besar walaupun kelihatan tidak obesitas. Perobahan pola hidup yang berhubungan dengan penyakit simetterdiri dari   Stage O: pola hidup
sehat; Stage 1: pola hidup tidak sehat; Stage 2: obesitas sentral; Stage 3: Simet; prediabetes; obesitas pada remaja; dan Stage 4: penyakit jantung kardiovaskular; DM Tipe 2; strok; dan lain-lain  gambar 2.1.
Gambar 2.1Lifestyle Related Disease and the Staging of Obesity
Illustrated: Tjokroprawiro 2005-2010
2.1.2 Prevalensi Simet
Prevalensi  simet  bergantung kepada definisi yang digunakan, suku dan kebangsaan. Prevalensi simet di AS menurut National Health and Nutrition Examination Survey NHANES dari 8.814 orang yang
berumur 20-29 dan 60-69 tahun adalah 7 dan 40 Ford  et al, 2002. Sebaliknyadari  Singapore Cardiovascular Cohort Study  dengan kriteria IDF  dan  AHANHLBI  dari 4.334 orang adalah 17,7 dan
26,2.  Kajian  ini juga menunjukan bahwa angka pada  etnik India lebih tinggi  dari angka untuk  etnik Cina dan etnik Melayu Lee et al, 2007.
2.1.3 Patofisiologi
Di seluruh dunia dalam dua dekade terakhir, terjadi peningkatan simet yang besar, tetapi patogenesisnya masih diperdebatkan apakah simet termasuk sindroma atau independen sebagai faktor risiko PKV Kahn
et al, 2005. Menurut Zimmet et al 2001 secara global simet berhubungan dengan epidemi obesitas dan
Universitas Sumatera Utara
diabetes maka dinamakan “diabesity” Grundy et al, 2004. Patofisiologi simet dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain RI, obesitas, hipertensi, peranan endoplasmic reticulum ER, genetik, resistensi leptin,
disfungsi sel- β  dan  endotel,  overweight,  aktivitas simpatis, penurunan respon serotonergik,  sistem
andocannabinoid, danfetus.
a Resistensi Insulin RI
Berdasarkan konsep lama, insulin adalah molekul pleiotropik berpengaruh terhadap ambilan asam amino, sintesis protein, proteolitik, adiposit, lipolisis, trigliserid, lipoprotein lipase, VLDL, sekresi
TG, ambilan glukosa, sintesis glikogen hati,  dan produksi glukosa endogen Pacini, 2006.  Seseorang dinyatakan mengalami RI apabila ada gangguan metabolisme  glukosa, respon
abnormal  terhadap tes toleransi  glukosa, dan penurunan insulin dalam  menghambat produksi glukosa endogen  secara  euglycemic clamp  technique. K
b
arakteristik kelainan ini terdapat padaoverweight  atau obesitas Bravata et al, 2004, sedentari Mayer-Daviseralal  et al,
1998,mengkonsumsi diet tinggi fat jenuh atau total Vessby et al, 2001.
Obesitas sebagai Motor Penggerak RI
c
Peningkatan prevalensi obesitas diseluruh dunia kemungkinan adalah penyebab peningkatan terjadinya  RI,  simet, PJK,  dan  DM Tipe 2 Ginsberg, 2000. Secara khusus, kombinasi antara
obesitas, fisik inaktif,  dan mengkonsumsi diet aterogenik dipercaya menyebabkan RI Grundy et al, 2005. Permulaan RI adalah normoglisemia dengan sedikit peningkatan massa sel-
β dan  atau peningkatan sekresi  insulin  Weir et al,  2007. Sebagai faktor dominan dalam proses ini adalah
glukosa Terauchi et al, 2007 dan faktor genetik Goodarzi et al, 2007. Namun, setelah menjadi DM Tipe 2 terjadi penurunan kapasitas sekresi insulin dan pengurangan massa sel-
β Wajchenberg, 2007. Jika  peningkatan fungsi dan massa sel-
β berhasil dalam jangka waktu lama menghadapi obesitas dan RI, DM Tipe 2 dapat dicegahmeskipun sebagai konsekuensi terjadi hiperinsulinemia.
