Klassifikasi Variabel Cara Penelitian Definisi Operasional

e Pada subjek ditemukan tanda-tandagejala inflamasi. f subjek perokok. 4.5.3 Kriteria Pengeluaran Subjek akan dikeluarkan apabila selama satu minggu berturut tidak melaksanakan PHM atau tidak mengkonsumsi kapsul.

4.6. Besar Sampel

Untuk memperkirakan besar sampel dipergunakan rumus sebagai berikut Sastroasmono, 2008. N 1 = N 2 = Dimana : - Z α - Z = Deviat baku alpha = kesalahan tipe I = 5 = 1,96 β - S = Simpangan baku Chemerin pada kajian sebelumnya = 25,7 = Deviat baku beta = kesalahan tipe II = 10 = 1,28 Stejskal, et al 2008. - X 1 - X 2 Dari perhitungan diperoleh N= 15,8 = 16 sampel. Untuk antisipasi sejumlah sampel yang drop-out DO selama perlakuan dan pengamatan digunakan rumus: = Selisih minimal yang dianggap bermakna = 30 N ’ = N 1- f dimana : N = Jumlah sampel minimal yang diperlukan. f = Perkiraan proporsi Drop Out DO = 10 Dari perhitungan rumus diperoleh jumlah sampel minimal = 18 sampel.

4.7 Klassifikasi Variabel

Klasifikasi variable diukur sesuai penelitian dan dibagi menjadi: a Variabel bebas independent: PHM terdiri dari diet dan latihan jasmani dengan plasebo atau dengan metformin. b Variabel tergantung dependent: Universitas Sumatera Utara Parameter chemerin dan parameter kardiometabolik lain, yaituAdiponektin, ADMA, hs-CRP, insulin, A1C, HOMA-R, profil lipid, sd-LDL, GDP, GD2jPP, Apo-B, BB, LP, IMT, TDS dan TDD.

4.8 Cara Penelitian

a Terhadap semua pasien yang akan diteliti diberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian lampiran 2. b Anamnesis untuk mendapatkan data umur, jenis kelamin, diet, latihan jasmani, dan riwayat penyakit terdahulu. c Setelah menandatangani informed concent lampiran 3, dilakukan pemeriksaan tanda vital, antropometri BB, IMT, dan LP, kemudian setelah puasa 8-10 jam dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin, ureum kreatin, GDP, GD2jPP dan profil lipid, untuk menentukan apakah termasuk simet sesuai Kriteria IDF2005. d Yang termasuk simet dilakukan pembagian kelompok PHMP dan PHMM secara simple randomized dengan menggunakan Table random simple, kemudian dilakukan double-blind clinical trial selama 12 minggu. e Melaksanakan PHMP dan PHMM selama 12 minggu. f Setelah minggu ke-12 dilakukan pemeriksaan ulangan termasuk fisik, laboratorium untuk parameter chemerin dan parameter kardiometabolik lain, yaituAdiponektin, ADMA, hs-CRP, insulin, A1C, HOMA-R, profil lipid, sd-LDL, GDP, GD2jPP, Apo-B, BB, LP, IMT, TDS dan TDD. g Analisis statistik.

