kakao dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, serta memberikan usulan atau pendapat pada waktu melakukan diskusi.
6. Sifat Kosmopolit
Sifat kosmopolit merupakan sifat yang menggambarkan keterbukaanderajat interaksi responden dengan orang
– orang atau lembaga serta ide
– ide teknologi yang berada di luar sistem sosialnya, yang dicirikan dari frekuensi untuk mendapatkan informasi tentang paket
teknologi budidaya kakao, kontak antara petani dengan individu –
individu dikelompoknya, serta frekuensi ke luar daerah tempat tinggalnya sekarang. Dalam penelitian ini frekuensi tertinggi 51 dan
skor terendah 13 dan diklasifikasikan menjadi rendah 13 – 26, sedang
27 – 40 dan tinggi 41 – 51. Sebaran kemampuan berpikir kritis
responden di Desa Bandar Agung dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Sebaran responden berdasarkan sifat kosmopolit.
Sifat Kosmopolit frekuensi
Klasifikasi Jumlah
orang persentase
13 – 26
Rendah 25
52,08 27
– 40 Sedang
12 25,00
41 – 51
Tinggi 11
22,92 Jumlah
48 100
Rata – rata 28 Sedang
Tabel 21 memperlihatkan 25 orang responden 52,08 memiliki skor
antara 13 – 26 dengan rata – rata skor 28 klasifikasi sedang. Informasi
yang diterima petani melalui media komunikasi yang digunakan lebih
banyak mengenai pengetahuan umum dan hiburan dibandingkan dengan informasi mengenai budidaya kakao.
Media komunikasi berupa koran adalah bentuk informasi berupa tulisan
yang dapat dimanfaatkan oleh petani, karena harga yang relatif terjangkau dan terbit setiap hari. Media ini dapat dimanfaatkan petani
dalam mencari informasi mengenai budidaya kakao. Berita yang diterima mengenai budidaya kakao dan perkembangan harga di daerah
lain. Namun karena jarangnya berita mengenai kakao, maka petani hanya memanfaatkan koran untuk mendapat informasi umum dan
hiburan. Petani responden juga mendapatkan informasi mengenai penerapan
budidaya kakao dari buku, pamfletbookletleaflet yang diberikan oleh BPTP secara cuma
– cuma atau gratis. Sebagian petani responden senang memanfaatkan buku atau pamfletbookletleaflet untuk
mendapatkan informasi mengenai penerapan budidaya kakao. Radio merupakan media komunikasi yang dapat memberikan informasi
secara lisan dan dalam waktu singkat dapat mempengaruhi pendengar secara luas, sehingga efektif serta relatif murah untuk mempengaruhi
sikap. Namun radio lebih banyak menyiarkan pengetahuan umum dan hiburan dibandingkan penerapan budidaya kakao, sehingga siaran radio
kurang bermanfaat bagi petani responden yang akan melaksanakan penerapan budidaya kakao.
Media komunikasi televisi memiliki ciri yang tidak jauh berbeda dengan media radio. Penggunaan media televisi memberikan kelebihan kepada
petani, karena petani tidak hanya mendengarkan suara, tetapi dapat pula melihat dan memperhatikan segala keragaan yang ingin disampaikan.
Dengan demikian, media televisi dapat juga dinikmati oleh semua petani. Namun sebagian besar petani belum memanfaatkan media
televisi untuk memperoleh informasi tentang teknologi budidaya kakao, karena siaran yang ditayangkan televisi lebih banyak mengenai
pengetahuan umum dan hiburan. Petani responden kurang memanfaatkan media massa sebagai media untuk memperoleh informasi
mengenai teknologi budidaya kakao, namun dapat memanfaatkan buku, pamfletbookletleaflet sebagai media dalam mendapatkan informasi
mengenai teknologi budidaya kakao. Informasi merupakan hal penting bagi petani dalam memutuskan untuk
menerapkan teknologi budidaya kakao. Pengetahuan akan cara – cara
mengenai penanggulangan hama dan penyakit tanaman, jenis – jenis
pengendalian yang dianggap ampuh, teknik dalam membersihkan biji, melihat kematangan buah kakao yang tepat serta penanganan saat panen
dan pasca panen sangat tergantung dari banyaknya sumber informasi yang diperoleh.
Pada masyarakat petani kakao di daerah penelitian, sering diadakan
pertemuan antar sesama petani kakao, mereka saling berbagi informasi mengenai penerapan budidaya kakao. Petani yang lebih maju sering
memberikan pengalamannya dalam berusaha tani. Selain informasi dari sesama petani kakao, informasi juga didapat dari PPL Penyuluh
Pertanian Lapangan yang datang secara berkala untuk meninjau usahatani kakao dan pasca panen petani, tokoh
– tokoh masyarakat dan para suplier sarana produksi pertanian yang sering mengadakan promosi
dan demontrasi penggunaan berbagai merek dagang pestisida kepada petani. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa petani dapat
menerima informasi yang diberikan, namun belum aktif dalam mencari informasi keluar.
D. Deskripsi Variabel Terikat Y Penerapan Teknologi Budidaya Kakao