RI di adiposit
Secara khusus, pembesaran adiposit  menghasilkan  peningkatan asam fat bebas ALB Randle et al, 1963. Dalam kondisi normal, insulin mampu  menghambat lipolisis di adiposit. Namun, pada
keadaan RI insulin tidak mampu menekan lipolisis tersebut, dan terjadi peningkatan pelepasan ALB  ke plasma Eckel et al, 2005. Proses ini diatur oleh hormon sensitive lipase HSL
Kraemer-Shen, 2002,  tetapiada bukti terbaru menunjukkan bahwa peranan adiposit adalah 95 dan HSL hanya sebagai faktor tambahan Schweiger et al, 2006. Adiposit  viseral  lebih sensitif
terhadap rangsangan lipolisis katekolamin dibanding adiposit subkutan Large-Arner, 1998, dan
Universitas Sumatera Utara
aliran venanyadari adiposit viseral  menuju ke  sistem portal secara langsung Arner, 1998. Akibatnya,  hati  menerima ALB yang berlebihan dan mengakibatkan insulin menjadi resisten
teori  Portal Bergman et al, 2007. RI di hati menyebabkan kerja  insulin menjadi  terganggu Bergman  et al, 2007, kemudian  terjadi peningkatan pengeluaran glukosa, sintesis sitokin
proinflamasi, gangguan metabolisme lipoprotein Gonzalez-Baro, 2007,  danpeningkatan degradasi  apo-B  Ginsberg  et al,  2005.  Selain itu, sekresi insulin yang  meningkat
hiperinsulinemia  menyebabkan peningkatan reabsorpsi natriumdiginjal,  peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik,  akibatnya terjadi  hipertensi Lewis et al,  1996. Hipertrigliseridemia
biasanya terkait dengan penurunan HDL dan perpindahan  cholesteryl ester  dari inti triglyceride- rich lipoproteins  ke HDL yang dikatalisasi oleh enzim cholesteryl ester transfer protein
CETPMurakami  et al, 1995. Cara lain adiposit berkontribusi terhadap patofisiologi simet adalah melalui pelepasan sitokin proinflamasi yang berlebihan seperti plasminogen activator
inhibitor-1 PAI-1, ALB, leptin, resistin,  dan  penurunan  adiponektin  Gustafson  et al, 2007
d
. Sebagai  signal efferent, adiposit mengeluarkan berbagai reseptor hormon tradisional seperti
insulin, glukagon,  glukokortikoid, tiroid dan katekolamin. Adiposit juga mengoordinasikan berbagai proses metabolik termasuk metabolisme energi dan fungsi neuroendokrin  Carr  et  al,
2004.  Adiposit viseral  terutama di omentum dan mesenterium yang dialiri oleh Vena porta memunyai keunikan karena lipolitiknya lebih tinggi dari pada adiposit lain Benthem et al, 1999.
RI pada Otot
e
Di otot, peningkatan ALB plasma mengganggu siklus antara glukosa dan asam fat.  Ada juga hipotesis yang menyatakan bahwa akumulasi trigliserid di otot rangka memunyai  peranan
langsung terhadap etiologi RI dan  tingkat sensitivitas insulinRandle et al, 1963.
Hipertensi dan RI
Ada beberapa mekanisme  yang  menghubungkan RI dengan hipertensi Ferrannini  etal,1987. Pertama,  pemberian insulin secara  intravena menyebabkan  peningkatan reabsorpsi natrium di
ginjal DeFronzo et al, 1975, sedangkan  pemberian asam fat secara intravena  di Vena porta menyebabkan vasokonstriksi relatif dan aktivasi sistem saraf simpatik,selanjutnya menyebabkan
kenaikan TD pada hewan percobaan Tripathy et al, 2003. Kedua, RI juga meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik Anderson et al,  1991 melalui mekanisme peningkatan angiotensinogen,
karena adiposit merupakan sumbernya Kim et al, 2006 kemudian terjadi hiperaldosteronisme Vogtet al, 2007.
Universitas Sumatera Utara
f Peranan Endoplasmic Reticulum ER
ER  bertanggung jawab menjaga dan menyalurkan suatu protein. Pada keadaan stres ER terjadi penumpukan protein di lumen Iwawaki et al,  2004,peningkatan aktivitas c-Jun N-
terminalkinase
g
Saiki et al,  2007, fosforilasi serin di IRS-1 dan selanjutnya menyebabkan RI dan Simet  Polotsky, 2007.
Ada bukti walaupun lemah,  bahwa genetik berhubungan dengan simet. Beberapa review menyatakan bahwa predisposisi menjadi simet terjadi akibat dari gen multipel  atau gen spesifik
tertentu seperti 11-hydroxysteroid dehydrogenase, adiponektin,dan  3-adrenergic receptor Draper et al, 2002. Pada tahun 1962 diperkenalkan  gen  thrifty, yaitu seseorang yang hidup pada
lingkungan dengan ketersediaan makanan tidak teraturcukup, menggunakan kelebihan simpanan energi  secara maksimal untuk kelangsungan hidupnya Neel, 1999. Kajian  dari 163 penduduk
yang memunyai risiko tinggi obesitas, DM Tipe 2, dan dislipidemia di Yucatan Mexico, terdapat gen insulin yang berhubungan dengan simet Sanchez-Corona et al, 2004. Dari Insulin Resistance
Atherosclerosis Study IRAS  diperoleh  hubungan sensitivitas, disposisi,  dan respon insulin terhadap glukosa di kromosom 11 dan 12 secara signifikan Rich et al, 2004. Dari Oman Family
Studydiperoleh  bahwa BB, IMT,  dan HDL dipengaruhi oleh genetik, sedangkan RI, obesitas sentral, TDD dan TG dipengaruhi oleh faktor lingkungan Bayoumi et al, 2007.
