Tabel 14 memperlihatkan bahwa sarana dan prasarana perhubungan transportasi cukup menunjang kegiatan pertanian di Desa Bandar Agung
sudah cukup baik. Transportasi menuju luar wilayah desa juga sudah cukup memadai, yaitu tersedianya bus umum, angkutan desa dan motor.
Sarana perhubungan seperti jalan provinsi, jalan desa, jalan dusun cukup baik, sehingga memudahkan pengangkutan dan pemasaran hasil usaha tani
kakao. Namun karena sering dilalui oleh truk – truk besar maka jalan
tersebut mudah rusak. Sarana pendidikan yang hanya tersedia sampai tingkat SMP juga berpengaruh terhadap tingkat pendidikan yang dapat
dicapai oleh penduduk yang ada di desa.
F. Kelembagaan Sosial Desa
Prasarana pemerintahan di Desa Bandar Agung adalah balai desa yang
biasa digunakan untuk pertemuan-pertemuan penduduk desa. Desa ini juga memiliki lembaga pemerintahan berupa Badan Perwakilan Desa yang
beranggotakan 9 orang warga desa setempat. Selain lembaga pemerintahan, Desa Bandar Agung juga memiliki lembaga
kemasyarakatan di antaranya PKK, karang taruna, kelompok tani, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM.
G. Kondisi Usahatani Kakao
Usahatani kakao di Desa Bandar Agung pada awalnya digerakkan oleh
Balai Pengkajian Tekhnologi Pertanian BPTP Provinsi Lampung sejak tahun 2004 lalu. Pihak BPTP menawarkan sistem kemitraan melalui
ketua kelompok tani. Adanya sistem kemitraan menjadikan petani mudah memperoleh bibit dan adanya jaminan pemasaran hasil produksi. Sampai
penelitian ini dilaksanakan petani kakao mitra BPTP di Desa Bandar Agung telah berjumlah 48 orang. Ketertarikan petani untuk
membudidayakan kakao bermitra dengan BPTP lebih dikarenakan kemudahan cara budidaya kakao itu sendiri dan harga jualnya yang cukup
tinggi. Secara umum usahatani kakao di Desa Bandar Agung sampai saat ini
sudah menampakkan keberhasilannya. Usahatani kakao di Desa Bandar Agung dapat disimpulkan menguntungkan. Hal ini dikarenakan kakao
yang dibudidayakan petani di Desa Bandar Agung telah berproduksi optimal, dengan produksi rata-rata 1.200 kgha. Hasil produksi ini oleh
petani kakao di Desa Bandar Agung dijual melalui ketua Kelompok Tani Makmur yang ada di Desa Bandar Agung. Biji kakao yang dijual oleh
petani sampai saat ini dihargai Rp17.000,00 per Kg. Namun demikian sistem pembelian biji kakao belum memakai standarisasi tertentu yang
berkaitan dengan mutu biji kakao itu sendiri.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 48 orang yang terdiri dari petani kelompok tani makmur yang usaha tani utamanya adalah kakao, yang
bertempat tinggal di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur. Karakteristik petani dilihat hanya dari segi
umur, yaitu umur petani pada saat dilakukan penelitian. Umur dalam penelitian ini merupakan suatu ukuran sejak responden
dilahirkan sampai dengan waktu penelitian. Umur merupakan tingkatan usia yang banyak digunakan sebagai indikator produktif atau tidaknya seseorang
dalam bekerja juga untuk menilai banyak atau tidak pengalaman seseorang. Semakin tua umur petani maka dimungkinkan akan semakin banyak pula
pengetahuan dan pengalaman berusahatani yang diperoleh. Umur responden diukur dalam satuan tahun. Berdasarkan hasil penelitian umur responden
berkisar antara 30 – 60 tahun. Sebaran umur responden petani kakao dapat
dilihat pada Tabel 15.