Keadaan penduduk berdasarkan golongan umur Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Pemerataan pembangunan pada wilayahnya sangat luas sehingga pembangun dirasakan oleh masyarakat. Kabupaten Lampung Timur yang mulanya terdiri dari 13 kecamatan dimekarkan menjadi 23 kecamatan melalui Perda Nomor 01 tahun 2001, di dalamnya termasuk Kecamatan Pembantu Sribawono didefinisikan menjadi Kecamatan Bandar Agung Sribawono. Sejak tanggal 31 Mei 2001 Desa Bandar Agung menjadi bagian wilayah Kecamatan Bandar Sribawono sampai sekarang. Karena rentang tali administrasi sudah semakin pendek, maka pembangunan itu sendiri sangat dirasakan oleh warga Desa Bandar Agung. Hal ini dilihat dari hasil yang dicapai oleh Desa Bandar Agung menjadi Juara I Lomba Tingkat Kecamatan dan mewakili Kecamatan Bandar Sribawono untuk perlombaan desa tingkat kabupaten tahun 2005.

D. Keadaan Penduduk

1. Keadaan penduduk berdasarkan golongan umur

Penduduk di Desa Bandar Agung sampai tahun 2007 berjumlah 13.561 jiwa yang terdiri dari 7.088 jiwa penduduk perempuan 52,27 , dan 6.473 jiwa penduduk laki – laki 47,73 , serta 3.974 kepala keluarga. Komposisi penduduk Desa Bandar Agung berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Keadaan penduduk Desa Bandar Agung berdasarkan umur tahun 2007. No Umur th Jumlah jiwa Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. – 3 4 – 6 7 – 12 13 – 15 16 – 18 19 1.433 1.104 1.223 1.177 1.791 6.833 10,57 8,14 9,02 8,68 13.20 50,39 Total 13.561 100,00 Sumber : Monografi Desa Bandar Agung, 2008. Tabel 9 memperlihatkan bahwa persentase penduduk terbesar 50,39 atau sebanyak 6.833 jiwa berumur sama atau lebih dari 19 tahun, sedangkan persentase terkecil 8,14 berada pada kisaran umur 4 – 6 tahun. Hal ini berarti sebagian besar penduduk berusia produktif. Menurut Rusli 1983, dalam Handayani, 2007 usia produktif untuk tenaga kerja adalah pada usia 15 sampai 64 tahun dimana mereka masih mampu berusaha dan mampu meningkatkan produktivitas kerja. Pada usia produktif, seseorang mampu menjalankan usaha secara optimal sehingga mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan potensi sumberdaya yang dikelola dan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja pada bidang pertanian. Sumberdaya manusia tersebut dapat dijadikan landasan dijadikannya Desa Bandar Agung sebagai tempat pengembangan kakao.

2. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan formal, penduduk Desa Bandar Agung memiliki tingkat pendidikan yang beragam, mulai dari Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Umum SMU, hingga Perguruan Tinggi PT. Sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Bandar Agung secara rinci disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Bandar Agung tahun 2007. Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa Persentase Belum Sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tidak tamat SMP Tamat SMP Tidak tamat SMU Tamat SMU Tamat AkademiDiploma Tamat Perguruan TinggiS1 1.931 1.527 3.373 730 2.408 754 2.561 199 78 14,24 11,26 24,87 5,38 17,76 5,56 18,89 1,47 0,57 Jumlah 13.561 100,00 Sumber : Monografi Desa Bandar Agung, 2008. Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Bandar Agung relatif rendah, yaitu 24,87 hanya berpendidikan tamat Sekolah Dasarsederajat. Tetapi di tingkat SMU juga cukup besar, yaitu sebesar 18,89. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan harus lebih ditingkatkan, karena pendidikan merupakan dasar dari terciptanya potensi sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang baik memungkinkan seseorang untuk menerima informasi baru, yang dalam penelitian ini adalah paket budidaya kakao sehingga perubahan sikap dan keterampilan akan semakin cepat guna mendukung kemajuan Desa Bandar Agung. Upaya peningkatan sumber daya manusia dalam kaitannya dengan usahatani kakao perlu dilakukan secara intensif melalui penyuluhan, pelatihan dan bimbingan melalui kelompok tani, agar paket budidaya kakao yang disampaikan dapat diterima oleh petani.

3. Keadaan penduduk berdasarkan mata pencarian.

Dokumen yang terkait

KECEPATAN DIFUSI INOVASI KOMODITAS JAGUNG HIBRIDA DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 5 78

PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 11 85

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI JAGUNG DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 18 15

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO ANGGOTA KELOMPOK TANI MAKMUR DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 8 1

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 7

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 36 142

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT KECACATAN PASIEN MORBUS HANSEN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 4 67

Faktor-Faktor Komunikasi yang Berhubungan dengan Keefektifan Komunikasi Kelompok Tani P4K (Kasus Penerapan P4K di Kabupaten Cianjur)

0 16 103

Analisis Kesediaan Membayar (WTP) Dan Faktor Yang Memengaruhi Petani Kakao Dalam Membayar Zakat Perkebunanan (Kasus Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur).

4 18 62

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131