Distribusi Pendapatan dalam Islam dan Sistem Ekonomi Lain

N O keistimewaan tersebut harus diarahkan untuk memenuhi kepentingan publik dan pembebasan kemiskinan. Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal 30 merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam al-Ghazali termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan dan kepemilikan. Pada masa kenabian dan kekhalifahan setelahnya, kaum Muslimin cukup berpengalaman dalam menerapkan beberapa instrumen sebagai kebijakan fiskal, yang diselenggarakan pada lembaga baitul maal national treasury 31 . Dari berbagai macam instrumen, pajak diterapkan atas individu jizyah dan pajak khusus Muslim, tanah kharaj, dan ushur cukai atas barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap pedagang kaum Muslimin, sehingga tidak memberikan beban ekonomi yang berat bagi masyarakat. Pada saat perekonomian sedang krisis yang membawa dampak terhadap keuangan negara karena sumber- sumber penerimaan terutama pajak merosot seiring dengan merosotnya aktivitas ekonomi, maka kewajiban-kewajiban tersebut beralih kepada kaum Muslimin. 30 Kebijaksanaan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelolamengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya. Prathama Rahardja, Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi dan Mikroekonomi Penerbit Gramedia, Jakarta, 2008, hal. 445. 31 Baitulmal adalah kas negara yang dikhususkan untukpemasukan dan pengeluaran harta yang menjadi hak kaummuslimin dimana mekanismenya ditentukan oleh syariat Islamatas dasar Al Quran dan Sunnah Rasul. Abdul Hamid Mahmud Al-Ba ly. Ekonomi Zakat, Jakarta :RajaGrafindo, 2006. Hal. 11. P 6 Semisal krisis ekonomi yang menyebabkan warga negara jatuh miskin otomatis mereka tidak dikenai beban pajak baik jizyah maupun pajak atas orang Islam, sebaliknya mereka akan disantuni negara dengan biaya yang diambil dari orang-orang Muslim yang kaya. Dalam Islam kita kenal adanya konsep zakat, infaq, sadaqah, wakaf dan lain- lain ZISWAF. Zakat merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau harta seseorang yang telah memenuhi syarat syariah Islam guna diberikan kepada berbagai unsur masyarakat yang telah ditetapkan dalam syariah Islam. Sementara Infaq, Sadaqah, Wakaf merupakan pengeluaran sukarela yang juga sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan demikian ZISWAF merupakan unsur- unsur yang terkandung dalam kebijakan fiskal. Unsur-unsur tersebut ada yang bersifat wajib seperti zakat dan ada pula yang bersifat sukarela seperti sadaqah, infaq dan wakaf. Rasulullah SAW membangun peradaban baru di Madinah melalui penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan wakaf dalam berbagai bentuk untuk memberdayakan umat mengentaskan kemiskinan dan mengembangkan dakwah Islam. 32 Pembagian dalam kegiatan wajib dan sukarela ini khas di dalam sistem ekonomi Islam, yang membedakannya dari sistem ekonomi pasar. Dalam sistem ekonomi pasar tidak ada sektor sukarela . Konsep fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha untuk mempertemukan pihak surplus Muslim dengan pihak defisit Muslim. Hal ini 32 Sumuran Harahap, Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia: Solusi Efektif Pemberantasan Pengangguran dan Kemiskinan, Jakarta: Mitra Abadi Press, 2012, hal. 13.