Faktor Obesitas pada Remaja

b. Kegemukan pada masa anak-anak disebabkan karena perilaku makan yang salah dan kurangnya anak melakukan aktivitas fisik. Di sisi lain, maraknya iklan makanan pada media elektronik dan media cetak membuat anak-anak cenderung konsumtif. Terlebih lagi jika orangtua tidak memberikan arahan kepada anaknya, bukan mustahil makanan jajanan yang dipilih anak akan mengandung gizi yang tidak seimbang. Keadaan ini akan membuat anak menjadi gemuk bila didukung anak tersebut malah berolahraga dan bergerak Ade, 2012. c. Kegemukan saat dewasa sekarang ini banyak terjadi, terlebih menjelang usia 30 tahun. Hal ini disebabkan pada usia ini karir seseorang sudah semakin mantab sehingga terlalu disibukkan dengan pekerjaan, dan kebanyakan mereka tidak memiliki waktu untuk berolahraga. Oleh karena itu, jika kurang hati-hati mengontrol makanan dan kurang untuk melakukan aktivitas fisik lambat laun tubuh akan menderita kegemukan. Padahal jika kegemukan dibiarkan berlarut,pada usia 45-60 tahun akan terkena berbagai penyakit degeneratif Proverawati, 2010.

2.3.2 Faktor

– Faktor Penyebab Obesitas pada Remaja Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas, diantaranya adalah Ade, 2012 : 1. Faktor Genetik Faktor genetik memegang peranan penting bagi terjadinya obesitas, bukan hal yang mengherankan jika pada orang tua yang mengalami obesitas , maka anak-anak mereka pada generasi berikutnya akan menjumpai masalah yang sama. Universitas Sumatera Utara American Journal of Clinical Nutrition pernah melakukan penelitian terhadap 5000 pasang anak kembar. Penelitian yang dipublikasikan di awal Februari 2008 di Ingris melaporkan bahwa faktor genetik berpengaruh sekitar 75 pada perbedaan garis pinggang dan berat badan seorang anak. 2. Pola makan yang berlebih Pola makan yang berlebih juga menjadi factor terjadinya obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan aktivitas fisik. Namun, untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan obesitas Aji, 2013. 3. Aktivitas Fisik Menurut Dietary Guidelines for Americans2005, untuk orang dewasa yang berusia 19-50 tahun, laki-laki dengan aktivitas santai membutuhkan 2200- 2600 kalhari; laki-laki dengan aktivitas sedang membutuhkan 2400-2800 kalhari; laki-laki yang aktif sebesar 2800-3000 kalhari. Perempuan dengan aktivitas santai pada usia ini memrlukan 1800-2000 kalhari; perempuan dengan aktivitas sedang memerlukan 200-2200 kalhari; dan perempuan dengan aktivitas aktif sebesar 2200-2400 kalhari. Berdasarkan penelitian Aminuddin 2013 di SD Negeri Sudirman I Makassar ditemukan 40,5 siswa yang sering mengkonsumsi fast food tetapi tidak mengalami gizi lebih. Hal ini diduga disebabkan karena siswa tersebut Universitas Sumatera Utara mengimbangi dengan aktivitas fisik yang tinggi. Aktivitas yang dapat dilakukan anak usia sekolah adalah dengan rutin berolahraga sehingga pengeluaran energi dapat seimbang. Selain itu dapat pula meningkatkan aktivitas fisiknya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maupun di luar sekolah. 4. Faktor Emosi Orang dengan obesitas akan makan lebih banyak pada saat yang mencekam atau kondisistress McKena, 1999. Dalam suatu studi yang dilakukan White 1977 membandingkan selera makan pada kelompok orang dengan berat badan berlebih dan berat badan normal dengan cara menyajikan makanan ringan keripik. Kedua kelompok tersebut diminta untuk menonton 4 film yang mengandung emosi yang berbeda, yaitu film tegang, ceria, merangsang gairah seksual, dan ceramah yang membosankan. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil dimana kelompok orang gemuk lebih banyak menghabiskan keripik setelah menyaksikan film yang tegang daripada setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang dengan berat badan normal, didapatkan selera makan keripik yang relative sama setelah menonton film yang tegang atau ceramah yang membosankan. 5. Faktor lingkungan Selain faktor diatas, ternyata remaja yang hidup dilingkungan yang menganggap gemuk adalah symbol dari kemakmuran dan cenderung menjadi obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh International Obesitas Task Force ITF World Health Organization WHO menyebutkan bahwa 99 anak mengalami Universitas Sumatera Utara obesitas karena factor lingkungan. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas dan pola makan orang tua yang relatif sama dengan anak.

2.3.3 Indeks Massa Tubuh

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

8 93 83

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

3 61 89

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013

4 68 106

Gambaran Tayangan Iklan Fast Food (Makanan Siap Saji) Di Televisi Dan Kebiasaan Makan Fast Food (Makanan Siap Saji) Dan Kejadian Obesitas Pada Pelajar Di Sma Swasta Cahaya Medan Tahun 2013

6 75 135

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Makan Remaja - Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 1 7

Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 0 13

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

0 2 31

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD), STATUS GIZI DAN KEJADIAN HIPERTENSI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA REMAJA

1 2 102