2.2.5 Peranan Adipokin terhadap Vaskular
Secara tradisional adiposit dianggap hanya sebuah depot energi dan kurang mendapat perhatian. Namun setelah dekade terakhir, karena kenaikan dramatis prevalensi obesitas, adiposit memunyai
kepentingan ilmiah yang luar biasa dan sekarang dianggap sebagai organ endokrin yang aktif.Disamping mengatur homeostasis gizi, adiposit juga mengeluarkan sejumlah besar mediator bioaktif adipokin yang
memunyai efek mengatur homeostasis, aterosklerosis, kerja insulin, inflamasi, dan pertumbuhan sel Matsuzawa, 2006. Adipokin berkerja di organ sebagai autokrin atau parakrin untuk mengatur massa fat
atau angiogenesis Dizdar, 2004. Adipokinterlibat dalam metabolisme glukosa adiponektin, resistin, metabolisme fatmelalui cholesteryl ester transfer protein CETP, inflammasi TNF-a, IL-6, koagulasi
PAI-1, TD angiotensinogen, angiotensin-II, mengatur makan leptin, mengatur metabolisme di organ dan jaringan seperti otot, hati, vaskular, dan otak Yamauchi et al, 2001. Ada tujuh puluh zat biologi lain
yang dikeluarkan oleh adiposit yang memengaruhi kardiometabolik Tjokroprawiro, 2010. Adipokin yang penting antara lain Chemerin, adiponektin, CRP, dan leptingambar 2.6.
ASK-DNC
1
↑ IR ↑ VAT
↑ Remnant LP 4
↑ Fasting TG 5
↑ Post Prandial TG 6
Normal LDL 7
↑ LDL 8
↑ Small Dense LDL 9
↑ CholHDL-C Ratio 10
↓ HDL-C and ↑ sd HDL 11
↑ CRP 12
↑ ApoB 3
↑ Fasting FFA 2
↑ IL-Iβ 13
↓ PPAR γ 23 ↓ Apn 22
↑ TNFα 20 ↑ IL-6 19
↑ Adhesion Mol. 18 ↑ vWF 17
↑ FVII 16 ↑ Fibrinogen 15
↑ LEPTIN 24
↑ ADMA
25
↑ PAI-1 14
Resistin 21
↑ A-FABP 26 ↑ CHEMERIN 28
Illustrated : Tjokroprawiro 2006-2010
The 30
Metabolic Disorders in Visceral Obesity
29
↑ LCN-2
27
↑↓ VASPIN
VISCERAL OBESITY
11
30
↓ STAMP2
Gambar 2.6 Kelainan Metabolik pada Obesitas Viseralal. Illustrated: Tjokroprawiro 2006-2010
a Chemerin
Chemerin adalah adipokin yang memunyai fungsi mengatur fungsi sistem immun Roh et al, 2007. Chemerin dikenal juga sebagai ikatantazarotene induced gene 2 TIG2, retinoic acid receptor
Universitas Sumatera Utara
responder 2 RARRES2 dengan ChemerinR, chemokine like receptor-1 CMKLR1dan G protein-coupled receptor. Adipokin ini baru ditemukan dan pemeriksaan yang pertama dilakukan pada tahun 2003
Wittamer et al, 2003.Chemerin disekresikan dalam bentuk pro-protein inaktif18k-Da kemudian dipecahkan oleh serine protease di bagian C-terminal ekstrasellular menjadi protein 16k-Da sebagai
chemerin yang aktif. Aktifasi juga terjadi akibat koagulasi, fibrinolitik, inflamasi Zabel et al, 2005, faktor XIIa, VIIa, plasmin, neutrofil elastase, dan sel mast. Hal yang menarik bahwa staphopain B
cysteine protease yang dikeluarkan olehStaphylococcus aureus juga dapat mengaktifkan proChemerin menjadi chemoattractant Kulig et al, 2007. C-terminal peptides dari Chemerin dengan bantuan cysteine
protease mengikat kuat CMKLR1, kemudian menyebabkan efek antiinflamasi di makrofag Wittamer et al, 2004.
