Pemasaran Hasil Deskripsi Variabel Terikat Y Penerapan Teknologi Budidaya Kakao

Tabel 28. Sebaran responden berdasarkan panen Panen skor Klasifikasi Jumlah orang Persentase 30 – 66,7 66,8 – 103,5 103,6 – 140 Rendah Sedang Tinggi 6 42 12,5 87,5 Jumlah 48 100 Modus 110 Tinggi Tabel 28 mempelihatkan 42 orang responden 87,5 memiliki skor antara 103,6 – 140 dengan modus 110 klasifikasi tinggi. Hal ini menunjukkan responden menerapkan budidaya kakao yang diberikan oleh BPTP, seperti langsung memanen buah yang matang berumur 4,5- 6 bulan yang ditandai dengan perubahan warna, buah yang mudanya hijau, jika matang berubah menjadi merah dan buah yang saat mudanya merah, jika matang berubahmejadi orange. Buah yang telah matang dapat dipetik dengan gunting dan pisau. Mengumpulkan buah yang telah dipetik pada tempat penampungan dan memisahkan buah yang sehat dengan yang sakit. Memecahkan buah, membersihkan biji, mengeringkan biji dan menyimpan pada keranjang dan dihindarkan bersentuhan dengan logam.

7. Pemasaran Hasil

Pemasaran hasil dalam penelitian ini adalah pemasaran yang dilakukan oleh responden, meliputi cara pemasaran dan kepada siapa hasil dijual. Sebaran pemasaran hasil responden di Desa Bandar Agung dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Sebaran responden berdasarkan pemasaran hasil. Pemasaran Hasil skor Klasifikasi Jumlah orang Persentase – 20 21 – 41 42 – 60 Rendah Sedang Tinggi 33 11 4 68,75 22,92 8,33 Jumlah 48 100 Modus 20 Sedang Tabel 29 mempelihatkan 33 orang responden 68,75 memiliki skor antara 0 – 20 dengan modus 20 klasifikasi sedang. Hal ini menunjukkan dalam pemasaran hasil, responden dapat menerima dan menerapkan budidaya kakao yang diberikan oleh BPTP. Pemasaran biji kakao petani dilakukan dengan cara berkelompok, terkordinasi dan perorangan. Petani yang memasarkan secara perorangan adalah dengan cara pembeli biji kakao yang datang ke tempat petani, pembeli membawa sendiri alat angkut, sehingga menghilangkan biaya angkut petani. Harga yang ditawarkan oleh pembeli pun sangat pantas, sehingga banyak petani yang menjual hasil usahataninya secara perorangan. Pembayaran dilakukan secara tunai dan uang pembayaran dibayarkan langsung saat transaksi. Penjualan kepada pedagang pengumpul pun lebih dipilih petani jika dibandingkan dengan menjual kepada koperasi, karena pedagang pengumpul tersebut adalah tetangga mereka sendiri, sehingga petani nyaman untuk menjual hasil usaha tani mereka. E. Rekapitulasi Penerapan Teknologi Budidaya Kakao Teknologi budidaya kakao merupakan rangkaian kegiatan mengenai berusaha tani kakao, dimulai dari penggunaan bibit hingga pemasaran hasil panen. Berdasarkan hasil penelitian penerapan teknologi budidaya kakao yang dihitung dengan menggunakan identifikasi faktor penentu impact point dan diklasifikasikan dengan kategori rendah 170 –446,7, sedang 446,8 –723,5 dan tinggi 723,6–1.000. Sebaran responden berdasarkan penerapan budidaya kakao dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Sebaran responden berdasarkan penerapan budidaya kakao Penerapan Budidaya Kakao skor Klasifikasi Jumlah orang Persentase 170 – 446,7 446,8 – 723,5 723,6 – 1000 Rendah Sedang Tinggi 40 8 83,33 16,67 Jumlah 48 100 Modus 640 sedang Tabel 30 memperlihatkan 40 responden 83,33 memiliki skor antara 446,8 – 723,5 dengan modus 640 klasifikasi sedang. Hal ini menunjukkan bahwa anggota Kelompok Tani Makmur di Desa Bandar Agung Kecamatan Sribawono Kabupaten Lampung Timur telah melaksanakan penerapan budidaya kakao yang terdiri dari penggunaan bibit, teknik bercocok tanam, pemupukan, pengairan, hama penyakit, panen hingga pemasaran hasil dengan cukup baik. Keadaan ini tidak terlepas dari BPTP yang terus membimbing dalam menerapkan budidaya kakao yang disarankan.

F. Produksi Z

Dokumen yang terkait

KECEPATAN DIFUSI INOVASI KOMODITAS JAGUNG HIBRIDA DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

1 5 78

PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 11 85

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI JAGUNG DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 18 15

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA KAKAO ANGGOTA KELOMPOK TANI MAKMUR DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 8 1

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 7

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 36 142

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT KECACATAN PASIEN MORBUS HANSEN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 4 67

Faktor-Faktor Komunikasi yang Berhubungan dengan Keefektifan Komunikasi Kelompok Tani P4K (Kasus Penerapan P4K di Kabupaten Cianjur)

0 16 103

Analisis Kesediaan Membayar (WTP) Dan Faktor Yang Memengaruhi Petani Kakao Dalam Membayar Zakat Perkebunanan (Kasus Desa Bandar Agung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Lampung Timur).

4 18 62

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131