Faktor Genetik
h Resistensi Leptin
Hiperleptinemia dan resistensi leptin dapat mengatur sensitivitas insulin Leyva  et al, 1998. Kajian  dari beberapa populasi mengindikasikan bahwa hiperleptinemia merupakan komponen
tambahan dari simet  atau sindroma yang belum diketahui Zimmet et al,1996.  Peningkatan sirkulasi leptin sebagai penanda resistensi leptin sering terdapat pada obesitas. Pada manusia
keadaan ini tidak tergantung pada RI Mantzoros et al, 1998 dan PKV Soderberg et al, 1999.
i Disfungsi Sel-
β
Gangguan awal pengeluaran insulin diduga  terjadi sejak lahir, sedangkan usia,  sedentari, lingkungan, dan makanan yang tinggi kalori sebagai penyebab tubuh menjadi gemuk terutama di
viseral. Gangguan sekresi dan penurunan sensitivitas insulin juga menurunkan signal ke susunan syaraf  pusat SSP untuk meregulasi BB. Karena itu, disfungsi sel-
β merupakan prediktor risiko PKV  dibanding sirkulasi insulin  gambar 2.2
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Patofisiologi Simet dan RI Keterangan
ALB dilepaskan dalam jumlah besar oleh adiposit yang membesar. ALB meningkatkan produksi glukosa,  trigliserid dan sekresi VLDL  dari hati. Kelainan dari  lipidlipoprotein  bisa menyebabkan
penurunan   HDL  dan meningkatkan LDL. Selain itu, ALB  juga menurunkan sensitivitas insulin di otot dengan cara mencegah ambilan glukosa oleh insulin. Kelainan lainnya  adalah penurunan
pembentukan glikogen dan penumpukan lipid.  Peningkatan sirkulasi glukosa dan ALB akan meningkatkan sekresi insulin atau  hiperinsulinemia,  meningkatkan reabsorbsi natrium dan aktivitas
susunan syaraf,kemudian  menyebabkan hipertensi.Peningkatan RI menyebabkan efek parakrin proinflamasi yang menghasilkan IL-6 dan  TNF-
α, akibatnya terjadi peningkatan lipolisis, ALB, IL-6, glukosa hati,dan sitokin. Sitokin dan ALB juga meningkatkan produksi PAI-1 dan  protrombotik,
sedangkan adiponektin menurun Eckel et al, 2005.
j Disfungsi Endotel
Universitas Sumatera Utara
Nitric oxide NO endotel memunyai  peranan penting dalam mengatur vaskuler, aktivitas platelet, adhesi  leukosit,  dan aterosklerosis. Semua risiko aterosklerosis di koroner
Schachinger  et al, 2000
atau di perifer
Heitzer  et al,  2001
seperti diabetes melitus, hipertensi dan merokok kronis berhubungan dengan disfungsi vasodilatasiendotel
Joannides  et al,  1995.
Untuk menguji  hipotesis bahwa obesitasRI mengganggu  vasodilatasi  endotel  adalah dengan mempelajari efek aliran darah ke kaki setelah pemberian metacholine  intrafemoral Endotelium-
dependent  atau natrium nitroprusside Endotelium-independent,  kemudian dilakukan euglycemic hiperinsulinemia
Steinberg  et al, 1996
. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa obesitasRI  berhubungan dengan gangguan vasodilatasi endotel. Data tersebut juga menggarisbawahi
peranan NO endotel sebagai mekanisme potensial yang bertanggung jawab menghubungkan insulin  dengan vasodilatasi. NO otot dihasilkan oleh endotel vaskular Enos
Singh dan Evans, 1997
dan miosit  nNOS
Knowles  dan  Moncada, 1992
.  Insulin mengaktifkan sinyal di sel endotel secara langsung,melalui insulin receptor substrate-1 IRS-1,phosphatidylinositol 3-kinase, protein kinase-B,dan fosforilasi
Zeng  et al,  2000, kemudian
meningkatkan produksi cyclic guanosine monophosphate cGMP  dan  merangsang  sintesis NO
Bergandi  et al, 2003
Plasma  asymmetric dimethyl-arginine ADMA meningkat pada subjek sehat dengan kelainan metabolik ateroslerotik dan disfungsi endotel seperti gagal ginjal Al Banchaabouchi et al, 2000,hipertensi essensial
Surdacki  et al, 1999, diabetes  Abbasi et al,  2001, RI Stuhlinger et al, 2002, dan hipertrigliseridemia Lundman  et al, 2001. Monosit dari pasien yang tinggi ADMA  cendrung lebih adhesif  terhadap sel endotel
Chan et al, 2000. Telah
.