ASK-DNC
Goralski et al 2007
THE ROLE OF CHEMERIN AND CMKLR1 IN ADIPOSE TISSUE BIOLOGY CHEMERIN, a NOVEL ADIPOKINE
25
MACROPHAGES
CMKLR1
ADIPOCYTES
PARACRINE ACTION cmklr1
chemerin
1
CHEMERIN
2 3
5
ERK12
6
Adiposity and Systemic
Metabolism 7
CMKLR1
PREADIPOCYTES
Modulation of Expression of
Adipocyte gene Expression
4
AUTOCRINE ACTION
Gambar 2.7 Peranan Chemerin dan CMKLR1 dalam Biologi Adiposit Goralski et al,2007 Keterangan
Chemerin dan reseptornya CMKLR1 terdapat pada adiposit langkah 1. Chemerin disekresi baik dalam bentuk yang aktif atau yang cepat diaktifkan oleh proteolitik ekstraseluler langkah 2. Chemerin dan
reseptornya CMKLR1 diperlukan untuk diferensiasi optimal langkah 3, kedua gen memunyai efek modulasi ekspressi gen adiposit dalam metabolisme lipid dan glukosa langkah 4. Selanjutnya Chemerin,
mungkin memiliki peran dalam perekrutan sel CMKLR1 misalnya makrofag di adiposit langkah 5. Pengaktifan intraselular ERK1 2 di adiposit langkah 6.
Ikatan chemerin dan derivatnya dengan reseptor lain seperti G-protein coupled receptors-1 GPR1 atau
CCRL2 memunyai efek yang berbeda Zabel et al, 2008. Ikatan antara chemerin dengan CMKLR1
Universitas Sumatera Utara
merangsang peningkatan Ca
2+
1 Ekspressi Chemerin dan CMKLR1 di Adiposit dan Otot Skeletal
intrasellular, mengaktifkan nuclear factor- κβ dan pathway MAPK di
monosit, makrofag, immature dendritic, dan termasuk migrasi sel.Chemerin terdapat pada sejumlah jaringan termasuk di hati, pankreas, paru Wittamer et al, 2003, di eksudat inflamasi dan cairan asites dari
kanker ovarium dan hati Wittamer et al, 2003. Tempat pengeluaran utama chemerinadalah di preadiposit dan adiposit Wittamer et al, 2003. gambar 2.7. Metabolisme dari chemerin antara lain:
Chemerin meningkat sewaktu diffrensiasi dan menurun di akhir diffrensiasi ke tingkat sebelum diffrensiasi preadiposit. Sebagai perbandingan bahwa ekspressi adiponektin terdapat pada hari ketiga dan tetap tinggi
sampai hari ke-13. CMKLR1 juga meningkat sewaktu diffrensiasi dan menurun setelah hari ke-13, sedangkan di sel otot skeletal tidak terdapat chemerin hanya CMKLR1 Sell et al, 2009.
2 Pengaturan dan Pengeluaran Chemerin dari Adiposit
TNF- α mengatur ekspressi chemerin di adiposit sedangkan troglitazon menyebabkan penurunan sekresi
chemerin sampai 80, maka disimpulkan bahwa aktivasi peroxisome proliferator-activated receptor PPAR dapat menyebabkan penurunan pengeluaran chemerin Sell et al, 2009.
3 Peningkatan Sekresi Chemerin pada Obesitas
Dari biopsi adiposit, subjek yang obesitas lebih banyak mengeluarkan chemerinnya dari pada subjek yang kurus. Pengeluaran chemerin berhubungan dengan IMT, RPP, dan volume adiposit, tetapi tidak berhubungan
dengan parameter-parameter lain seperti insulin, HOMA, lipid darah, TD, dan insulin Sell et al, 2009.
