Responden I Tahapan pengambilan keputusan responden

2. Tahapan pengambilan keputusan responden

a. Responden I

1 Menilai informasi baru Mengambil sebuah keputusan untuk menjadi seorang pekerja seks komersial tidak lepas dari faktor penyebabnya. Sama halnya dengan Vivie, ia memutuskan menjadi pekerja seks komersial disebabkan karena pengaruh dari teman-temannya di sekolahnya bukan dari permasalahan keluarga. Awalnya Vivie mengetahui mengenai pekerja seks komersial dari kakak seniornya di sekolah yang dikenal dengan sebutan ‘bunda’ dan seorang pekerja seks komersial. Sebelumnya Vivie sudah mengetahui bunda dari temannya dan dari sahabatnya Wilda yang juga seorang pekerja seks komersial. Vivie mulai mengenal bunda ketika ia dan Wilda berkumpul bersama temannya yang lain. Vivie mendapat informasi dari bunda yang menarik perhatiannya, dimana bunda menawarkan Vivie menjadi pekerja seks komersial untuk bisa mendapatkan uang dengan mudah dan cepat. “Enak loh kerja kayak gini, kita nemani ntar aja bisa dapat banyak uang, tanpa harus melakukan lebih. Kalo mau lebih kita bisa lebih banyak dapat uang lagi, apa yang kita mau bisa kita beli.” R.1W.1b.54-61h.2 “Pas dengar itu Vivie mulai tertarik kak. Waduh..gila bener kerja kayak gini bisa dapat banyak uang tanpa harus ngasih PW keperawanan. Kita disitu cuma karoke aja. Kalo mau uang banyak juga bisa sambil tersenyum.” R.1W.1b.65-70h.2 Universitas Sumatera Utara Informasi yang diperolehnya, membuat ia tertarik, namun ia juga merasa tidak nyaman, sehingga saat mendapat informasi dari bunda, Vivie pura-pura tidak mengerti yang disampaikan bunda. “sambil merokok Dia nawarin Vivie kak kerja kayak mereka. Aku pura-pura nggak tau aja pas disitu, padahal aku tau kali maksud mereka itu apa.” R.1W.1b.44-50h.2 Ternyata Vivie juga mengagumi bunda dan merasa senang jika ia dapat berteman dengan bunda, namun Vivie masih takut dan tidak mau apabila akhirnya ia menjadi sama seperti bunda, yakni menjadi pekerja seks komersial. “Campur kak, ada seneng nya, ada takutnya. Senengnya karena aku bisa gabung sama cewek yang kita bilang sih cewek jaman, takutnya ntar gimana kalo aku ampe kek mereka beneran kak.” R.1W.2b.1696-1704h.38 “Vivie takutnya ntar nyesel kak uda lakuin ini.” R.1W.3b.2790-2792h.63 2 Melihat alternatif-alternatif yang ada Setelah mendengar informasi bunda, Vivie mencari alternatif lain yaitu mencari saran maupun informasi tambahan. Vivie mencari saran maupun informasi dari yang ia kenal, terutama yang mengetahui mengenai pekerja seks komersial. Vivie pun mendapat informasi tersebut dari adik kelasnya sewaktu di Sekolah Menengah Pertama SMP, yang bernama Adek yang juga seorang pekerja seks komersial. Dari Adek, Vivie mendapat informasi yang lebih, mulai dari bagaimana mengatasi kehamilan selama berhubungan seks, mencari tamu yang memiliki banyak uang serta pembayaran yang jelas saat akan melakukan hubungan seks dengan para tamu. Universitas Sumatera Utara “Ada kak, junior aku waktu SMP.” R.1W.2b. 1840-1841h.41 “Dia bilang kalo mau “maen” biar nggak hamil jangan nembak dalam, tapi nembak luar atau di mulut aja. Situ aku belom paham kali kak, baru la dijelasin nya semua.” R.1W.2b.1866-1874h.42 “Dari dia juga aku tau kalo maen sama tamu jangan yang masih muda tapi yang matang, yang satu anak, dua, atau tiga karna