Aspek Pengukuran METODE PENELITIAN

3. Kejadian obesitas adalah ada tidaknya remaja putri yang obesitasdimana kondisi berat badan melebihi berat badan ideal karena adanya penumpukan jaringan lemak yang berlebihan dengan IMTU ≥+2 SD.

3.7 Aspek Pengukuran

1. Pengetahuan Jawaban diberikan skor 1 jika benar dan skor 0 jika salah, dengan 10 pertanyaan dan total skor adalah 10. Hasil skor dikategorikan menjadi Arikunto, 1998 : - Baik bila benar 76 dengan total nilai 8-10 - Sedang bila benar 56-75 dengan total nilai 6-7 - Kurang bila benar56 dengan total nilai 0-5 2. Sikap Sikap dibagi dengan kriteria Skala Likert Sangat Setuju = 5; Setuju = 4; Ragu- ragu = 3; Tidak Setuju = 2; dan Sangat Tidak Setuju = 1 Arikunto, 1998, dengan 7 pertanyaan dan total skor adalah 35. Hasil skor dikategorikan menjadi : - Baik bila benar 76 dengan total nilai 27-35 - Sedang bila benar 56-75 dengan total nilai 20-26 - Kurang bila benar 56 dengan total nilai 0-19 3. Pola makan a. Frekuensi dan jenis makanan siap saji Frekuensi dan jenis makanan siap saji diperoleh dari jawaban remaja berdasarkan frekuensi makan, dan bahan makanan cepat saji yang biasa Universitas Sumatera Utara dikonsumsi remaja selama periode tertentu, misalnya hari, minggu, bulan dan tahun.Jawaban remaja merupakan jenis dan frekuensi makanan cepat saji yang sering dikonsumsi oleh remaja tersebut. b. Kontribusi Konsumsi karbohidrat, protein, lemak, dan serat di hitung berdasarkan DKBM Daftar Komposisi Bahan Makanan, kemudian ditentukan kontribusi dari karbohidrat, lemak, protein dan serat pada makanan siap saji dengan rumus : Kontribusi Karbohidrat = konsumsi karbohidrat makanan siap saji Total konsumsi karbohidrat sehari x 100 Kontribusi Protein = konsumsi protein makanan siap saji Total konsumsi protein sehari x 100 Kontribusi lemak = konsumsi lemak makanan siap saji Total konsumsi lemak sehari x 100 Kontribusi serat = konsumsi serat makanan siap saji Total konsumsi serat sehari x 100 4. Obesitas Obesitas diperoleh melalui pengukuran berat badan BB dan tinggi badan TB, umur, kemudian ditentukan IMTU. Klasifikasi berat badan berdasarkan WHO 2007 : a. Sangat kurus : -3 SD b. Kurus : ≥-3 SD sd -2 c. Normal : ≥-2 SD sd ≥+1 SD d. Gemuk : +1 SD sd ≥ 2 SD e. Obesitas : ≥+2 SD Universitas Sumatera Utara

3.8 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) dengan Obesitas pada siswa Kelas V dan VI SD Shafiyyatul Amaliyyah Medan

8 93 83

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

3 61 89

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Aktivitas Fisik Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Remaja Di SMA Santo Thomas 1 Medan

4 62 87

Gambaran Perilaku Makan Remaja Putri Dan Kejadian Dismenorea (Nyeri Haid) Di SMA Cahaya Medan Tahun 2013

4 68 106

Gambaran Tayangan Iklan Fast Food (Makanan Siap Saji) Di Televisi Dan Kebiasaan Makan Fast Food (Makanan Siap Saji) Dan Kejadian Obesitas Pada Pelajar Di Sma Swasta Cahaya Medan Tahun 2013

6 75 135

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Makan Remaja - Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 1 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 1 7

Perilaku Makan Siap Saji (Fast Food) dan Kejadian Obesitas pada Remaja Putri di SMAN 1Barumun Kecamatan Barumun Kabupaten Padang Lawas Tahun 2014

0 0 13

Perilaku Remaja Tentang Penyalahgunaan Narkoba Di Sekolah MAN Marenu Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padang Lawas.

0 2 31

HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD), STATUS GIZI DAN KEJADIAN HIPERTENSI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA REMAJA

1 2 102