Tujuan Distribusi Konsep Distribusi 1.

E F c Pendistribusian diantara kelompok masyarakat yang ada, dan keadialan dalam pendistribusian diantara generasi yang sekarang dan generasi yang akan datang. 23 • Tujuan Ekonomi Distribusi dalam ekonomi Islam mempunyai tujuan tujuan ekonomi yang penting, dimana yang terpenting diantaranya dapat kami sebutkan sperti berikut ini : 1. Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik harta ketika menginfakkan sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya untuk menginvestasikan hartanya sehingga tidak akan habis karena zakat. 2. Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhi kebutuhannya tentang harta atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya dengan melakukan kegiatan ekonomi. Pada sisi lain, bahwa system distribusi dalam ekonomi Islam dapat menghilangkan faktor faktor yang menghambat seseorang dari andil dalam kegiatan ekonomi; seperti utang yang membebani pundak orang orang yang berhutang atau hamba sahaya yang terikat untuk merdeka. Karena itu Allah menjadikan dalam zakat bagian bagi orang-orang yang berhutang dan bagian bagi hamba sahaya. 23 Jaribah bin Ahmad Al Harisi, Fiqih Umar Bin Khatab, Jakarta: Khalifah, 2008, hal. 213 218. G H 3. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, di mana tingkat kesejahteraan ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi. Sedangkan tingkat konsumsi tidak hanya berkaitan dengan bentuk pemasukan saja, namun juga berkaitan dengan cara pendistribusiannya di antara individu masyarakat. Karena itu kajian tentang cara distribusi yang dapat merealisasikan tingkat kesejahteraan ekonomi terbaik bagi umat yaitu suatu keharusan dan keniscayaan. 24 Dapat kita lihat pada QS Al-Baqarah : 265 “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis pun memadai. dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.” 25 Yang artinya dapat dimaknakan bahwasanya orang orang yang membelanjakan hartanya karena keridhoaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka kepada iman dan ibadah-ibadah yang lain, sebagai bentuk pelatihan kepadanya, sehingga setiap manusia terus tetap bertakwa kepada Allah SWT.

3. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dilakukan oleh badan usaha atau perorangan sejak pengumpulan barang dengan jalan membelinya dari produsen untuk disalurkan ke 24 Yusuf Al-Qordhowi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Penerbit Gema Insani Press, 2006, hal. 20. 25 Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain. Amzah, Al-Qur’an Tajwid Warna dan Terjemahannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, hal. 44. I J konsumen, berdasarkan hal tersebut maka fungsi distribusi dapat dibagi sebagai berikut: • Fungsi pertukaran, dimana kegiatan pemasaran atau jual beli barang atau jasa yang meliputi pembelian, penjualan, dan pengambilan resiko untuk mengatasi resiko bisa dilakukan dengan menciptakan situasi dan kondisi pergudangan yang baik, mengasuransikan barang dagangan yang akan dan sedang dilakukan. • Fungsi penyediaan fisik, berkaitan dengan menyediakan barang dagangan dalam jumlah yang tepat mencakup masalah pengumpulan, penyimpanan, pemilahan, dan pengangkutan. • Fungsi penunjang, ini merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya memberikan fasilitas kepada fungsi-fungsi lain agar kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar, fungsi ini meliputi pelayanan, pembelanjaan, penyebaran informasi, dan koordinasi. 26

4. Distribusi Pendapatan dalam Islam dan Sistem Ekonomi Lain

Al Jarhi dan Zarqa berpendapat bahwa ilmu ekonomi memberikan perhatian yang besar terhadap ranah distribusi dalam pengertian tujuan penentuan bagian setiap faktor produksi determining the share of each factor of production melalui proses yang terjadi dalam market exchange. Namun kurang memperhatikan ranah 26 Basu Swastha, Saluran Pemasaran, Yogyakarta: BPFE, 1999, hal. 60. K L redistribusi dalam pengertian penggapaian level tertentu dari keadilan sosial dan ekuitas. 27 Dalam ekonomi kapitalis, misalnya, kepemilikan harta pribadi diakui juga tidak ada kebebasan yang sempurna, sebagian dapat memperoleh kebebasan lebih dari yang lain. Di samping itu adanya trade-off antara equality dan efisiensi dalam alokasi sumber daya guna memaksimalkan output dan kesejahteraan sosial mengakibatkan adanya distribusi yang tidak merata. 28 Efesiensi alokasi dalam ekonomi konvensional hanya menjelaskan bahwa bila semua sumber daya yang ada habis teralokasi, maka alokasi yang efisien tercapai, namun tidak mengatakan apapun perihal apakah alokasi tersebut adil.

5. Distribusi Pendapatan Dalam Negara

Prinsip prinsip ekonomi yang dibangun di atas nilai moral Islam mencanangkan kepentingan distribusi pendapatan secara adil. Para sarjana muslim banyak membicarakan objektivitas perekonomian berbasis Islam pada level Negara terkait dengan, diantaranya: penjaminan level minimum kehidupan bangsa bagi mereka yang berpendapatan di bawah kemampuan. Negara wajib bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan materi bagi ligkungan sosial maupun individu dengan pemafaatan sebesar-besarnya atas sumber daya yang tersedia. Karena itu 27 Mabid Ali al Jarhi and Muhammad Anas Zarqa, Redistributive Justice in a Developed Economy: An Islamic Perspective, Paper Presented at 6th International Conference on Islamic Economics and Finance, Jakarta: Bank Indonesia, 2004, hal. 14. 28 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2007, hal. 225. M M negara wajib mengeluarkan kebijakan 29 yang mengupayakan stabilitas ekonomi, kesetaraan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan model ekonomi politik dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah yang berdampak secara langsung dan tidak langsung kepada distribusi pendapatan, seperti anggaran pendapatan dan belanja Negara, kebijakan fiskal dan moneter dengan basis hipotesis kepda ketidaksempurnaan pasaran teori-teori, yang berkaitan dengan moral hazard suatu perilaku manusia yang dapat menimbulkan kerugianatau yang berunsur negatif yang mengandung resiko diatas rata-rata dan adverse selection dimana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Dalam pengelolaan sumberdaya yang tersedia, Pemerintah Negara harus mampu mendistribusikan secara baik atas pemanfaatan tanahlahan dan industri. Ajaran Islam memberikan otoritas kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan penggunaan lahan untuk kepentingan Negara dan publik, distribusi tanah kepada sektor swasta, penarikan pajak, subsidi, dan keistimewaan non monetary lainnya yang legalitasnya dikembalikan kepada aturan syari ah. Semua 29 Setiap kebijakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi. Kebijakan tersebut dapat berupa pelancaran distribusi ekonomi yang berdampak luas pada kesejahteeraan rakyat. Misalnya pada masa khulafaurrasyidin untuk menjaga kelancaran distribusi dan stabilitas harga, pemerintah melarang permintaan yang tidak riil spekulatif, ikhtikar penimbunan mata uang, tallaqi rukban mencegat penjualan langsung dari pinggir kota ke pusat kota, dan segala bentuk riba.