duitnya lumayan, udah pengalaman juga, kayak adek itu dia masi “maen” yang masi muda makanya bayarannya dikit.” R.1W.2b.1878-1888h.42 “Ada sih kak, mereka bilang tentang pembayaran kerja harus jelas, karena ada dari mereka yang bayar untuk sekali “maen” tapi nyata disana lebih dari itu. Kan pembayarannya harus ditambah, nyatanya nggak ada.” R.1W.3b.1968-1977h.45 3 Mempertimbangkan alternatif Setelah mendapat informasi dari bunda dan Adek, Vivie mulai mempertimbangkan kerugian dan keuntungan yang akan ia peroleh jika memutuskan menjadi pekerja seks komersial. Kerugian yang menjadi pertimbangan Vivie adalah mengenai adalah penyakit seksual dan kehamilan, perasaan bersalah pada calon pendamping hidupnya apabila ia tidak perawan lagi dan telah melakukan hubungan seksual dengan banyak orang, kecurigaan dari orangtua, serta pandangan negatif orang lain kepada dirinya sendiri maupun kepada keluarganya jika ia memutuskan menjadi pekerja seks komersial. “Ada kak, penyakit AIDS misalnya. Sempat takut juga kak.” R.1.W.3b.2002-2004h.46 Universitas Sumatera Utara “kalo yang namanya PSK itu kan jelek di mata orang. Aku takutnya jelek aja di liat orang. Apalagi aku masih muda, pasti orang mikir yang jelek aja.” R.1W.3h.2145-2151h.49 “Ada juga kak, penyakit juga tapi aku takut orang lain curiga. Sedangkan nemani karaoke aja orang mikir kita cewek jahat apalagi kalo berhubungan ampe hamil lagi. Itu yang aku takutin kak.” R.1W.2b.1248-1256h.28 “Ada kak, gimana la kalo sampe keluarga Vivie tahu, itu yang pertama. Yang kedua gimana kalo ntar aku hamil. Gimana ntar pandangan orang lain ma Vivie ama keluarga Vivie juga. Aku juga takut kak, gimana la ntar kalo Vivie punya suami yang ngajak serius untuk nikah. Apala mesti aku bilang apalagi aku ngelakuin ini bukan hanya ma banyak orang.” R.1W.3b.2402-2417h.54-55 Selain mempertimbangkan kerugiannya, Vivie pun mempertimbangkan keuntungan dari keputusannya tersebut. Vivie bisa bergabung dengan teman-teman sekolahnya yang terkenal, seperti bunda. Apalagi Vivie sendiri mengagumi sosok bunda, meskipun ia mengetahui bahwa bunda adalah seorang pekerja seks komersial. “Aku suka kak liat gayanya mereka, keknya asik gitu. Cara mereka merokok, bicaranya, pakaiannya, enak aku liatnya kak. Aku juga tahu mereka kerja kayak gituan.” R.1W.2b.1681-1688h.38 “ Apalagi kak kalo zaman sekarang , ada duit bisa berkawan, nggak ada dui kita dicampakan.” R.1W.1b.744-749h.17 Vivie juga sering melihat teman-temannya memiliki banyak uang dan memiliki barang-barang mewah dan bagus yang menarik perhatiannya. Vivie mengetahui bahwa barang bagus yang dimiliki temannya diperoleh dengan menjadi pekerja seks Universitas Sumatera Utara komersial. Mendengar hal tersebut, ia semakin tertarik untuk memperoleh yang dengan mudah sehingga Vivie dapat membeli apa saja yang ia inginkan. “Menariknya gini, aku itu bisa dibilang matre, nengok barang-barang bagus bawaannya pengen beli aja. Pas kita ngumpul bareng, barang-barangnya anak- anak unik-unik semua. Aku mikir gini, ih, enak ya uda punya duit sendiri bisa beli apa yang kita suka, dari situ Vivie jadi pengen juga kayak mereka.” R.1W.3b.2081-2094h.47-48 4 Membuat komitmen Setelah melakukan pertimbangan-pertimbangan, Vivie akhirnya memutuskan menjadi pekerja seks komersial. Awalnya Vivie hanya menemani tamu-tamu dengan