diteliti efek ADMA denganmemberikan dosis 3 mg sampai dosis maksimum 250 mg, secara intravena, invivo, plasebo- kontrol, dan double-blind,  terhadap kardiovaskular dari sukarelawan sehat.  Hasilnya  secara signifikan terjadi penurunan denyut dan output  jantung
sebesar 9,2 dan 14,8, serta meningkatkan TD sistemik
Achan  et al, 2003. Jika
sel otot vaskular dan endotel manusia di rendam didalam glukosa dengan konsentrasi 25,5 mmoll selama 48 jam, akan menyebabkan konsentrasi ADMA meningkat di sel supernatan, disertai penurunan enzim
dimethylarginine dimethylaminohydrolase DDAH dan cGMP  Lin et al, 2002. Pengobatan dengan rosiglitazon, metformin, atau dikombinasi dengan sulfonilurea terhadap pasien DM Tipe 2 yang  tidak terkontrol,  akan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi konsentrasi ADMA plasma
k Overweight dan Aktivitas Simpatis
Asagami et al,  2002.
Faktor lingkungan seperti stress, masalah sosial, dan depresi akan  meningkatkan sekresi kortisol melalui    axis hypothalamus-pituitary-adrenal HPA.Telah dilakukan pemeriksaan secara random
terhadap populasi usia pertengahan, bahwa overweight, aktivitas simpatis dan rangsangan hipotalamus dapat menyebabkan simet RI, obesitas sentral, dislipidemia, dan hipertensi selanjutnya menjadi DM
Tipe 2 Bjorntorp et al, 1999. Hipotesis  lain yang dapat diterima adalah  bahwa pemberian asam amino rantai panjang secara intra vena ke hati  akan mengaktifkan axis HPA dan simpatis Benthem et
al, 1999, peningkatan denyut nadi kemudian  menjadi  simet  Stern  et  al, 1992.  Dari data tersebut membuktikan bahwa ketidakseimbangan susunan syaraf otonom SSO dapat menyebabkan DM Tipe
2, dislipidemia, hipertensi dan obesitas viseral Buijs et al, 2006.
l Penurunan Respon Serotonergik
Universitas Sumatera Utara
Dasar mekanisme serotonergik adalah hubungan antara gangguan efektif contoh depresi mayor dan risiko kardiovaskular Escolar et al, 2005. Dari pemeriksaan terhadap 270 partisipan diketahui bahwa
prolaktin yang rendah berhubungan secara  signifikan dengan IMT, TG, glukosa, insulin, peninggian TDS dan TDD, RI, dan inaktivitas Muldoonet al, 2004.
m Overaktivitas Sistem Andocannabinoid
Karakteristik sistem andocanabinoid  adalah sistem yang mengatur homeostasis energi, metabolisme fat  dan glukosa, semuanya memunyai  efek terhadap risiko kardiometabolik Pagotto et al,  2006.
Signal  sistem  andocanabinoid  terdapat di beberapa tempat termasuk di adiposit, hati, saluran cerna selanjutnya ke sentral otak hipotalamus, forebrain dan brainstem Di Marzo  et al, 2005. Aktivasi
sistem  andocanabinoiddapat  menyebabkan peningkatan BB, lipogenesis, RI, dislipidemia,  dan gangguan homeostasis glukosa. Percobaan  pengobatan dengan inhibitor andocannabinoid
rimonobant terhadap pasien obesitas, ternyata tidak hanya menurunkan BB tetapi juga menurunkan TD, memperbaiki sensitivitas insulin dan dislipidemia selanjutnya menurunkan prevalensi simet  Pi-
Sunyer  et al, 2006.
n Faktor Fetus
Hipotesis lain yang telah diperkenalkan bahwa simet telah terjadi  sewaktu berada di dalam uterus Hales  dan Baker  1992. Kekurangan nutrisi fetus sewaktu pertengahan sampai akhir kehamilan
dipercaya dapat menyebabkan pertumbuhan disproposional fetus yang kemudian menjadi simet. Peningkatan risiko obesitas juga terjadi pada bayi BB lahir rendah, dari ibu perokok dan hipertensi
Power  et al, 2002. Hal ini menyatakan bahwa bayi BB lahir rendah merupakan fenotip gen thrifty Hong    et al,  1997. Dari kajian lain disebutkan  bahwa pemberian diet tinggi protein dan rendah
karbohidrat diet Atkin sewaktu hamil berhubungan dengan peningkatan TD, glukosa,  dan hormon stres pada bayi Herrick et al, 2003.
2.2 Obesitas