yaitu segala pertimbangan yang melibatkan efek instrumental atau efek yang dirasakan
secara langsung dari suatu keputusan. Selanjutnya pertimbangan non-utilitarian yaitu pertimbangan-pertimbangan lain di luar efek instrumental dari suatu keputusan.
Pertimbangan-pertimbangan ini meliputi keuntungan dan kerugian yang akan dirasakan oleh diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitar individu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Setelah melakukan pertimbangan-pertimbangan, individu ada yang mulai
merasa yakin dan ada yang kembali ragu-ragu dengan informasi-informasi yang telah dikumpulkannya pada tahap kedua. Keragu-raguan ini membuat individu kembali ke
tahap kedua. Individu akan mengumpulkan informasi lebih lanjut untuk menyakinkan individu dalam mengambil suatu keputusan.
Individu yang telah yakin dengan keputusannya, akan mengambil sebuah perencanaan tindakan tertentu untuk dilaksanakan. Pengambil keputusan mulai
memikirkan cara untuk mengimplementasikannya dan menyampaikan keinginannya tersebut kepada orang lain. Remaja yang memutuskan menjadi pekerja seks komersial
akan memberitahu keputusannya pada teman sebaya, biasanya pada teman yang juga sebagai pekerja seks komersial karena mereka tidak akan menentang keputusan yang
Universitas Sumatera Utara
telah diambil oleh remaja tersebut Janis dan Mann, 1987. Namun individu juga mempersiapkan argumen-argumen yang akan mendukung pilihannya tersebut
khususnya bila ia berhadapan dengan orang-orang yang menentang keputusannya tersebut dikarenakan pengambil keputusan menyadari bahwa cepat atau lambat
orang-orang pada jaringan sosialnya yang tidak secara langsung terkena dampaknya seperti keluarga atau teman akan mengetahui tentang keputusan tersebut.
Perencanaan dan persiapan ini merupakan tahapan keempat dari pengambilan keputusan yaitu membuat komitmen Janis dan Mann, 1987.
Setelah mengambil sebuah keputusan, individu memasuki tahap honeymoon, dimana ia akan merasa bahagia dengan keputusannya tanpa ada rasa cemas. Remaja
pekerja seks komersial merasa senang dengan keputusannya dimana mereka umumnya bahagia karena uang yang mereka peroleh. Namun pandangan negatif
orang lain mengenai pekerja seks komersial ataupun hal-hal yang menjadi hambatan pada keputusan remaja, tidak menjadi halangan baginya. Hal ini dikarenakan
kebahagiaan yang diperoleh remaja dengan keputusannya yang mengakibatkan remaja tetap bertahan dengan keputusannya yang diambilnya.
Universitas Sumatera Utara
PARADIGMA PENELITIAN
PelacuranProstitusi
Aspek Perkembangan Pekerja Seks Komersial
Remaja Putri
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menilai informasi
baru Melihat
alternatif- alternatif
yang ada Mempertim-
bangkan alternatif
Membuat komitmen
Bertahan meskipun ada
feedback negatif
Latar belakang menjadi PSK
Materialisme
Modeling
Dukungan orangtua
Lingkungan yang
permisif
Faktor ekonomi
Ajakan teman
Sakit hatikecewa dari pasangan
Sosial Emosi
Kognitif Fisik
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bagian pendahuluan, telah dijelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tahapan pengambilan keputusan menjadi pekerja seks
komersial pada remaja putri. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan yang akan dipakai, responden penelitian, metode pengumpulan data, alat bantu
pengumpulan data, kredibilitas penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data.
A.
Pendekatan Kualitatif
Menurut Bogdan Taylor dalam Poerwandari, 2007 pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan tidak dinilai benar-salah atau iya-tidak. Penelitian ini lebih mementingkan segi proses daripada hasil.
Denzim dan Lincoln dalam Moleong, 2006, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Metode yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara, pengamatan atau observasi dan pemanfaatan dokumen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan adalah fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks
Universitas Sumatera Utara