berkaraoke. Selain itu, ia juga melayani tamu tanpa melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan uang tambahan. “Kita karoke bareng bareng ama si tubang.” R.1W.1b.103-105h.3 “Nggak juga kak, main “catur” juga kak sambil tersenyum.” R.1W.1b.114-116h.3 “Kita nggak “masuk”, cuma muasin aja kak, megang-megang tapi nggak ada hubungan seks. Caranya lah gimana biar tubang ntu terpuaskan.” R.1W.1b.119-124h.3 “Vivie masih nemani karoke aja kak, nemani check-in buat muasin tu tubang, itu aja sih kak, buat dapat duit sambil tersenyum.” R.1W.1b.147-152h.4 Vivie tidak langsung melayani tamu dengan melakukan hubungan seksual karena Vivie yang masih perawan dan masih merasa takut akan penyakit seksual dan kehamilan. Universitas Sumatera Utara “Vivie nggak langsung kerja kayak gitu, karna kan aku masih PW kak. Aku masi belum berani.” R.1W.1b.156-159h.4 “Banyak la kak, klo Vivie uda nggak PW gimana ntar kalo ma suami Vivie kak, pasti dia sepelein Vivie. Penyakit AIDS lah, belom lagi kalo sialnya hamil. Serem ah.” R.1W.1b.284-290h.7 “Vivie nggak mau kak, siap aku ngasih PW ntar ditinggalin lagi. Perempuan mana yang mau ditinggalkan kek gitu pas PW nya uda di ambil.” R.1W.1b.296-301h.7 Vivie mulai melakukan hubungan seksual untuk pertama kalinya setelah ia menjual keperawanannya pada seorang tamu asal negara Malaysia. Vivie menjual keperawanannya karena uang. Dan dari semua tawaran yang ada hanya tamu Malaysia yang memberikan harga yang tinggi untuk keperawanan Vivie. Sebelum melakukan hubungan seksual, Vivie sempat merasa ragu, namun karena mengingat uang senilai Rp. 50.000.000,- membuat Vivie tetap menjual keperawanannya pada tamu Malaysia tersebut. “Bingung juga kak. Vivie aja nggak percaya. Aku sempat kaget. Gilak aja aku bisa dapat uang sekejap aja dapat lima puluh juta.” R.1W.1b.275-280h.7 “Jujur aja ne kak, semua karena uang. Karena lima puluh juta. Klo bisa di bilang aku ntu matre lo kak ma duit. Waktu di hotel aku sempat ragu juga kak, antara iya, nggak, iya, nggak. Tapi si tubang ntu bilang nih semua buat uang lima puluh juta. Dengar ntu Vivie akhirnya ngelepasin PW Vivie kak.” R.1W.1b.388-400h.9 Universitas Sumatera Utara Setelah menjual keperawanannya, Vivie pun merasa menyesal. Namun sikap tamu Malaysia yang baik dan tidak kasar apalagi saat berhubungan seksual membuat Vivie mulai menikmati melakukan hubungan seksual. “Sumpah nyesel kali aku kak ditambah sakit kali aku rasa kak, karna masih pertama kalinya aku bersetubuh.” R.1W.1403-407h.10 Syukurnya dia nggak ada buat kasar kak, lembut kali orangnya. Aturannya kan kak, kita yang muasin, ini mala dia yang muasin Vivie sambil tersenyum. Baru aku tau enaknya berhubungan seks itu.” R.1W.1b.412-420h.10 Pengalaman seks pertama dengan tamu Malaysia membuat Vivie ketagihan untuk melakukannya. Dan karena sudah tidak perawan lagi, membuat Vivie bebas melakukan hubungan seksual. Hal ini ia lakukan karena uang dan perasaan nikmat yang diperoleh Vivie saat melakukan hubungan seksual. “Iya kak. Bener sekali. Mulai nya aku bener-bener kerja kayak ini sejak kenal ma tubang Malaysia.” R.1W.1b.219-223h.6 “Aku kan udah nggak PW lagi kan kak, tapi aku disitu banyak dapat duit dari PW aku. Aku mikir kak, aku udah basah biar sekalian basah aja, toh kalo kerja kayak gini aku bisa dapat banyak uang, Berapa la