3mx3m, 4mx2m dan 4mx4m, penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan, bibit ditanam dengan pohon pelindung yang berfungsi
secara baik intensitas cahaya 30-50 dari cahaya langsung dan lahan disekitar bibit telah bersih dari gulma dapat dengan diberikan mulsa,
serta ketersediaan alat yang memadai cangkul, bajak, arit dll.
3. Pemupukan
Pemupukan dalam penelitian ini adalah kegiatan responden melakukan pemupukan, seperti waktu pemupukan, jenis pupuk, jumlah pupuk yang
dipergunakan dan frekuensi pemberian pupuk. Sebaran pemupukan responden di Desa Bandar Agung dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Sebaran responden berdasarkan pemupukan.
Pemupukan skor
Klasifikasi Jumlah
orang Persentase
20 – 66,7
66,8 – 113,5
113,6 – 160
Rendah Sedang
Tinggi 25
23 52,08
47,92 Jumlah
48 100
Modus 160 Tinggi
Tabel 25 mempelihatkan 25 orang responden 52,08 memiliki skor antara 66,8
– 113,5 dengan modus 160 klasifikasi tinggi. Hal ini menunjukkan responden dapat menerapkan budidaya kakao yang
diberikan oleh BPTP, seperti melakukan pemupukan mulai pada tanaman berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman
yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15cm
–50cm umur tanaman 2-10 bulan dan
jarak 50cm-75cm umur tanaman 14-20 bulan dari batang utama. Pemupukan pada tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk
dilakukan pada jarak 50cm-75cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10cm. Memberikan pupuk sesuai jenis
dan dosisnya. Jenis dan dosis pupuk yang biasa diterapkan responden dalam 1 ha adalah Urea 400 kg, TSPSP-36 210 kg, KCL 135 kg, pupuk
majemuk 52 kg, pupuk kandang 1.500 kg, kompos 200 kg, ZPT 2 liter. Penggunaan pupuk organik ataupun pupuk kandangkompos ternyata
memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan dan produksi kakao. Sehingga saat ini petani kakao di Lampung Timur rata-rata telah
menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak yang dikomposkan bersama kulit buah serta ranting-ranting pangkasan.
4. Pengairan
Pengairan dalam penelitian ini adalah penyiraman yang dilakukan responden. Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi
tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah
menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman yang tidak diberi pohon pelindung.
Sebaran pengairan responden di Desa Bandar Agung dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Sebaran responden berdasarkan pengairan Pengairan
skor Klasifikasi
Jumlah orang
Persentase 10
20 40
Rendah Sedang
Tinggi 32
16 66,67
33,33 Jumlah
48 100
Modus 10 rendah
Tabel 26 mempelihatkan 32 orang responden 66,67 memiliki skor 10 dengan modus 10 klasifikasi rendah. Hal ini menunjukkan responden
tidak menerapkan pengairan menurut penerapan budidaya kakao yang diberikan oleh BPTP, pengairan yang disarankan oleh BPTP adalah
penyiraman kepada tanaman secara terjadual, agar tanaman kakao tidak kekeringan atau tidak terlalu basah, dalam pengairan responden hanya
melakukan penyiraman, namun tidak terjadual.
5. Hama Penyakit