` `
tokoh masyarakat, tenaga profesional dan lembaga pendidikan yang terkait
2. Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat BAZ
a. Dewan Pertimbangan
1 Fungsi, memberikan pertimbangan, fatwa, saran dan rekomendasi
kepada badan pelaksana dan Komisi Pengawas dalam pengelolaan Badan Amil Zakat, meliputi aspek syariah dan aspek manajerial
2 Tugas Pokok
a Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat
b Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksana dan Komisi
Pengawas c
Mengeluarkan fatwa syariah baik diminta maupun tidak terkait dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus Badan Amil Zakat
d Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada Badan
Pelaksana dan Komisi Pengawas baik diminta maupun tidak e
Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas
f Menunjuk Akuntan Publik
b. Komisi Pengawas
1 Fungsi; sebagai pengawas internal lembaga atas operasional kegiatan
yang dilaksanakan Badan Pelaksana 2
Tugas Pokok
a
6
a Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan
b Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan
Dewan Pertimbangan c
Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pelaksana, yang mencakup pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan
d Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syariah
37
c. Badan Pelaksana
1 Fungsi
Sebagai pelaksana pengelolaan zakat 2
Tugas pokok a
Membuat rencana kerja b
Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
c Menyusun laporan tahunan
d Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah
e Bertindak dan bertanggungjawab untuk dan atas nama Badan Amil
Zakat kedalam maupun keluar
38
37
Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hal. 131.
38
Pasal 7 Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D291 Tahun 2000
b c
4. Prinsip-Prinsip Pengeloaan Zakat
Dalam pengelolaan zakat terdapat beberapa prinsip-prinsip yang harus diikuti dan ditaati agar pengelolaan dapat berhasil sesuai yang diharapkan,
diantaranya : a Prinsip Keterbukaan, artinya dalam pengelolaan zakat hendaknya dilakukan
secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat umum. b Prinsip Sukarela, artinya bahwa dalam pemungutan atau pengumpulan zakat
hendaknya berdasarkan pada prinsip sukarela dari umat Islam yang menyerahkan harta zakatnya tanpa ada unsur pemaksaan atau cara-cara yang
dianggap sebagai suatu pemaksaan. Meskipun pada dasarnya ummat Islam yang enggan membayar zakat harus mendapat sangsi sesuai perintah Allah.
c Prinsip Keterpaduan, artinya dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus dilakukan secara terpadu diantara komponen-komponen yang lainnya.
d Profesionalisme, artinya dalam pengelolaan zakat harus dilakukan oleh mereka yang ahli dibidangnya., baik dalam administrasi, keuangan dan
sebaginya. e Prinsip Kemandirian, prinsip ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari
prinsip prefesionalisme, maka diharapkan lembaga-lembaga pengelola zakat dapat mandiri dan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya tanpa perlu
menunggu bantuan dari pihak lain.
39
39
Eri Sudewo, Manajemen Zakat : Tinggalkan 15 Tradisi, Terapkan 4 Prinsip Dasar, Ciputat:
IMZ, 2004, hal. 47.
d
8
D. Kajian Pustaka Review Studi Terdahulu 1.
Judul studi: Zakat dan Pengelolaannya Studi Kasus BAZIS DKI Jakarta
Penulis: Asep Djuhari
Lembaga asal-nama jurnal: UIN Syarif Hidayatullah-Skripsi
Tahun terbit: 2003
Ringkasan isi studi a. Rumusan masalah:
1. Bagaimana BAZIS DKI dalam melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pengelola zakat ?
2. Apakah BAZIS DKI sebagai lembaga pengelola dana zakat telah sejalan dengan ketentuan hukum Islam
b. Jenis pendekatan: Pendekatan kualitatif yang bersumber pada data
deskriptif.
Metode penelitian: Kepustakaan, penelitian lapangan, dan analisis data.
Teknik: Kutipan ayat Al-Qur an dan terjemahan ayat Al-Qur an.
c. Teori yang dipakai: Pengelolaan Zakat Bazis DKI.
d. Hipotesis:
Pendistribusian hasil dana zakat yang dikumpulkan BAZIS DKI di distribusikan hanya kepada 6 asnaf yang digolongkan pada 3
kelompok: Fakir, Miskin; Fi sabilillah; dan Muallaf, Gharimin.
e. Ringkasan hasil studipenelitian terdahulu:
• Keunggulan dan kelemahan:
-Keunggulan: 1. Operasionalnya dianggarkan APBD
2. Aparaturnya PNS
e f
3. Manajemen Keuangan BAZIS menggunakan standart akuntansi keuangan. 4. Sudah mulai mengembangkan manajemen sistem informasi
-Kelemahan: 1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menunaikan zakat
2. Banyaknya lembaga-lembaga pengelolaan zakat di masyarakat 3. Kesalahan pemahaman masyarakat tentang distribusi zakat
4. SDM lembaga zakat tidak sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
Persamaan studi terdahulu dengan rencana penelitian:
• Sama-sama membahas tentang pengelolaan zakat di sebuah negara.
Perbedaan studi terdahulu dengan rencana penelitian:
•
Studi terdahulu : Lebih fokus pada tata hukum dan struktur yang sempit.
Rencana Skripsi
: Membahas
pengelolaan serta
kajian hukum
dari pengelolaan zakat di Kuala Lumpur Malaysia yang memiliki perbedaan
kebijakan hukum dan sistem informasi serta manfaat dan kendala yang didapatkan.
2. Judul studi:
Kajian Penerapan Zakat Sebagai Kredit Pajak dalam Pajak Penghasilan Malaysia dengan Indonesia
Penulis: Farid Wajdi
Lembaga asal-nama jurnal: UI FISIP-Skripsi
Tahun terbit: 2008
Ringkasan isi studi f.
Rumusan masalah:
1. Apa saja perbedaan sistem perpajakan dan pengelolaan zakat di
60
Malaysi dengan di Indonesia? 2. Apa saja justifikasi penerapan zakat sebagai kredit pajak dalam
Paja Penghasilan Orang Pribadi di Indonesia? 3. Kendala-kendala apa saja yang akan dihadapi dalam penerapan
zakat sebagai kredit pajak dalam Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Indonesia?
g. Jenis pendekatan: Pendekatan kualitatif yang bersumber pada data
deskriptif.
Metode penelitian: Kepustakaan, wawancara dan penelitian lapangan.
Teknik: Studi observasi, interview, penelitian kepustakaan.
h. Teori yang dipakai: Pengelolaan Zakat dan upaya pengintegrasian
zakat terhadap pajak.
i. Hipotesis:
Peningkatan penerimaan zakat akan berpengaruh positif terhadap pajak.
Persamaan studi terdahulu dengan rencana penelitian:
• Sama objek membahas tentang zakat pada negara Malaysia.
Perbedaan studi terdahulu dengan rencana penelitian:
•
Studi terdahulu : Membahastentangpenerapan zakat sebagai kredit pajak.
Rencana Skripsi : Membahas pengelolaan serta kajian hukum dari
pengelolaan zakat malaysia secara fokus pada suatu wilayah persekutuan. •
Studi terdahulu : sumber data primer tidak langsung didapat melalui
objek bersangkutan negara terkait
Rencana Skripsi : Bahasan lebih luas, solutif, dan melalui wawancara
narasumber terkait