menurunkan aktivitas fisik, dan obesitas. Faktor lingkungan seperti faktor sosial, diet tinggi kalori, inaktivitas, faktor psikologik,dan obat-
obatan antara lain antipsikotik, antideppresant, anti epilepsi, insulin, glukokortikoid, dan sulfonylurea dapat menyebabkan seseorang menjadi obesitas walaupun tanpa riwayat keluarga obesitas Namnoum,
1993. Faktor sosial ekonomi rendah, kultur dan etnik jugaberhubungan dengan obesitas seperti perempuan African-American, Native dan Latin Americanmemunyai insiden obesitas yang tinggi Sobal et
al, 1989. Asupan tinggi energi dan fatberhubungan dengan obesitas. Diet yang mengandung fat secara
langsung berhubungan dengan asupan energi karena merasa sedikit kenyang dibandingkan diet protein dan karbohidrat Weststrate, 1995 walaupun kandungan kalori dari fat lebih dua kali lipat dibandingkan
dengan protein dan karbohidrat 9 : 4 kkalgram. Pada pertengahan abad ini kandungan fat dari diet orang Amerika meningkat Stunkard, 1996, tetapi sekarang mulai menurun kembali Popkin et al, 1996.
Inaktivitas pada masyarakat telah meningkat, sebagai contoh penggunaan komputer, telefon, televisi, pengering pakaian dan rambut, telah menurunkan pengeluaran energi untuk bekerja dan bermain.
Gaya hidup santai ini menyebabkan overweight dan risiko menjadi sakit Andersen et al, 1997. Aktivitas fisik jelas dapat menurunkan mortalitas walaupun ada faktor genetik dan keluarga Kujala et al, 1998.
Pada usia lanjut direkomendasikan bahwa tingkatan aktivitas fisik harus disesuaikan dengan usia untuk mencegah penurunan BB yang tidak diinginkan Williams, 1997.
Faktor psikologis dan emosi yang terganggu termasuk penurunan mood atau depresi dapat menyebabkan makan berlebih Felitti, 1993. Beberapa pasien obesitas melaporkan bahwa kecemasan
mengubah perilaku mereka menjadi makan berlebih. ParaPsikiatrist juga melaporkan bahwa kelainan makan berlebih menyebabkan 20-30 obesitas yang memerlukan pengobatan Wilson et al, 1993.
2.2.3 Diagnosis obesitas
Cara mudah mendiagnosisoverweight dan obesitas adalah dengan mengukur IMT, caranya BB kg dibagi TB kuadrat m
2
. Cara ini lebih dipercaya dalam mengukur adiposit dibanding tabel BB terhadap tinggi badan, walaupun keduanya tidak secara langsung mengukur fat tubuh Kraemer et al,
1990. Hubungan IMT dan fat tubuh bergantung pada usia dan jenis kelamin bukan pada etnik Gallagher et al, 1996. Cara lain untuk menentukan obesitas adalah mengukur rasio pinggang-panggul RPP. RPP
berhubungan positif dengan GDP dan risiko DM Tipe 2 Carey et al, 1997, sedangkan LP berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan kenaikan risiko PKV Han et al, 1995.
2.2.4 Inflamasi Adiposit
Adipogenesis adalah proses dimana sel precursor preadipocytes berdiffrensiasi menjadi adiposit matang. Sewaktu diffrensiasi terjadi perubahan morfologi, perkembangan sel, akumulasi fat, perubahan sensitivitas
insulin, dan ekspressi adipokin Rosen et al, 2006. Pembesaran massa adiposit ini merupakan kompensasi terhadap defek kerja insulin Virtanen et al, 2005. Setiap massa adiposit memunyai ekpressi
gen yang spesifik dan merespon secara berbeda terhadap makanan, hormon, dan tempratur. Secara metabolik, adiposit aktif yang terdapat di intra abdomen, intra muskular, perivaskular dan epikardial
memunyai fungsi menyediakan kebutuhan energi untuk organ vital seperti hati, jantung, pembuluh darah, dan otot skletal. Namun, adiposit yang di omentum bertindak sebagai sensor untuk meregulasi bahan
makanan yang dimakan dan menyalurkannya dari hati ke tubuh dengan perantaraan neuron otonom Kreier et al, 2006. Selain letak anatomisnya, perbedaan utama antara adiposit di viseral dan subkutan
adalah dalam hal respon anabolik, efisiensi, proliferasi, dan diffrensiasi secara invitro Van et al, 2004.
