9
4. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi
ini adalah penulis memakai acuan dari “pedoman penulisan skripsi yang
diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012
”.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pokok bahasan secara sistematis yang terdiri dari lima bab, dan masing-masing terdiri dari sub-
sub bab sebagai perinciannya. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I : pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II : tinjauan umum tentang pidana anak di Indonesia, pengertian pidana
dan hukuman, batas usia pemidanaan anak, kedudukan anak dalam hukum positif.
Bab III : tindak pidana pencurian oleh anak, pengertian pencurian, tindak
pidana anak pelaku pencurian, ketentuan hukum mengenai pidana bagi anak pelaku pencurian.
Bab IV : pertanggungjawaban pidana dalam tindak pidana pencurian oleh
anak, penerapan hukum pidana materiil terhadap tindak pidana
10
pelaku pencurian yang dilakukan oleh anak dalam putusan nomor: 808Pid.B2011PN.MKS, analisis sanksi pemidanaan anak dalam
perspektif hukum Islam. Bab V
: merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA ANAK DI INDONESIA
A. Pengertian Pidana dan Hukuman
1. Pengertian Pidana Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang
yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Di dalam hukum modern, pida
na juga meliputi apa yang disebut “tindakan” tata tertib. Dalam pengertian hukum adat, istilah “pidana” dipersamakan dengan istilah
“reaksi”.
1
Secara normatif, pidana juga dapat diartikan sebagai kerangka berpikir tentang
hukum, keberlakuannya,
penerapannya, pembentukan,
dan penegakannya harus berdasar kepada segala bentuk peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang hukum tersebut. Pandangan ini mutlak memberlakukan dogmatika hukum yang bersumber pada hukum positif,
sehingga memperhitungkan tentang faktor empiris yang mengukur manfaat keberlakuan hukum dengan melihat kondisi atau fakta di masyarakat, disebut
pandangan positivistik.
2
Di Indonesia, suatu pidana diatur dalam sebuah undang-undang hukum pidana, yang mana berfungsi dalam mengatur tindakan pidana dan pidana
1
H. Muchammad Ichsan dan M. Endrio Susila, Hukum Pidana Islam Sebuah Alternatif, Yogyakarta: Lab Hukum FHUMY, 2008, h. 3.
2
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 9.