dapat kita kalo karoke kak, paling banyak lima ratus ribu, ntu pun jarang kak. Makanya aku kayak gini lah.” R.1W.2b.1715-1728h.38-39 “Kan Vivie uda nggak PW lagi, aku mikirnya buat apa sih tobat, sementara kita masih mau yang gitu-gituan, jangankan sama orang itu sama pacar aja Vivie kayak gitu. Sekali rusak yah rusak sekalian lah.” R.1W.3b.2421-2425h.55 Universitas Sumatera Utara Setelah menjadi pekerja seks komersial, orangtua terutama ibunya mulai merasa curiga padanya. Namun Vivie sudah mempersiapkan argumen-argumen agar orangtuanya tidak curiga padanya. “kan orang katanya sih kalo orangnya jalannya ngangkang itu udah nggak PW, sedangkan orang yang jalan nya rapat itu masi PW, kan katanya gitu. Rupanya Vivie lagi jalan pas disitu ibu nggak kerja, di depan mata bos ku itu kak, aku jalan ngangkang, dia nanya kok jalan aku kek gitu, aku mana la sadar kak, jantungan kali aku waktu dibilang ibu kayak gitu.” R.1W.1b.942-957h.21-22 “Karna takutnya aku sambil nada marah bilang kak, ya nggak la, mana ada aku kayak gitu bu, aku jaga ini yah. Aku lagi halangan bu, makanya jadi susah kali aku jalan karena pembalut ini. Itu lah kak aku bilang.” R.1W.1b.960-968h.22 “Asal jalan depan dia aku rapet-rapetin la kak jalan aku, biar nggak nanya- nanya lagi ibu. Ibu aja yang curiga kak, kalo bapak, abang sama kakak nggak ada.” R.1W.1b.975-981h.22 Ibu Vivie kembali mencurigainnya ketika ada seorang pria yang menghubungin Vivie yang ternyata dari salah tamu Vivie. Saat itu Vivie lagi tidur, dan ibunya yang mengangkat telepon Vivie. Mengetahui hal itu, Vivie pun kembali menyakinkan ibunya agar tidak mencurigainya. “Yah, Vivie pura-pura marah karena ibu angkat telponku, dan bilang ama ibu kalo Vivie nggak ada ngapaen-ngapaen kak, sejak itu hp-ku selalu aku bawa kak, nggak berani lagi letakin sembarangan palagi di rumah.” R.1W.3b.2485-2495h.56 Sampai saat ini, orangtua Vivie tidak mengetahui mengenai keputusan Vivie menjadi pekerja seks komersial. Ia berusaha agar orangtunya tidak mengetahuinya Universitas Sumatera Utara dan melakukan cara seperti menyiapkan argumen-argumen jika orangtuanya mencurigainnya kembali. “Gimana yah terdiam Vivie belom siap la, moga-moga la mereka nggak tau. Tapi seandainya terjadi aku siap. Aku bilang aja uangnya abis karena bayar uang sekolah. Pintar pintar aku ngomong kak. Aku bilang nggak ada ngapaen- ngapaen, cuma nemani karoke doank, Moga aja aku bilang gitu ibu percaya ama aku.” R.1W.3b.2507-2521h.57 Vivie memberitahu keputusannya kepada sepupunya, yang juga seorang pekerja seks komersial. Mereka sama-sama tidak mengetahui bahwa mereka adalah pekerja seks komersial. Awalnya mereka berbicara seputar pacar dan kemudian menceritakan mengenai mereka yang sebagai pekerja seks komersial. “Sepupu kak”. R.1W.2b.1179h.27 “Ceritanya sih mulai dari pacar. Dari situ deh kita mulai tau sama tau kerjaan kita.” R.1W.2b.1205-1208h.27 “Iya, sama kayak Vivie kak.” R1W.2b.1190-1191h.27 “Kerjaan kami beda. Bisa dibilang sih kami nggak satu genk. Dia ya maen sama yang lain ya aku maen sama yang lain juga. Tapi sering juga cerita-cerita kak.” R.1W.2b.1194-1200h.27 5 Bertahan meskipun ada feedback negatif Setelah mengambil keputusan menjadi pekerja seks komersial dapat memiliki uang yang banyak dan ia menikmati melakukan hubungan seksual, Vivie memasuki tahap