obesitas karena factor lingkungan. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas dan pola makan orang tua yang relatif sama dengan anak.
2.3.3 Indeks Massa Tubuh
Indeks antropometri adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri bisa merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri adalah Indeks Massa Tubuh IMT atau yang
disebut dengan Body Mass Index Supariasa, 2001. Dua parameter yang berkaitan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh, terdiri
dari : 1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein,
lemak, air dan mineral. Untuk mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi badan Gibson, 2005. Pengukuran berat badan
diperoleh dengan menggunakan timbangan seca dengan kapasitas 150 kg dengan ketelitian 0,1 kg.
2. Tinggi Badan Tinggi badan merupakan parameter ukuran panjang dan dapat merefleksikan
pertumbuhan skeletal Hartriyanti dan Triyanti, 2007. Dan tinggi badan diperoleh dengan mengukur tinggi badan menggunakan microtoise.
Universitas Sumatera Utara
3. Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan
penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti
bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori ambang batas
IMTU dengan menggunakan soft wareWHOAnthroplus. Ukuran ini dihitung dengan umur, mengukur tinggi badan dalam cm dan menimbang berat badan
dalam kilogram. klasifikasi IMTU berdasarkan WHO 2007 adalah sebagai berikut :
1. Sangat kurus : -3 SD 2. Kurus
: ≥-3 SD sd -2 3. Normal
: ≥-2 SD sd ≥+1 SD 4. Gemuk : +1 SD sd
≥ 2 SD 5. Obesitas
: ≥+2 SD 2.3.4
Dampak Obesitas
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bagian bawah, dan memperburuk osteoarthritis terutama di daerah
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat
badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Universitas Sumatera Utara
Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit kronik antara lain sebagai berikutProverawati, 2010:
a. Diabetes tipe 2 timbul pada masa remaja b. Tekanan darah tinggi hipertensi
c. Stroke d. Serangan jantung infark miokardium
e. Gagal jantung f. Kanker jenis kanker tertentu, misalnya: kanker prostat dan kanker usus
besar g. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
2.3.5 Pencegahan Obesitas