6.1 Chemerin
Chemerin adalah adipokin yang memunyai sifat chemoattractant terhadap makrofag melalui reseptornya chemokine-like receptor-1 Zabel et al, 2006. Dari beberapa kajian yang telah diteliti ada hubungan antara simet
dengan chemerin Bozaoglu et al, 2009, sedangkan chemerin berhubungan positif dengan IMT, LP, TD, TG, LDL, dan RI tetapi berhubungan negatif dengan adiponektin dan HDL. Kajian secara invitro menunjukan bahwa
pemberian chemerin menyebabkan RI di otot skeletal pada level IRS-1, PKB, dan GSK-3 Sell et al, 2011. Karenanya, chemerin diduga memunyai peranan yang penting terhadap infiltrasi makrofag ke adiposit yang
menyebabkan inflamasi dan RI Saremi et al, 2010. Penelitian efek training aerobik selama 12 minggu terhadap faktor risiko kardiovaskular pada overweight dan obesitas menunjukan penurunan yang signifikan pada chemerin,
LP, persentase fat, fat viseral, GDP, RI, TG, kolesterol total, LDL, dan TDS Saremi et al, 2010, dan pemberian metformin terhadap PCOS dapat menurunkan chemerin Tan et al, 2009.
Pada penelitian ini setelah minggu ke-12, penurunan chemerinpada kelompok PHMP dan PHMM signifikan. Pada kelompok PHMMchemerin lebih menurun tidak signifikan dari pada kelompok PHMP. Kemungkinannya
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menilai efek metformin terhadap chemerin.
6.2. Asymmetric Dimethylarginine ADMA
ADMA berasal dari katabolisme protein yang mengandung sisa argine alkohol dan dikeluarkan sebagai protein yang terhidrolisa. Protein ini banyak terdapat di nukleus, terlibat dalam proses di RNA, dan mengkontrol
transkripsi Najbauer et al, 1993. Sintesis ADMA membutuhkan enzim protein arginine methyltransferase type I PRMT I Ghosh et al, 1988. Konsentrasi ADMA yang
tinggi dapat mengganggu transport L-arginine intrasellular yang mengakibatkan penurunan NO. Secara invivo
katabolisme utama ADMA dilakukan oleh enzim dimethylarginine dimethylaminohydrolase DDAH MacAllister et al, 1996 menjadi citrulline dan dimethylamine McDermott, 1976. Penyakit-penyakit yang menurunkan DDAH
dapat menyebabkan peningkatan ADMA, dan selanjutnya dapat menghambat biosintesis NO kemudian terjadi disfungsi endotel.
Peningkatan ADMA yang terdapat pada gagal ginjal dan hati, dapat menyebabkan gangguan pembentukan NO dan molekul proteksi vaskular kemudian terjadi aterosklerosis, hipertensi, diabetes, dan
preeklamsi. Pemberian ADMA secara infus menyebabkan gangguan vasodilatasi endotel, meningkatkan resistensi renal, vaskular dan curah jantung, dan menyebabkan penyakit vaskular.
Universitas Sumatera Utara
Pengobatan metformin saja atau dikombinasi dengan sulfonilurea selama tiga bulan dapat menurunkan ADMA sebesar 28,5-32 Asagami et al, 2002. Krzyzanowska et al 2004 mendapatkan penurunan ADMA secara
signifikan setelah penurunan BB dengan operasi gastroplastik dari pasien obesitas berat. McLaughlin et al 2006 mendapatkan penurunan ADMA secara signifikan dari penurunan BB pasien obesitas yang RI dibandingkan
obesitas yang sensitif insulin, dan Heutling et al 2008 mendapatkan penurunan ADMA secara signifikan dari pasien PCOS dengan pengobatan metformin.
Pada penelitian ini setelah minggu ke-12, penurunan ADMA pada kelompok PHMP dan PHMMtidak signifikan, demikian juga perbandingan antara kelompok PHMP vs PHMM.Sebagai perbandingan bahwa pada penelitian lain
menggunakan pasien dengan obesitas berat dan PCOS.
6.3 Adiponektin