Fungsi Distribusi Konsep Distribusi 1.

M M negara wajib mengeluarkan kebijakan 29 yang mengupayakan stabilitas ekonomi, kesetaraan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan model ekonomi politik dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah yang berdampak secara langsung dan tidak langsung kepada distribusi pendapatan, seperti anggaran pendapatan dan belanja Negara, kebijakan fiskal dan moneter dengan basis hipotesis kepda ketidaksempurnaan pasaran teori-teori, yang berkaitan dengan moral hazard suatu perilaku manusia yang dapat menimbulkan kerugianatau yang berunsur negatif yang mengandung resiko diatas rata-rata dan adverse selection dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Dalam pengelolaan sumberdaya yang tersedia, Pemerintah Negara harus mampu mendistribusikan secara baik atas pemanfaatan tanahlahan dan industri. Ajaran Islam memberikan otoritas kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan penggunaan lahan untuk kepentingan Negara dan publik, distribusi tanah kepada sektor swasta, penarikan pajak, subsidi, dan keistimewaan non monetary lainnya yang legalitasnya dikembalikan kepada aturan syari ah. Semua 29 Setiap kebijakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi. Kebijakan tersebut dapat berupa pelancaran distribusi ekonomi yang berdampak luas pada kesejahteeraan rakyat. Misalnya pada masa khulafaurrasyidin untuk menjaga kelancaran distribusi dan stabilitas harga, pemerintah melarang permintaan yang tidak riil spekulatif, ikhtikar penimbunan mata uang, tallaqi rukban mencegat penjualan langsung dari pinggir kota ke pusat kota, dan segala bentuk riba. N O keistimewaan tersebut harus diarahkan untuk memenuhi kepentingan publik dan pembebasan kemiskinan. Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal 30 merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam al-Ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan dan kepemilikan. Pada masa kenabian dan kekhalifahan setelahnya, kaum Muslimin cukup berpengalaman dalam menerapkan beberapa instrumen sebagai kebijakan fiskal, yang diselenggarakan pada lembaga baitul maal national treasury 31 . Dari berbagai macam instrumen, pajak diterapkan atas individu jizyah dan pajak khusus Muslim, tanah kharaj, dan ushur cukai atas barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap pedagang kaum Muslimin, sehingga tidak memberikan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat. Pada saat perekonomian sedang krisis yang membawa dampak terhadap keuangan negara karena sumber- sumber penerimaan terutama pajak merosot seiring dengan merosotnya aktivitas ekonomi, maka kewajiban-kewajiban tersebut beralih kepada kaum Muslimin. 30 Kebijaksanaan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelolamengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya. Prathama Rahardja, Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi dan Mikroekonomi Penerbit Gramedia, Jakarta, 2008, hal. 445. 31 Baitulmal adalah kas negara yang dikhususkan untukpemasukan dan pengeluaran harta yang menjadi hak kaummuslimin dimana mekanismenya ditentukan oleh syariat Islamatas dasar Al Quran dan Sunnah Rasul. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba ly. Ekonomi Zakat, Jakarta :RajaGrafindo, 2006. Hal. 11.