honeymoon, Vivie merasa senang karena uang dan seks. Dengan uang ia dapat Universitas Sumatera Utara membeli apa saja yang ia suka serta kenikmatan yang ia peroleh saat berhubungan seks dengan tamu-tamunya. “Vivie gila kali sama yang namanya duit. Aku itu nggak bisa hidup tanpa uang kak.” R.1W.2b.1352-1356h.30-31 “Udah enak kak nyari duitnya. Lagian kan aku uda nggak PW lagi. Kalo uda rusak biar rusak sekalian la. Toh dengan kek gini aku bisa punya banyak uang.” R.1W.1b.652-658h.15 “Uang kak itu yang utama. Seks juga. Karena kita kan udah tau gimana cara berhubungan itu dan udah tau gimana enaknya. Jadi kalo nggak kita kayak gitu nggak enak la kak, kayak ada yang kurang.” R.1W.1b.799-806h.18 “gimana yah, kak pertama sih karena uang, kedua karena seks, apa lagi yang udah namanya berhubungan, ya bisa dibilang kita belom nyampe duapuluh tahun tapi uda ngerasain yang kayak gitu, kalo kita nggak ngerasain itu nggak enak kali sambil tersenyum.” R.1W.3b.2166-2178h.49-50 Salah satu hambatan Vivie menjadi pekerja seks komersial karena ia masih melakukannya secara sembunyi-sembunyi pada kedua orangtuanya. Hal ini membuat ia tidak bebas menjadi pekerja seks komersial. “Aku seneng kak, bahagia kali, tapi bahagia karena terpaksa”. R.1W.3b.2279-2281h.52 “Aku itu maunya bebas, nggak ada yang bisa yang ngatur-ngatur, tapi Vivie kan masih dibiayain orangtua. Mau nggak mau harus ikutin maunya aturan orangtua biar nggak curiga juga.” R.1W.3b.2294-2301h.52 Vivie juga mendapatkan hambatan dari pacarnya. Pacar Vivie melarangnya menjadi pekerja seks komersial. Namun Vivie tetap bertahan dengan keputusannya Universitas Sumatera Utara hanya saja ia mengurangi tamunya agar tidak ada lagi kecurigaan dari pacarnya. Dengan berkurangnya tamu Vivie membuat keuangan Vivie berkurang, sehingga adanya tawaran dari gurunya untuk menjadi simpanan, ia bersedia. Hal ini dilakukan Vivie karena uang, selain itu dengan menjadi simpanan maka akan sedikit kemungkinan akan ketahuan dari pacarnya. “itu juga kendalanya kak, aku jadi diam-diam ambil tubang jangan ampe katahuan ma pacar” R.1W.3b.2303-2308h.52 “Tamu Vivie nggak sebanyak dulu kak, takut ketahuan ntar. Makanya tamu Vivie paling yang uda kenal ama Vivie aja. Bisa berabe la.” R.1W.1b.2054-2060h.47 “Vivie sempat mikir kak, tapi aku mikir balik kak, aku kan uda jarang ambil tamu kak, jadi buat jadi simpanan nggak papa la, lumayan ada yang bayarin uang sekolah ampe kuliah lagi.” R.1W.1b.871-878h.20 Pandangan negatif dari orang lain, tidak membuat Vivie merubah keputusan, malahan ia tetap bertahan menjadi pekerja seks komersial dan tidak memperdulikan pandangan dan perkataan orang lain. “kerjaan ini di cap orang nggak bagus. Tapi pande-pande kita lah gimana biar orang nggak sempat curiga, pokoknya jangan sampe kebobolan. Vivie uda liat kerjaan ini enak, ntar aja uda dapat duit. Jadi kalo nurut aku sendiri kerjaan yang lebih bagus ya aku akan pertahankan kerjaan ini.” R.1W.2b.1121-1133h.25-26 “Teman-teman pada bilang masa bodo yang penting uang. Karena emank iya,, karena uda enak megang duit nggak pala mikir kesana kali. Palingan kalo kayak kita pake kondom la kak, atau “nembak luar” biar jangan ampe kebobolan. Jujur aja Vivie nggak ada mikir kesana kali kak sambil tersenyum.” R.1W.1b.783-795h.18 Universitas Sumatera Utara

b. Responden II