Bandar Agung sebagai tempat pengembangan produksi kakao, yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Petanian BPTP Bandar
Lampung.
B. Topografi dan Iklim
Desa Bandar Agung dilihat dari topografinya berada kurang lebih 420 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara berkisar 24
o
– 34
o
C, dengan curah hujan rata
– rata 2.642 mm per tahun. Jenis tanah di Desa Bandar Agung termasuk ke dalam jenis tanah lempung berpasir. Keadaan
desa ini termasuk daerah yang bertanah kering dengan tingkat kesuburan sedang dan bentuk permukaan dataran. Berdasarkan iklim Desa Bandar
Agung tergolong iklim kering musiman dengan ciri jumlah bulan kering per tahun berkisar antara 5
– 8 bulan dan terdapat perbedaan yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau. Penggunaan lahan di Desa
Bandar Agung beragam, meliputi pemukimanperumahan dan perkarangan penduduk, sawah tadah hujan, perkebunan rakyat, perladangan, rawa
– rawa dan fasilitas umum jalan, kuburan, sekolahan dan lapangan.
C. Sejarah Singkat Desa Bandar Agung
Asal mula terbentuknya Desa Bandar Agung adalah adanya warga masyarakat baru yang datang dari daerah lain masuk ke dalam Desa
Sribawono dan Desa Sadar Sriwijaya dengan dalih menumpang, tetapi secara diam
– diam mereka membukamerambah hutan menjadi lahan pertanian dan sekaligus tempat tinggal. Pada tahun 1963, masyarakat
pendatang tersebut membuat suatu perkumpulan yang bernama PO Persatuan Orang Bumi. Melalui wadah yang mereka bentuk, masyarakat
berharap akan adanya suatu pemerintahan daerah yang dirambah atau diduduki.
Setelah disurvai dan dikaji, maka pemerintah merubah status masyarakat
perambah hutan ini menjadi perkampungan Bandar Agung oleh Camat Labuhan Maringgai. Pada tanggal 26 Mei 1964 status perkampungan
Bandar Agung dirubah lagi menjadi suatu pemerintahan baru yang bernama Susukan Bandar Agung. Kemajuan pembangunan masyarakat
dan perkembangan daerah yang sangat pesat membuat pemerintah melalui Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lampung Tengah merubah setatusnya
menjadi desa definitif, yaitu Desa Bandar Agung, melalui surat keputusan Nomor 121VHK1969 tanggal 3 Maret 1969.
Sejak Desa Bandar Agung menjadi desa definitif, kemajuan pembangunan sangat dirasakan oleh penduduk yang bermukim didalamnya, sehingga
desa tersebut dijadikan desa binaan oleh Camat Labuhan Maringgai mulai tahun 1964 sampai dengan tahun 1974. Tujuannya agar pembuatan badan
jalan dan pemukiman tertata sejak dini. Dilihat dari hasil yang dicapai, pada tahun 1973 Desa Bandar Agung mendapat penghargaan dari
pemerintah sebagai desa swakarya. Perhatian pemerintah terus berlanjut, pada tahun 1984 Desa Bandar Agung mendapat haknya yaitu dengan
terbitnya sertifikat atas hak tanah rakyat sebanyak 1.625 buah.
Pemerataan pembangunan pada wilayahnya sangat luas sehingga pembangun dirasakan oleh masyarakat. Kabupaten Lampung Timur yang
mulanya terdiri dari 13 kecamatan dimekarkan menjadi 23 kecamatan melalui Perda Nomor 01 tahun 2001, di dalamnya termasuk Kecamatan
Pembantu Sribawono didefinisikan menjadi Kecamatan Bandar Agung Sribawono.
Sejak tanggal 31 Mei 2001 Desa Bandar Agung menjadi bagian wilayah
Kecamatan Bandar Sribawono sampai sekarang. Karena rentang tali administrasi sudah semakin pendek, maka pembangunan itu sendiri sangat
dirasakan oleh warga Desa Bandar Agung. Hal ini dilihat dari hasil yang dicapai oleh Desa Bandar Agung menjadi Juara I Lomba Tingkat
Kecamatan dan mewakili Kecamatan Bandar Sribawono untuk perlombaan desa tingkat kabupaten tahun 2005.
D. Keadaan Penduduk