1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Perilaku Makan Siap Saji Fast Food dan Status Gizi pada
Remaja Putri di SMAN 1 Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perilaku makan siap saji fast food dan kejadian obesitas pada remaja putri di SMAN 1 Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang
Lawas tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui status gizi remaja putri di SMAN 1 Barumun 2. Mengetahui pengetahuan remaja putri di SMAN 1 Barumun terhadap
makanan cepat saji 3. Mengetahui sikap remaja putri di SMAN 1 Barumun terhadap makanan
cepat saji 4. Mengetahui pola makan siap saji frekuensi, dan jenis pada remaja putri
di SMAN 1 Barumun 5. Mengetahui kontribusi karbohidrat, protein, lemak dan serat pada makanan
siap saji terhadaptotal konsumsi sehari.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi SMAN 1 Barumun untuk pembelajaran dan pemahaman tentang makan siap saji yang sehat dan tidak sehat di
lingkungan SMAN 1 Barumun. 2. Memberikan informasi kepada pelajar putri tentang masalah obesitas dan
akibat yang ditimbulkannya, sehingga para pelajar putri dapat mencegah dirinya agar tidak terkena obesitas.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Makan Remaja
Perilaku makan remaja adalah suatu tingkah laku, yang dapat dilihat dan diamati, yang dilakukan oleh remaja dalam rangka memenuhi kebutuhan makan
yang merupakan kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis, merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari dalam dirinya dan juga dari luar dirinya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa perilaku makan menjadi kebutuhan untuk menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk hidup serta sebagai dasar guna melakukan
interaksi atau kontak sosial dengan orang lain Fradjia, 2008. Saat ini banyak remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi. Mereka sering menggantikan
makan pagi dengan makan siang, dengan mengonsumsi makanan jajanan siap saji. Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik BPS tahun 1999, menunjukkan bahwa persentase pengeluaran rata-rata perkapita penduduk perkotaan untuk makanan jajanan termasuk fast
food meningkat dari 9,13 pada tahun 1996 menjadi 11,37 pada tahun 1999. Makanan siap saji sudah menjadi tren dikalangan remaja, selain menjadi
tempat makan , restoran siap saji juga menjadi tempat kumpul favorit dengan teman. Yang menjadi masalah pada restoran siap saji adalah jumlah menu yang
teebatas dan makanannya mengandung lemak dan garam yang tinggi. Minuman yang tersedia juga menambah masukan kalori berlebih pada remaja. Dengan
demikian remaja yang sering mengonsumsi makanan siap saji cenderung mengalami kelebihan berat badan Poltekes, Depkes. 2010.
Universitas Sumatera Utara