4 Chemerin mengganggu Insulin Signaling dan Ambilan Glukosa di Sel Otot Skeletal
Inkubasi chemerin selama semalam di sel otot skeletal menyebabkan penurunan fosforilasi dan sintesis glikogen. Efek ini bergantung pada dosisnya, kalau dosisnya 250 ngml menyebabkan RI, sedangkan dosis 1
μgml menyebabkan penurunan fosforilasi oleh insulin. Chemerin dapat meningkatkan fosforilasi serine di IRS- 1 serta merangsang pengeluaran molekul adhesi lekosit seperti VCAM-1 dan ICAM-1 dari protein matrik
seperti fibronektin, laminin, dan collagen IV. IRS-1 merupakan tempat beberapa kinase yang berefek kerja negatif terhadap insulin Diamond et al, 1994. Pemberian chemerin secara signifikan dapat menurunkan
ambilan glukosa oleh insulin, tetapi tidak terhadap glukosa basal Sell et al, 2009.
5 Efek Chemerin terhadap NF-κB pathway dan mitogen-activatedprotein MAP kinases di sel otot
skeletal.
Chemerin dapat mengaktifkanMAP-kinase dan extracellularsignal-regulated kinase-½ ERK-½. Aktivasi kedua kinase ini mencapai maksimum sampai 30 menit kemudian menurun, sebaliknya aktivasi nuclear factor-kB NF-
κB
Universitas Sumatera Utara
mencapai waktu lebih lama lagi sampai setelah 65 menit. Setelah 24 jam tidak terdapat peningkatan MAP kecuali ERK Sell et al, 2009. Untuk menganalisis peranan ERK dalam mengganggu signaling insulin adalah dengan cara
melakukan inkubasi sel otot skeletal dengan inhibitor ERK spesifik Sell et al, 2009. Chemerin juga memengaruhi lipolisis di adiposit, sell 3T3-L1, merangsang pengeluaran kalsiumRoh et al, 2007, mengatur adipogenesis dan
homeostasis pada tikus dan manusia Goralski et al, 2007, dan memunyai kemampuan antiinflamasi Yoshimura dan Oppenheim, 2008.Penting diketahui bahwa sekresi chemerin berhubungan negatif dengan sensitivitas insulin
di adiposit. Jika chemerin lebih banyak dikeluarkan, akan menyebabkan sensitivitas insulin menjadi menurun terhadap lipogenesis insulin-stimulated antilipolysis Sell et al, 2009 gambar 2.8.
Pada orang kurus chemerin terdapat lebih banyak di WAT dari pada BAT, karena diperlukan untuk proses diffrensiasi adipogenesis.Ada indikasi lain bahwa chemerin dan chemerin-R memunyai peranan
dalam pembentukan WAT yang normal dan patologis seperti obesitas. Jika terjadi downregulation chemerin sewaktu perkembangan adiposit, terjadi penurunan ekpressi perilipin, glucose transport-4
GLUT-4, adiponektin, dan leptin Goralski et al, 2007. Chemerin tidak berbeda secara signifikan pada pasien diabetes tetapi berhubungan positip dengan IMT, LP, LDL, RI Bozaoglu et al, 2009, usia
r=0,23, glukosa r=0,23, HDL r=-0,19, TG r=0,22, TDS r=0,40, TDD r=0,24 dan sejumlah faktor risiko simet r=0,47, dan berhubungan terbalik dengan HDL dan adiponektin
Gambar 2.8 Pengaturan Respon Inflamasi dari Chemerin Aktif
Universitas Sumatera Utara
Keterangan Chemerin aktif dihasilkan dari pro-Chemerin yang diproses melalui serine proteases1. Chemerin
langsung mengaktifkan sel-sel dengan cara mengikat ChemR23CMKLR1, sehingga terjadi migrasi sel dan perubahanpengaliran kalsium 2. Chemerin juga mengikat chemokine C-C motif dan receptor-
like 2CCRL2 pada C-terminal sel ChemR23 3. Cystein proteasesmenyebabkan inhibisi chemerin Yoshimura dan Oppenheim, 2008.
