kemampuan berpikir kritis dengan penerapan budidaya kakao. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi kemampuan responden berpikir
kritis, semakin tinggi pula penerapan budidaya kakaonya.
6. Hubungan antara sifat kosmopolit X6 dengan penerapan budidaya kakao.
Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman melalui program SPSS, hubungan antara sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya
kakao diperoleh nilai
s
r
= 0,268, bila diuji dengan menggunakan rumus uji t, maka diperoleh nilai
hitung
t
= 1,887 lebih besar dari pada
tabel
t
= 1,676 pada taraf kepercayaan 95 yang artinya Hi diterima, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara sifat kosmopolit dengan penerapan budidaya kakao.
Sifat kosmopolit merupakan salah satu sifat dalam diri responden, jika
responden memiliki sifat kosmopolit yang tinggi, ia akan senang dengan informasi terbaru. Dengan t
hitung
lebih besar dari t
tabel
dan diterimanya Hi, maka terdapat hubungan positif antara sifat kosmopolit dengan
penerapan budidaya kakao. Ini membuktikan bahwa semakin tinggi sifat kosmopolit responden, semakin tinggi pula penerapan budidaya kakao
petani.
7. Hubungan antara produksi dengan penerapan budidaya kakao
Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman melalui program SPSS, hubungan antara produksi dengan penerapan budidaya kakao
diperoleh nilai
s
r
= 0,407, bila diuji dengan menggunakan rumus uji t, maka diperoleh nilai
hitung
t
= 3,022 lebih besar dari pada
tabel
t
= 2,409 pada taraf kepercayaan 99 yang artinya Hi diterima, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara produksi dengan penerapan budidaya kakao. Hasil analisis hubungan antara
variabel Y dengan variabel Z dapat dilihat pada Tabel 35.
Tabel 35. Hasil analisis Rank Spearman hubungan antara variabel Y dan variabel Z
Variabel Y Variabel Z
s
r
hitung
t
tabel
t
Penerapan budidaya kakao
Produksi 0,407
3,022 2,409
Keterangan :
s
r
: Rank Spearman : Nyata pada taraf kepercayaan 99 atau t
hitung
t
tabel
=0,01 Penerapan budidaya kakao bertujuan untuk meningkatkan produksi
kakao responden. Jika penerapan budidaya kakao di terapkan secara benar oleh petani, maka akan meningkatkan produksi kakao. Dengan
nilai t
hitung
lebih besar dari t
tabel
dan diterimanya Hi, maka terdapat hubungan positif antara penapan budidaya kakao dengan produksi. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penerapan budidaya kakao maka semakin tinggi pula produksi kakao yang dihasilkan oleh
responden.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Tingkat penerapan budidaya kakao di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur termasuk klasifikasi tinggi,
artinya petani menerapkan budidaya kakao dengan baik dan telah sesuai dengan paket budidaya kakao yang ditawarkan oleh Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bandar Lampung. 2. Faktor
–faktor yang berhubungan nyata dengan penerapan budidaya kakao adalah luas lahan, sikap petani, keberanian mengambil risiko, kemampuan
berpikir kritis, dan sifat kosmopolit. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan nyata dengan penerapan budidaya kakao adalah tingkat
pendidikan formal. 3. Terdapat hubungan antara tingkat penerapan budidaya kakao dengan
produksi kakao, semakin tinggi tingkat penerapan yang dilakukan petani, maka semakin tinggi pula produksi usahatani kakao yang dihasilkan.
B. Saran
1. Penerapan budidaya kakao yang dilakukan oleh petani sudah baik, namun akan semakin baik lagi jika lebih ditingkatkan penerapan dalam pengairan,
pengendalian hama penyakit dan pemasaran hasil, karena petani anggota