4.9 Definisi Operasional

a Usia pasien antara 20-60 tahun dan jenis kelamin berdasarkan yang tertera di kartu tanda penduduk KTP. b Dilakukan anamnesis untuk mendapatkan data riwayat diabetes mellitus, riwayat merokok, riwayat penyakit keluarga, riwayat hipertensi, strok, penyakit jantung koroner serta pemeriksaan laboratorium sebelumnya. c Pengukuran Tinggi Badan TB dalam satuan meter dan pengukuran BBdalam Kg dengan alat timbang Elektrik Camry, serta dilakukan perhitungan IMT dalam satuan kgm 2 . Tabel 4.7 Kategori IMT berdasarkan klasifikasi Asia-Pasifik WHO, 2000 Universitas Sumatera Utara Risiko Komorbiditas Klasifikasi IMT kgm 2 Lingkar Pinggang 90 cm laki-laki 80 cm perempuan ≥ 90 cm laki-laki ≥ 80 cm perempuan BB kurang 18,5 Rendah risiko meningkat pada klinis lain Sedang Kisaran normal 18,5-22,5 Sedang Meningkat BB lebih ≥ 23,0 Berisiko 23,0-24,9 Meningkat Moderat Obesitas I 25,0-29,9 Moderat Berat Obesitas II ≥ 30,0 Berat Sangat berat d Pengukuran LP dilakukan dengan posisi tegak tanpa alas kaki dengan jarak kedua tungkai berjarak 25-30 cm. Pengukuran dilakukan melingkar secara horizontal dari titik tengah antara krista illiaca dan tepi bawah kosta terakhir pada linea axillaris media pada akhir ekspirasi dengan alat pita pengukur. Hasil pengukuran dinyatakan dengan satuan centimeter cm. e Pengukuran TD dilakukan dengan sphygmanometer air raksa merk Nova. Pasien sebelumnya diistirahatkan selama 5-10 menit. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali. Hal-hal tersebut diatas dilakukan oleh perawat petugas yang sudah dilatih sebelumnya. f Diagnosissimet menurut Kriteria Simet IDF 2005 yang terdiri dari: Obesitas sentral: LP ≥ 90 Cm ♂ dan LP ≥ 80 Cm ♀. Ditambah 2 dari 4 kriteria dibawah ini: TG ≥ 150 mgdl HDL-C ≤ 40 mgdl ♂ ≤ 50 mgdl ♀ TD ≥ 13085 mmHg GD Puasa ≥ 100 mgdl Universitas Sumatera Utara g Metode PHM terdiri dari: 1 Diet Diet harus disesuaikan dengan kebiasaan setiap individu termasuk status gizi, umur, jenis kelamin, dan aktivitas. Untuk penentuan status gizi dipakai rumus Broca. Jumlah kalori dihitung dari jumlah kalori basal yang besarnya 25-30 kkalKgBB ideal ditambahkan atau dikurangi dengan beberapa faktor yang memengaruhinya, seperti jenis kelamin, umur, aktivitas. Untuk jenis kelamin perempuan digunakan kalori basal 25 kkalKgBB sedangkan laki-laki 30 kkalKgBB. Untuk umur diatas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi 5 dan umur 45-60 tahun dikurangi 10 . Kebutuhan kalori ditambah sebanyak 20 pada aktivitas ringan, 30 pada aktivitas sedang dan 50 pada aktivitas berat. Karena yang termasuk subjek penelitian ini adalah penderita obesitas, kebutuhan kalori dikurangi sekitar 20-30 sesuai tingkat obesitas. Mengukur BB ideal menggunakan: Rumus Broca: BB ideal = TB-100 ±10 . Menghitung kebutuhan kalori harian dengan cara: a Kalori basal Laki-laki : BB idaman kg x 30 kalorikg = ……….kalori. Atau Perempuan: BB idaman kg x 25 kalorikg b Koreksi penyesuaian : 1 Umur 40 tahun : - 5x kalori basal = ……….......kalori 2 Aktivitas Ringan : + 10x kalori basal = ………......kalori Sedang : + 20 Berat : + 30 c BB: Gemuk : - 20 x kalori basal =……............kalori Lebih : - 10. Kurang : + 20. --------------------- Total kebutuhan =…...............kalori Dari kebutuhan total harian, persentase karbohidrat adalah 60-65 dibagi empat, persentase fat adalah 15-20 dibagi sembilan, dan protein 10-15 dibagi empat. Dari hitungan ini didapat kebutuhan makanan harian dalam gram. Dari jumlah kalori makanan harian dibagi menjadi 3 porsi besar yaitu untuk makan pagi 20, siang 30, dan sore hari 25. Makanan ringanselingan sebesar 10-15 terdiri dari 2-3 porsi. Pada semua subjek penelitian ini diwajibkan melakukan Universitas Sumatera Utara perencanaan makan tersebut paling sedikit 12 minggu. Sebagai pilihan makanan dapat dijelaskan melalui piramid makanan Perkeni, 2011 gambar 4.15. Gambar 4.15 Piramida makanan. Alternatif lain jika sulit menghitungnya digunakan petunjuk GULOH-CISAR Clinical Experiences: Tjokroprawiro 1995-2010 lampiran 4. 2 Latihan Jasmani Latihan jasmani dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang dilakukan secara teratur minimal 3 kaliminggu selama kurang lebih 30 menit dalam waktu 12 minggu. Latihan jasmanidipimpin oleh instruktur yang sudah dilatih oleh Persadia Pusat. Jika dibutuhkan, intensitas latihan jasmani dapat ditingkatkan sampai 45-60 menit dengan target nadi 60-75 dari 220- Umur.Latihan jasmani yang dianjurkan adalah bersifat sedang dan aerobik, seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang Perkeni, 2011 tabel 4.8. Evaluasi PHM adalah penurunan BB minimal 0,5-1 kg dalam 2-4 minggu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Aktivitas fisik sehari-hari Kurangi aktivitas Hindari aktivitas sedenteri Misalnya menonton televisi, menggunakan internet, main game, dll Persering aktivitas Mengikuti olahraga rekreasi dan beraktivitas fisik tinggi waktu liburan. Misalnya jalan cepat, golf, olah otot, bersepeda dan sepak bola. Aktivitas harian Kebiasaan bergaya hidup sehat. Misalnya: berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, menemui rekan kerja secara langsung dan tidak menggunakan telepon, dan jalan dari tempat parkir. 3 Pemberian Intervensi Farmakologis Pemberian intervensi farmokologis dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok PHMP menggunakan plasebo yangmengandung calsium gluconas 500 mg dan kelompok PHMM menggunakan metformin 500 mg. Kedua obat dibuat dalam kapsul dengan bentuk yang sama dan dengan dosis 3 kali perhari.Untuk mengurangi bias PHM selama dirumah masing-masing diberikan brosur yang berisi daftar makanan pengganti sehingga peserta dapat memilih daftar makanan sesuai seleranya, daftar pilihan latihan jasmani, membuat absensi diet dan latihan jasmani yang diketahui oleh salah satu anggota keluarga lain, atau pemantauan melalui telefon untuk memonitor kegiatan dan efek samping obat lampiran 5.

4.10 Pemeriksaan Laboratorium

Dokumen yang terkait

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 74 95

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 35 97

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 1 21

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 0 2

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 0 7

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 0 14

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 1 5

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 2 22

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 0 5

Pengaruh Modifikasi Pola Hidup Medis Dengan Atau Tanpa Metformin Terhadap Kadar Asymmetrical Dimethyl Arginine (ADMA) Pada Penderita Obesitas

0 0 19