Bozaoglu et al, 2009.Pada obesitas viseral dengan inflamasi kronik derajat rendah terdapat peningkatan
inflamasi sepertiC-reactive protein CRP,tumor necrosis factor- α TNF-α,dan interleukin-6 IL-6
Compher et al, 2008. Inflamasi kronik ini jelas merupakan faktor risiko RI dan Simet Xu et al, 2003, dan yang merupakan sumber utamanya adalah infiltrasi makrofag dari sirkulasi ke adiposit obesitas
Cancello et al, 2005. Dalam mekanisme selular dan molukuler ini terdapat peranan chemerin yaitu dengan cara membantu makrofag berinteraksi langsung melalui reseptornya chemokine-like receptor-
1sebagai chemoattractant Zabel et al, 2006. Sehubungan peningkatan chemerin pada subjek obesitas dan diabetes ini, pemberian chemerin secara invitroakan memengaruhi RI di sel otot skeletal pada tingkat
Insulin receptor substrate-1 IRS-1, protein kinases-B PKB, Glycogen synthase kinase-3 GSK-3, fosforilasi dan ambilan glukosa Sell et al, 2009.Chemerin disekresikan pada konsentrasi 15 ngml dari
10
6
sel, dan konsentrasi yang digunakan oleh sel otot skeletal adalah 250 ngml sampai 1 μgml. Dari 142 orang yang kurus konsentrasi serum chemerin adalah 249 ± 71 ngml Bozaoglu et al, 2007, dan pada
perempuan obesitas IMT 48–55 kgm2 adalah 674±37 ngml data tidak dipublikasikan Sell et al, 2009. Konsentrasi chemerin di cairan asites pasien kanker ovarium, cairan sinovial pasien arthritis,
sirkulasi plasma dan serum manusia dan tikus adalah 1,8-7,0 nM, 22 nM, 3,0-4,4 nM, dan 0,5-0,6 nM Roh et al, 2007. Pada PCOS, chemerin meningkat di serum p0,01, subkutan p0,05, omentum
p0,01, pemberian insulin-glukosa p0,05, danpemberian metformin selama enam bulan dapat menurunkan chemerin p0,01 dibanding kontrol Tan et al, 2009. Inaktivitas fisik merupakan faktor
risiko DM Tipe 2 Venables, 2009, dan latihan aerob dapat menurunkan adiposit dan RI pada obesitas Cancello et al, 2005. Telah banyak diketahui tentang bagaimana mekanisme adiposit menyebabkan RI
dan meningkatkan sensitivitas insulin, tetapi belum ada laporan tentang efek latihan jasmani terhadap konsentrasi chemerin Ostergardet al, 2007. Latihan jasmani pada obesitas selama 12 minggu dapat
menurunkan Chemerin p=0,02, LP p=0,009, persentase fat p=0,03, fat viseral p=0.03, fat subkutan p=0,01, GDP p=0,01, RI p=0,03, TG p=0,05, kolesterol total p=0,04, LDL p=0,05 dan TDS
p=0,04 Saremi et al, 2010.Pada nilaicut-off 240 μgl, serum chemerin dapat mendiagnosis simet
dengan sensitivitas 75 dan spesifisitas 67 Lehrke et al, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Chemerin memunyai peranan dalam mengatur adipogenesis, metabolisme adiposit dan juga dapat digunakan sebagai pengobatan baru pada obesitas,
DM Tipe 2, dan PKV Goralski et al, 2007.
b High sensitive C-reactive Protein hs-CRP
hs-CRP adalah penanda sensitif inflamasi derajat rendah yang direkomendasikan untuk penelitian dan penggunaan di klinik Pearson et al, 2003. hs- CRP terlibat dalam patogenesis penyakit kronis termasuk penyakit jantung, diabetes, dan kanker. hs-CRP berkorelasi dengan parameter obesitas seperti IMT,
LP, dan RPP. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penurunan BB dapat menurunkan level CRP
Selvin et al, 2007. Pada orang sehat
konsentrasi CRP adalah 0,25 mgdl, tetapi konsentrasi ini dapat meningkat sampai 50 mgdL sewaktu infeksi akut. Sebelum ada pemeriksaan hs-CRP, konsentrasi 1-100 mgdL yang dapat dideteksi. Dengan
pemeriksaan hs-CRP dapat mendeteksi konsentrasi normal atau meningkat pada nilai 0,05-1,00 mgdL. Karena itu, pengukuran hs-CRP direkomendasikan untuk menganalisa inflamasi sistemik derajat rendah
untuk menduga penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular Fritsma, 2001.