Adiposopathy adalah Pada mamalia adiposit terdiri dari 2 jenis, yaituwhite adipose tissue WAT dan brown adipose
tissue BAT.WAT dan BAT dibagi atas dasar karakteristik metabolik. Fungsi WAT terutama menyimpan kelebihan energi untuk kebutuhan berikutnya, sedangkan BAT sebagai organ pembuang energi. Pada tikus
percobaan, BATmemunyai peranan penting untuk mencegah dan mengurangi obesitas melalui peningkatan pembuangan energi dan produksi panas. Peranan BAT pada manusia belum jelas, karena jumlahnya
menjadi berkurang drastis pada bayi yang baru lahir, sedangkan pada orang dewasa 1 BAT berbanding100- 200 WAT Oberkofler et al, 1997.
penumpukan adiposit patogen yang ektopik akibat balans energi positif, sedentari, genetik, dan lingkungan.Manifestasinya adalah kombinasi adiposit yang hipertrofi dan ektopik
terutama di viseral. Kombinasi inimenyebabkan gangguan immun dan metabolik Bays, 2009. Adiposit memunyai ukuran sel yang bervariasi secara dramatis. Diameter sel bisa menjadi sekitar sepuluh kali
lipat dan volumenya menjadi seribu kali lipat. Ukuran ini memengaruhi tingkat peradangan, mobilisasi lipid, dan pola sekresi adipokin Weyer et al, 2000.Penyebaran adiposit yang berada di perut disebut
android obesitypattern dan yang berada di sekitar pinggul dan paha disebut gynoid obesity pattern. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa bentuk android sering menggambarkan penumpukan fat di organ
viseral yang berhubungan dengan gangguan metabolik termasuk dislipidemia, hipertensi, dan intoleransi glukosa Kissebah dan Krakower, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Mekanisme infiltrasi makrofag ke adiposit
Ada dua bentuk makropfag di adiposit yaitu makrofag tipe M1 yang berfungsi mengeluarkan TNF- α, IL-6, dan meningkatkan inflamasi Lumeng et al, 2007, sedangkan makrofag tipe M2 berfungsi
mengeluarkan sitokin antiinflamasi seperti IL-10 dan memperbaiki jaringan Gordon et al, 2005. Kedua makrofag tersebut menurun dengan penurunan BB Cancello et al, 2005. Dalam beberapa situasi,
makrofag dapat meningkat hingga 40 di adiposit Weisberg et al, 2003. Mekanisme mobilisasi makrofag belum jelas, kemungkinan melibatkan sekresi molekul kemotaksis dan salah satu diantaranya
adalah C-C motif chemokine ligand 2 CCL2 yang dikenal sebagai monocyte chemoattractant protein-1 MCP-1. CCL2 merupakan ligan utama C-C motif chemokine receptor 2 CCR2 Charo et al, 2004
gambar 2.3.Akibat pembesaran adiposit, aliran darah menjadi menurun, dan jika tidak dapat dikompensasi dengan angiogenesis akan terjadi gangguan perfusi dan klerens trigliserid selanjutnya
hipoksia Trayhurn et al, 2008. Hipoksia akan merangsang ekpressi faktor transkripsi angiogenik, menurunkan ekpressi adiponektin, dan perixome proliferator activator receptor-
∂ PPAR-∂Bell et al, 2008
.
Kemudian adiposit mengeluarkan kadar rendahTNF- α danmerangsang preadiposit untuk
memproduksi monocyte chemotractant protein-1 MCP-1. Sekresi MCP-1bertujuan untuk merespon sekresi sitokin, leptin, dan atau penurunan sekresi adiponektin. Semua keadaan tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan akumulasi dan peningkatan perlekatan makrofag ke sel-sel endotel dan adiposit Tjokroprawiro, 2010; Welllen dan Hotarmisligil, 2003 gambar 2.4.
Tumor necrosis factor alfa TNF– α adalah mediator peradangan yang paling penting disekresi oleh
makrofag. TNF- α meningkatkan induksimolekul proinflamasi lain seperti interleukin-6 IL-6, IL-8,
MCP-1, dan IL-1 Lacasa et al, 2007. Untuk menghalangi pengembangan dan differensiasi preadiposit adalah dengan cara mengganggu sinyal insulin melalui mekanisme penurunan sinyal fosforilasi tirosin,
menghambat fosforilasi serin, dan downregulation beberapa pathway signaling insulinRotter et al, 2003. Semua keadaan tersebut menyebabkan RI, meningkatkan lipolisis, dan menurunkan ambilan glukosa
oleh adiposit gambar 2.5. Penambahan anti TNF- α
Kelainan terbesar dalam metabolisme asam fat bebas ALB di viseral adalah ketidakmampuan menekan lipolisis akibat hiperinsulinemia Jensen, 2008. ALB di jaringan akan merangsang produksi
metabolit perusak dan menyebabkan kelainan struktur, nekrosis, inflamasi sistemik, dan stres endoplasmic reticulum ER. Ikatan asam fat jenuh dengan makrofag toll-like receptor-4 TLR-4 akan mengaktivasi
NF-kB dan TNF- α Suganami et al, 2005. Selain merangsang apoptosis sel-β,ALB meningkatkan
ekspressi uncoupling protein 2 UCP-2 danselanjutnya dapat menghambat produksi adenosine triphosphate ATP yang diperlukan untuk sekresi insulin, Zhao et al, 2006 gambar 2. 5.
dapat menghambat inflamasi di preadiposit Lacasa et al, 2007, dan di adiposit pengaturan diet pada binatang percobaan dapat menurunkan MCP-1 dan
makrofag Kanda et al, 2006.
Gambar 2.5 Disfungsi adiposit menyebabkan DM Tipe 2
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Peranan Adipokin terhadap Vaskular