Hubungan antara luas lahan X1 dengan penerapan budidaya kakao. Hubungan antara sikap petani X2 dengan penerapan budidaya kakao.

Hasil analisis hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Hasil analisis Rank Spearman hubungan antara variabel bebas X dan variabel terikat Y. No Variabel bebas X Variabel terikat Y s r hitung t 1. 2. 3. 4. 5. 6. Luas lahan Sikap petani Tingkat pendidikan formal Keberanian mengambil risiko Kemampuan berpikir kritis Sifat kosmopolit Penerapan budidaya kakao 0,592 0,289 0,202 0,256 0,240 0,268 4,981 2,047 1,399 tn 1,796 1,679 1,887 Keterangan : s r : Rank Spearman : Nyata pada taraf kepercayaan 99 atau t hitung t tabel =0,01 = 2,409 : Nyata pada taraf kepercayaan 95 atau t hitung t tabel =0,05 = 1,676 tn : Tidak nyata pada taraf kepercayaan 99 maupun 95 atau t hitung ≤ t tabel = 0,05 atau = 0,01 Tabel 33 menunjukkan bahwa variabel bebas yang berhubungan nyata dengan variabel terikat adalah luas lahan, sikap petani, keberanian mengambil risiko, kemampuan berpikir kritis, sifat kosmopolit dan produksi, sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan petani. Penjelasan dari tiap – tiap hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sebagai berikut :

1. Hubungan antara luas lahan X1 dengan penerapan budidaya kakao.

Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman melalui program SPSS, hubungan antara luas lahan dengan penerapan budidaya kakao diperoleh nilai s r = 0,592, bila diuji dengan menggunakan rumus uji t, maka diperoleh nilai hitung t = 4,981 lebih besar dari pada tabel t = 2,409 pada taraf kepercayaan 99 yang artinya Hi diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara luas lahan dengan penerapan budidaya kakao. Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Menurut Hernanto 1988, dalam Handayani, 2007 luas lahan 0,5 hektar termasuk kategori sempit dan luas lahan lebih dari 2 hektar berada pada kategori luas. Responden dalam penelitian ini memiliki lahan kategori luas dengan rata – rata 4,2 ha. Responden ingin memaksimalkan produksi lahan dengan melakukan penerapan budidaya kakao. Dengan t hitung lebih besar dari t tabel dan diterimanya Hi, maka terdapat hubungan yang positif antara luas lahan dengan penerapan budidaya kakao, hal ini menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang dimiliki responden, maka semakin tinggi tingkat penerapan budidaya kakao.

2. Hubungan antara sikap petani X2 dengan penerapan budidaya kakao.

Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman melalui program SPSS, hubungan antara sikap petani dengan penerapan budidaya kakao diperoleh nilai s r = 0,289, bila diuji dengan menggunakan rumus uji t, maka diperoleh nilai hitung t = 2,047 lebih besar dari pada tabel t = 1,676 pada taraf kepercayaan 95 yang artinya Hi diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara sikap petani dengan penerapan budidaya kakao. Sikap responden terhadap penerapan budidaya kakao adalah sikap sangat setuju, setuju, ragu – raguentah, tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan – pernyataan mengenai penerapan budidaya kakao. Dengan t hitung lebih besar dari t tabel dan diterimanya Hi, maka terdapat hubungan yang positif antara sikap petani dengan penerapan budidaya kakao, ini membuktikan bahwa semakin responden bersikap setuju, semakin tinggi penerapan budidaya kakao responden.

3. Hubungan antara tingkat pendidikan X3 dengan penerapan budidaya kakao.

Dokumen yang terkait

KECEPATAN DIFUSI INOVASI KOMODITAS JAGUNG HIBRIDA DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 5 78

PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 11 85

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI JAGUNG DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 18 15

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO ANGGOTA KELOMPOK TANI MAKMUR DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 8 1

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 7

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 36 142

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT KECACATAN PASIEN MORBUS HANSEN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 4 67

Faktor-Faktor Komunikasi yang Berhubungan dengan Keefektifan Komunikasi Kelompok Tani P4K (Kasus Penerapan P4K di Kabupaten Cianjur)

0 16 103

Analisis Kesediaan Membayar (WTP) Dan Faktor Yang Memengaruhi Petani Kakao Dalam Membayar Zakat Perkebunanan (Kasus Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur).

4 18 62

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131