Plasma hs-CRP juga dapat digunakan untuk memprediksi penyakit masa depan, seperti infark miokard MI dan strok
Lange et al, 2006. Da
ri beberapa penelitian terdahulu didapatkan ada hubungan CRP dengan komponen simet Ouchi et al, 2003. Penelitian pada
subjek obesitas yang ekstrim IMT 54,7±12,6 kgm
2
Pengobatan dengan anti diabetes seperti biguanide metformin, tiazolidinedion, dan sulfonilurea dapat menurunkan konsentrasi CRP, tetapi mekanismenya belum jelas. Insulin, walaupun obat yang potensial
tetapi tidak menurunkan hs-CRP Moran dan Romero, 2003. terdapat peningkatan yang signifikan konsentrasi IL-
6 dan CRP di vena porta Fontana, 2007. Jika CRP 3 terdapat risiko dua kali lipat kejadian vaskular dari padaCRP 1 mgLScirica, 2006.
c Adiponektin
Di sirkulasi adiponektin terdapat dalam beberapa bentuk isoform yang berbeda antara lain trimer, low-molecular weight hexamers dan high-molecular weight HMW 18 mers, yangmemunyai fungsi
biologi tertentu Banga et al, 2008. Adiponektin bentuk Isoform HMW memunyai efek insulin- sensitizing sedangkan isoform hexamer dan trimermemunyai peranan efek sentral Wang et al, 2008.
Adiponektin bekerja melalui dua reseptor transmembrane yaitu AdipoR1 dan AdipoR2, AdipoR1 lebih dominant di otot skeletal sedangkan AdipoR2 banyak terdapat di hati. Adiponektin bersifat antidiabetik
karena memunyai kemampuan insulin-mimetic, insulin-sensitizing actions, anti-inflamasi dan anti aterosklerotik Kadowaki dan Yamauchi, 2005. Adiponektin meningkatkan pengeluaran energi dan
oksidasi asam fat melalui aktivasi AMP-activated protein kinase AMPK, dan juga ekpressi gen PPAR- γ,
CD36, acyl-coenzyme oxidase, dan uncoupling protein 2 Kadowaki dan Yamauchi, 2005. Adiponektin memperbaiki profil metabolik dengan cara menurunkan infiltrasi makrofag di jaringan fat, sama dengan
Universitas Sumatera Utara
agonis PPAR- γKim et al, 2007. Thiazolidinedion meningkatkan sirkulasi adiponektin 2-3 kali lipat
terutama bentuk HMW dan memperbaiki RI dengan cara mengubah fat ektopik ke subkutan Rasouli et al, 2006. Adiponektin memunyai efek vaskuloprotektif melalui peningkatan produksi NO endotel atau
memodulasi molekul adhesi dan scavenger reseptor Kadowaki dan Yamauchi, 2005, dan di perifer memunyai efek mengatur homeostasis Kadowaki et al, 2008 gambar 2.9.
Gambar 2.9 M ekanisme Anti Aterogenik Adiponektin Adiponektin memunyai peranan terhadap kejadian RI dan aterosklerosis, yang diketahui dengan cara
adiponectin gene knockout KO pada transgenic mouse models.Maeda et al 2002 menunjukan bahwa pada adiponectin-KO miceterdapat keterlambatan klirens ALB di plasma, rendahfatty-acid transport
protein-1mRNA di otot, tinggi TNF- α mRNA di adiposit dan di plasma.Adiponektin terdapat di plasma
protein dalam jumlah besar dan berkorelasi negatif dengan IMT Kadowaki dan Yamauchi, 2005. Beberapa penelitian telah menghubungkan hipoadiponektin dengan diabetes Weyer et al, 2001,
hipertensi Chow et al, 2007, aterosklerotik, dan disfungsi endotel Kadowaki dan Yamauchi, 2005. Penelitian juga mendapatkan bahwa HMW oligomerberhubungan terbalik dengan risiko diabetes
Heidemann et al, 2008.
d Leptin
Leptin leptos, thin adalah hormone 167-amino acid yang dikeluarkan oleh adiposit yang berfungsi mengatur asupan makanan dan pengeluaran tenaga Zhang at al, 1994. Di sirkulasi leptin meningkat
pada keadaan makan berlebih dan menurun pada saat lapar. Keadaan tanpa leptin atau mutasi gen reseptor
Universitas Sumatera Utara
akan menyebabkan hiperfagia dan obesitas pada binatang percobaan Friedman dan Halaas, 1998 dan manusia Farooqi et al, 2007. Efek dari leptin diatur oleh reseptor yang terletak di sistem saraf pusat,
adiposit, dan sel endosit. Reseptor leptin termasuk reseptor klas I. Reseptor inidirangsang oleh signal transducer activator of transcription-3 STAT3 pathway dan insulin receptor substrate phosphoinositide-
3 kinase pathway.STAT3memunyai peranan penting dalam mengatur asupan makanan, produksi glukosa hati, dan sekresi gonadotropin. Pemberian leptin secara infus di hipotalamus menyebabkan penekanan
lipogenesis adiposit melalui aktivasi phosphoinositide-3 kinase pathway, sistem syaraf simpatis, dan sistem endocannabinoid Buettner et al, 2006.
Gambar 2.10 Mekanisme kerja Leptin dan adiponektin Yamauchi et al, 2001
Leptin bekerja melalui melanocortin system arcuate nucleus dengan cara menghambat 5’AMP-activated proteinkinase yang menyebabkan rasa lapar menurun, merangsang pengeluaran energi, meningkatkan
hormon pertumbuhan,dan reproduksi. Di jaringan perifer leptin meningkatkan oksidasi fat hati dan lipolisis otot skletal dan adiposit Havel, 2004. Leptin juga mengatur respon immune T-cell, merangsang
proliferasi sel T-helper, dan meningkatkan produksi sitokin proinflamasi Lord et al, 1998. Dari kajian diketahui bahwa latihan jasmani tidak memunyai efek akut atau kronik terhadap leptin manusia Russe et
al, 1997, sedangkan penelitian lain mendapatkan penurunan leptin seiring dengan penurunan BB Xenachis et al, 2001 gambar 2.10.Faktor lain yang berhubungan dengan obesitas adalah Fetuin-A
alpha2-Heremans-Schmid glycoprotein.Fetuin-A terdapat dalam jumlah besar di protein serum Stefan et al, 2006 yangdikeluarkan oleh hati Kalabay et al, 1998 dan gennya pada manusia terletak pada
Universitas Sumatera Utara
chromosome 3q27 yang telah di map sebagai tempat yang rentan menjadi DM Tipe 2 Vionnet et al, 2000. Dari kajianpada binatang percobaan, fungsi fetuin-A adalah mencegah aktivitas insuline receptor
tyrosinekinase di otot dan hati Kalabay et al, 1998 dan Mathews et al, 2002. Pada manusia kurang jelashubungan antara fetuin-A, obesitas, resistensi insulin, NAFLD, dan simetgambar 2.11.
Gambar 2.11 Efek Fetuin-A Summarized: Tjokroprawiro 2010
Ada kajian yang melaporkan hubungan fetuin dengan obesitas Stefan et al, 2006 tetapi kajian tersebut bersifat potong lintang dan banyak perancu, sehingga diperlukan kajian longitudinal. Kajian lain
menyatakan fetuin-A berhubungan signifikan dengan TDS r=0,50, TDD r=0,41, HOMA r=0,28, HDL r=-0,31, dan LP r=0,36 Reinehr dan Roth, 2008.
2.2.6 Komplikasi Medik Obesitas